Tuesday 24 October 2006

Selamat hari Raya Idul Fitri

Pada hari yang penuh berkat ini, ijinkan saya menghanturkan maaf saya dari dasar hati yang paling dalam, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tak disengaja. Minal Aidzin Walfaizin. Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1427H.

Tuesday 23 May 2006

Perjalanan Pulang

Sebenarnya saya sudah lupa sama perjalanan pulang saya karena memang sudah berminggu-minggu yang lalu. Yang saya ingat sih perjalanan saya itu lama sekali dan melelahkan, mana saya juga sempat sakit sehari sebelumnya. Tapi untungnya perjalanannya lancar dan aman-aman saja. Turbulance sih tetap ada tapi saya juga jadi terbiasa. Untuk perjalanan dari Jerman ke Dubai saya tempuh sekitar 5 jam-an, itupun tidak semua kursi terisi. Bahkan ada bule yang dengan asyiknya nylonjor (bahasa Indonesia yang baiknya apa ya?) di kursi tengah, kelihatan enak sekali.

Seperti biasa saya selalu minta yang dekat jendela, jadi kebanyakan saya menghabiskan waktu melihat pemandangan langit diluar sana sambil membayangkan jauhnya jarak antara saya dan Steffen (aduh jadi sedih deh). Memang sih selama perjalanan, saya sedikit kesepian karena tidak ada yang bisa diajak ngomong, mau nonton film juga males, mana saya juga tidak bisa tidur di pesawat. Ngantuknya baru terasa waktu transit di Dubai. Saya tiba tengah malam dan harus menunggu sekitar 3 jam sampai penerbangan saya selanjutnya.

Begitu pintu gate boarding dibuka saya juga sudah siap antri. Ternyata di sana banyak sekali para TKW asal Indonesia yang saling berbicara dengan logat Sunda. Juga ada beberapa grup ibu-ibu yang ikutan tour. Ada juga beberapa orang Indonesia yang sepertinya baru pulang berlibur dari Itali. Ada juga beberapa turis bule yang datang dari Perancis. Ada juga beberapa orang Srilanka dan Singapura. Pokoknya ruangan itu jadi penuh hiruk pikuk. Oh sekedar informasi, tapi jangan kaget ya. Penerbangan saya selanjutnya akan menempuh waktu sekitar 12 jam!!! Gila banget kan??!!

Iya, dari Dubai pesawat akan transit di Srilanka selama 1 jam kemudian lanjut ke Singapura dan transit lagi 1 jam untuk selanjutnya menuju Jakarta. Nah kebayangkan bagaimana lelahnya diriku ini ihik ihik. Untungnya untuk penerbangan yang kedua ini saya dapat teman ngobrol. Namanya Mbak Atik dari Indramayu. Dia baru 6 bulan mengais rejeki di Kuwait hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang kampung karena tidak kerasan. “Aduh Mbak, majikan saya itu galak sekali. Saya itu cuma dikasih makan nasi ampas yang kayak bubur itu”, begitu curhatnya ke saya waktu saya tanya kok dia pulang juga hari itu. “Loh kan gajinya besar, Mbak”, tanya saya lagi. Kilahnya, “tapi jauh dari rumah, Mbak. Suka ga kuat kangen.”

Yah, antara Kuwait dan Indonesia, jarak jauh dari rumah buat kangen sama keluarga. Susah memang ya. Sayapun langsung ingat sama keluarga di rumah, sama papa saya yang katanya sempat nangis semalaman waktu saya pergi, dan waktu ditanya sama mama dia hanya mengucap kata “kangen”. Saya juga ingat Steffen, dan begitu jauhnya jarak hingga saya pun harus menunggu satu tahun lagi, dan selama itu juga saya hanya bisa bilang ke dia “kangen”. Yah kangen jadi buat orang suka sedih dan akhirnya tidak bisa kerja dan konsentrasi. Bahaya juga kan. Sayapun jadi maklum kalau si Mbak akhirnya memutuskan pulang kampung karena kangen sama keluarga di Indramayu walaupun gaji kerja di negeri orang lebih menggiurkan.

