Sepertinya, topik bahasan kali ini berhubungan dengan sebelumnya. Iya karena memang saya lagi pengen banget makan puding. Gara-garanya weekend kemarin saya dan Steffen berkunjung ke rumah adik perempuannya dan selama saya disana, saya disuguhi puding coklat hmm enak sekali. Maklumlah, Katrin (itu nama adik perempuannya) punya anak kecil, namanya Eric. Sayapun ketagihan puding dan jadinya 'nyandu' (sepertinya istilah ini negatif banget ya?). Tapi kalo cuma kecanduan puding kayaknya tidak ada masalah deh. Akibatnya, begitu kembali ke kota tercinta, Ingolstadt, sayapun langsung mencari puding, tapi apa mau di beberapa toko kecil yang saya kunjungi, saya tidak menemukannya. Perjuangan untuk sebuah puding pun saya sudah ceritakan ke teman-teman. Iya, sampai saya harus jalan dan berkeringat di musim dingin ini (by the way, kalo jalan ke tengah kota sih tiap hari harus, pulang pergi ke tempat kursus kira-kira 20 menit jalan kaki).
Sayapun akhirnya cerita ke Steffen kalo belakangan ini saya lagi pengen banget makan puding dan sudah saya cari-cari tapi belum ketemu. Saran dia saya harus ke supermarket (istilah supermarket disini berarti memang toko yang besar, super=besar dan market=toko). Tapi, teman-teman, supermarket disini ga ada apa-apanya sama Giant hehehe. Kira-kira se-Alfa Ahmad Yani gitu deh. So back to puding! Demi puding saya memang harus jalan lebih jauh lagi. Worthed? Ya iyalah, maka kemarin pun saya sudah meniatkan tekad bulat-bulat sepulang kursus saya langsung ke supermarket ini untuk mendapatkan puding yang saya impikan. Tapi apa yang terjadi? Dalam perjalanan pulang turunlah hujan. Bisa teman-teman bayangkan, sudah udara dingin eh hujan pula. Sungguh tidak nyaman. Maka sayapun mengurungkan niat untuk berjalan lebih jauh lagi, maunya langsung pulang dan mandi air hangat hmm enak sekali.
Sedikit kecewa?? Ya... Setelah berhangat-hangat ria di pancuran, saya berdiri di depan jendela dapur, menghangatkan diri di depan pemanas (disini mereka menyebutnya Heizung), melihat hujan dan lagi-lagi membayangkan saat itu sedang enak-enaknya menikmati puding coklat nyam nyam. Saya pun langsung sms Steffen dan bilang kalau saya tidak jadi pergi ke supermarket untuk beli puding karena hujan (oh iya, ini hujan pertama loh, tandanya sebentar lagi mau Spring). Saya coba untuk menyibukkan diri saya dalam buku-buku tentang Grammar bahasa Jerman (ya ampun sampai segitunya). Tanpa terasa hari sudah sore, hujan pun sudah berhenti. Mau pergi sekarang ke supermarket buat beli puding? hmmm kayaknya juga sudah males, mungkin besok. Tapi apa yang terjadi?? Steffen datang sepulang dari kerja...dan dia membawa banyak puding dan sekotak coklat Ferrero. Huah senangnya!!! (hmm jadi makin cinta deh ehem ehem love is in the air!) Dia bilang dia tidak tahu mana yang saya suka jadi dia beli 3 macam dan masing-masing 4 buah (banyak banget!!) Terus dia bilang: "Well, let's see that you'll only eat pudings for the whole month". Dan sayapun langsung bilang: "No no no...just give me couple days and youl'll see hehehehe". *nyam nyam eating puding and writing the posting is the best thing* Jadilah kunikmati hidupku dengan puding di sisiku huah...nikmatnya!!!
PS: ini Eric, keponakannya Steffen. Lucu banget ya??!! Memang image-nya kekecilan, kalau mau lebih jelas bisa mampir ke Gallery saya dan lihat lengkap fotonya di directory "weekend". Harusnya dia sudah bisa ngomong tapi sementara kata favoritnya cuma "mama" dan "alle" (a.k.a habis). Dan dia suka sekali membuat suara-suara lucu seperti "oaa" dan "hmmm". Kalau di depan tv langsung aja dia ambil video, menyalakan playernya sendiri dan duduk manis nonton film kesukaannya "die Biene Maja" (kartun lawas Jerman tantang lebah madu bernama Maya). He is very adorable!!!
1 comment:
Aih, emang lucu ya ngeliat anak kecil. Ngeliat si Eric jadi inget Tobias, anak asuhku waktu tinggal sama Gastfamilieku di sini. Lucu, mungil persis kayak si Eric. Sering aku pakein topi yang seperti itu lagi, hehehe.... sayang, tempat tinggalnya jauh sih! Jadi ngga bisa sering2 nengokin dia :(
Post a Comment