Dan akhirnya, saya pun sampai di Jakarta dengan selamat. Disambut oleh Om saya yang sempat terjebak macetnya Jakarta (kapan gitu loh Jakarta ga macet!!) dan juga disambut guyuran hujan. Untungnya proses pengambilan baggage dan urusan imigrasi saya lancar car car dan seketika itu juga badan saya langsung sakit semua karena terlalu lama duduk di pesawat. Malam itupun saya tidur di tempat Om saya (walaupun lagi-lagi tidak bisa tidur karena masih bingung sama waktu kali ya) dan besok sorenya saya pun langsung pulang ke Surabaya. I’m home, at last!! Another year to go!

Maaf

Akhirnya sampai juga saya di Surabaya yang panas terik ini. Sebelumnya saya minta maaf kalau sudah cukup lama blog saya ini sempat terbengkalai. Saya saja sampai kaget kaget waktu buka, lha kok jadi kacau balau begini hehehe. Maaf ya kalau cutinya lama juga. Mohon maklum lah kalau di Indonesia sini saya memang rada susah mau online. Sebenarnya sih dirumah bisa tapi berhubung fasilitas yang instan itu ternyata kecepatannya jauh dari “instan”, selain itu juga penggunaannya harus rela antri dengan adik terkecil yang lagi sibuk-sibuknya perlu internet untuk tugas akhirnya.

Jadi sekali lagi saya minta maaf ya, kalau untuk update blog sementara ini saya cukup jatuh bangun hehehe. Ya kalau bisa pasti saya sempetin-sempetin. Akalnya sih, saya tetap menulis setiap kali saya mau dan sempat menulis. Datanya saya save di laptop kesayangan (meskipun sudah rada bobrok hehehe) dan juga saya back-up ke dalam flash disc saya. Nah, flash disc itu tadi yang saya bawa kemanapun saya pergi dan setiap kali saya bisa nge-net pasti langsung saya posting.

Semoga teman-teman bisa maklum ya, dan kalau kalian baik hati pasti mendoakan saya cepat kembali lagi ke Jerman, supaya bisa rajin posting hehehe. Buat teman-teman saya yang bisa menggunakan fasilitas internet di kantor, saya sarankan kalian untuk bersyukur setiap hari hehehe. Salam buat Jeng Tyka dan Mbak “Budhe”-ku tersayang. Kapan nih mau ketemuan?

Wednesday 19 April 2006

"Kerokan"

Sepulang dari Itali, Steffen terus-terusan mengeluh tidak enak badan, katanya semua serba salah. Tenggorokan sakit, hidung buntu, kepala pusing, perut kembung, dan kunjungan rutin ke kamar mandi membuatnya terbaring lemas di sofa kesayangannya. Saya jadi tidak tega juga. Akhirnya saya suruh dia tiduran di ranjang kamarnya dan seluruh badannya saya kasih minyak kayu putih yang memang saya bawa dari Indonesia. Satu botolpun hampir habis cuma sama Steffen sendiri. Dia suka sekali sama wanginya dan juga rasa hangatnya kalau dioleskan di seluruh tubuh. Oh perkenalannya sama minyak kayu putih ini pertama kali waktu kunjungannya ke Indonesia tahun lalu. Waktu itu dia sempat kena diare (mungkin karena kaget kena makanan Indonesia), terus sama Mama saya langsung saja dia dikasih minyak kayu putih, asli loh dari Ambon sana, bukannya botolan cap gajah yang dijual di pasaran.

Kasihan juga dia, harus nyetir sendiri nonstop 16 jam. Kita mulai jalan dari Roma jam 10 pagi dan sampai di Ingolstadt jam 2 pagi. Itupun tanpa berhenti makan siang, cuma berhenti di pompa bensin buat isi bensin dan menyalurkan hasrat alamiah. Kita sudah persiapan dengan beberapa apel, biskuit, dan beberapa makanan ringan lainnya. Maklum ceritanya mau ngirit, soalnya makan di Itali ternyata jauh lebih mahal dari di Jerman. Mungkin karena kurang makan akhirnya Steffen jadi sakit? Bisa jadi. Well, sebenarnya bisa saja kita sampai di Jerman lebih awal. Tapi, lagi-lagi, demi ngirit, kita menghindari jalan tol (kalau disini istilahnya Autobahn). Soalnya di Itali itu beda sama di Jerman. Kalau di Jerman, Autobahn-nya bebas biaya tapi kalau di Itali kita dikenakan biaya dan lagi-lagi amat sangat mahal, bisa sampai 50€. Sebenarnya sih jalannya enak dan juga pemandangannya indah karena kita lewat pinggiran Italia, pesisir Adriatic Sea , yang memisahkan Italia dan Kroasia. Tapi begitu dekat dengan perbatasan Italia dan Austria kita malah diarahkan lewat pegunungan. Oh ya, waktu itu kita menggunakan navigation system , jadi enak tidak perlu lihat-lihat peta lagi, sudah ada suara dari alat itu yang memberi komando ke-kiri atau ke-kanan. Waktu itu sudah sore dan kita sempat khawatir karena pegunungan ini biasanya masih bersalju sedangkan ban mobil Steffen sudah tidak memenuhi kapasitas jalanan dengan salju. Bayangkan saja, sudah jalannya berkelok-kelok, pinggir sudah jurang, kabut juga kadang menghalangi pandangan jalan, dan sudah mencapai ketinggian 1500 meter dari permukaan laut tetap saja kita belum mencapai puncak. Saya pun sudah tidak dapat menutupi ketegangan saya, karena saya langsung pegangan kuat-kuat tiap kali ada belokan tajam. Makin atas, salju makin tebal di pinggir jalan dan kabutpun makin banyak. Ya, akhirnya kitapun sampai di puncak pegunungan itu dan begitu kita cek, kita ada diatas ketinggian 2200 meter dari permukaan laut. Hebat hebat!!! Di puncak ini kita sempet berhenti juga sepersekian detik, karena hasrat saya sudah tak tertahankan lagi untuk menyalurkan hasrat alamiah hehehe. Mungkin Steffen juga sebenarnya tegang karena jalannya memang curam sekali, dan karena itu dia jadi sakit.

Besoknya dia makin parah. Badannya panas sekali dan dia sama sekali tidak mau makan. Memang bandel! Padahal saya sudah bilang, makan saja sedikit dan bisa minum obat dan langsung tidur. Dia terus-terusan bilang kalau dia kedinginan dan memang dia menggigil padahal dia sudah pakai kaos rangkap 2 ditambah pullover dan saya kasih selimut yang tebal 2 tumpuk. Semua manusia juga pasti langsung keringatan tapi dia masih tetap saja kedinginan. Hm, saya jadi tambah bingung dan agak takut juga kalau dia sampai kenapa-kenapa. Mana pesediaan makanan ya cuma beras saja dan memang saya sudah buatkan bubur buat dia. Buka lemari sana-sini akhirnya saya ketemu bawang merah dan jahe. Saya jadi ingat nenek saya (almarhum) yang suka sekali merajang bawang merah kalau perut saya kembung. Jadilah saya rajang 1 siung bawang, sedikit jahe dan terus saya tuangkan minyak kayu putih saya sampai habis. Saya remas-remas sebentar sampe minyakn kayu putihnya bercampur sama bawang merah dan jahe. Setelah itu saya bilang ke Steffen, "apa kamu mau coba pengobatan tradisional ala Indonesia? Tapi bakalan bau banget and hopefully bisa buat kamu keringetan". Eh, ternyata dianya mau aja. Ok deh langsung saja saya labur itu ramuan campur-campur ke seluruh badannya dia. Pokoknya bau banget! Ya bau bawang merah gitu tapi pasti bisa buat dia agak hangat, la wong tangan saya saja ikutan panas dan sayapun ikutan nangis bombay gara-gara bau bawangnya buat perih mata.

Setelah percobaan pengobatan tradisional itu Steffen pun tertidur lelap dan setelah saya cek, panasnya lumayan menurun. Sepertinya badannya mulai terasa hangat gara-gara bawang merah ramuan saya. Syukurlah. 1 jam kemudia dia terbangun dan dia bilang kalau dia mau ganti baju karena dia keringetan selama tidur. Well, that's good, demamnya jadi lumayan turun. Setelah itu diapun mau makan bubur buatan saya dan langsung saya kasih Panadol yang lagi-lagi memang saya bawa dari Indonesia. Oh, dia saya kasih Panadol karena dia mengeluh pusing dan juga karena demamnya. Setelah itu dia tidur lagi untuk waktu yang cukup lama. Bangun-bangun dia teriak lapar dan minta dibuatkan bubur lagi sama teh hangat rasa peppermint katanya. Wah dia sudah kayak bayi aja manjanya. Dan tetap mengeluh kalau badannya sakit semua dan juga kepalanya masih pusing. Dia sempat minta Panadol lagi sih tapi saya tidak kasih. Saya sih mikirnya jangan-jangan dia masuk angin (walaupun di Jerman sini tidak ada angin yang suka masuk-masuk hehehe). Saya tanya ke dia, "Steffen, kamu mau coba pengobatan yang lebih tradisional lagi? Tapi kali ini pasti agak sakit, tapi sakit enak kok". Dia tanya, "Sakit? Emangnya diapain?". Saya bilang lagi, "Istilah Indonesianya dikerokin. Badan kamu saya kasih balsam hangat trus pakai uang koin saya kerok sampai badan kamu merah yang artinya anginnya keluar or at least dipaksa keluar. Mau ya?". Eh, dianya ngangguk pasrah. Ok langsung saja saya buka koleksi koinnya dia. Saya coba pilih-pilih koin yang tidak terlalu tajam dan akhirnya saya ketemu koin 20 cent euro. Langsung saja Steffen saya kerokin tanpa ampun. Meskipun dia meringis bahkan sampai teriak kesakitan, saya tetap maju terus pantang mundur. Ternyata memang merah banget bahkan bercampur ungu gitu. Jadi benar dugaan saya kalau di Jerman pun ada yang namanya masuk angin meskipun Steffen tidak percaya. Setelah rata dari leher, punggung dan dadanya saya kerokin, diapun benar-benar tidur dengan pulasnya. Dan, paginya demamnya benar-benar hilang, dan juga sakit kepalanya. Saya senang sekali bukan main. Hari itu kebetulan mama papanya Steffen mau dateng bawa chicken noodle soup yang katanya memang buat orang sakit. Untungnya Steffen sudah tidak begitu parah, yah cuma pilek aja. Ternyata ujung-ujungnya dia kena flu.

Ternyata saya ketemu juga koin euro yang bisa dipakai buat kerokan hehehe. Tapi nanti kalau saya balik lagi ke Jerman, saya tidak akan lupa bawa koin kerokan yang asli biar lebih afdol begitu. Hayo, teman-teman yang ada di Jerman, ada yang mau saya kerokin? Gratis kok. Mbak Tina, c Vivie, atau Sylvia?

Sunday 16 April 2006

Frohe Ostern!

I would like to greet all my fellow Bloggers who celebrates Easter! Happy Easter and may the spirit of Easter brings peace to all human kinds in all over the world!

Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

Saturday 8 April 2006

On Vacation

Selama seminggu kedepan saya ijin cuti dari dunia per-blog-an. Buat pihak-pihak yang berwenang, terima kasih atas ijin dan perhatiannya. Buat teman-teman, tetap boleh kok meninggalkan sepenggal atau dua penggal kata di shoutbox saya kalau memang kangen sekali sama saya (saya ini ngangenin loh). Well, I'm on my vacation to Italy for a week. Besok pagi-pagi sekali saya dan Steffen akan berangkat dan perhentian pertama adalah Pisa. Disini kita akan bermalam selam 3 malam dan kita akan menggunakan waktu kita untuk mengunjungi (of course) Pisa, Florence, dan Genoa. Saya pun akan mengunjungi teman lama saya di Genoa (Hi Flo, can't wait to meet you!) Janjinya sih dia mau jadi tour guide but let's see. Soalnya dia juga lagi sibuk-sibuknya, barusan pindahan dari Milan to Genoa. Dari Pisa kita akan menuju Roma dan lagi-lagi bermalam selama 3 malam disini sebelum akhirnya pulang.

Hari ini saya resmi sakit flu. Hidung saya tak henti-hentinya mengeluarkan cairan (ups, sorry guys, but that's the fact hehehe) dan tenggorokanpun gatalnya bukan main. Suara saya pun perlahan-lahan tapi pasti mulai hilang dari jagad raya. Hm bolak balik saya nyanyi "aku wanita yang sedang jatuh cinta ohhhhh.." (bergaya ala Reza Artamevia. Btw, gmn kabarnya aa Gatot, neng Reza?). Steffen cuma bisa terbegong-bengong, kali dia juga mikir dalam hati: "I think there's something wrong about this woman! Run Steffen run...". Iya suaraku makin seksi aja jadinya hehehe maklum biasanya juga sudah seksi kok.

Hari ini kita sudah mulai persiapan. Steffen lagi pergi buat ganti ban mobilnya into those summer tyres dan sekalian dia juga nge-cek mobilnya. saya sudah siap dengan daftar belajaan makanan ringan dan minuman buat di perjalanan. Intinya biar ngirit abisnya hotel kita cukup mahal loh, maklum kan lagi libur Easter, so berbondong-bondong orang dari segenap penjuru dunia numplek blek di Roma. Umumnya sih mereka mau nyambangin eyangnya di Vatikan hehehe. Saya sendiri pun rencana mau ikutan misa di sana, itupun kalau kebagian tempat.

Well, setelah dipaksa Steffen untuk menghirup uap panas yang diberi beberapa tetes obat yang namanya Sanopin, saya merasa agak baikan. Jadi ini postingan terakhir sebelum saya cuti, dan setelah ini saya akan menyiapkan makan siang juga siap-siap untuk pergi belanja. Oh, I'm going to miss you all, guys. Shout it all for me, ok!!! Tschüs!

Friday 7 April 2006

Time


Today the firmament is illuminated by blue
but my surroundings are still in haze
my thoughts full of questions
and my head is in frantic

last night still seemed so real
and again I have the regret
why I don't have the control of nature
just to capture the time

and today I deal again with the thoughts
that everything seems like "Morgan le Fay",
when I find my comforting oases
they're all gone, all of a sudden
Yes, time has stolen them

Yesterday could be hazy
for me, today is still the same
and for all my future days
as long as the time is still spinning
and stealing all away from me
Oh, time, I loathe you!

"begitu sempitnya waktu, begitu besarnya cinta" -Ungu Violet-

"Guten Morgen, Emirates..."

Beberapa menit yang lalu saya barusan saja menaruh gagang telpon yang sekarang berada manis disebelah kanan saya. Akhirnya penerbangan pulangpun sudah ter-confirmed. Meskipun bolak-balik orang-orang bilang kalau saya tidak perlu menelpon emirates untuk konfirmasi flight back saya, bahkan di website-nya Emirates juga ditulis kalau re-confirmation itu tidak perlu, tetep aja saya keukeuh telpon hanya sekedar untuk memastikan dan merasa lega. Sapaan ramah dan renyah yang terdengar, seorang petugas reservasi pria: "Guten morgen, Emirates..." Jadi inget waktu saya kerja di hotel reservation. Sayapun langsung menyahut: "Good morning, this is Caroline Limongan calling... Dan hanya dengan beberapa menit pria itupun menegaskan: "Ok, Ma'am, your flight's been set". And I said: "Thank you very much, good morning" Sayapun mengakhiri pembicaraan yang singkat antara Ingolstadt - Emirates representative office di Munich Airport terminal 1. As I hung up the phone, I asked myself, "Carol, are you ready to go home?". Yes, I guess I have to, right?! At least I have faith that I'll be back soon and live happily ever after. The end.

Thursday 6 April 2006

"Sperrmüllaktion"


Image hosting by PhotobucketDari minggu lalu saya sudah dapat selebaran pemberitahuan dari pengurus wohnung (apartemen) bahwa hari ini bakal ada pengumpulan sampah. Sampahnya bukan sampah yang sehari-hari kita buang dan kita taruh di tempat sampah, melainkan sampah dalam bentuk yang lebih besar. That's why they can't fit into the trash bin! Contohnya: kayu-kayu bekas, furniture bekas, matras/kasur, mainan anak-anak, sepeda rusak dan lain sebagainya. Pokoknya semua barang yang sudah tidak terpakai lagi dan umumnya di taruh di keller (basement/gudang). Yang tidak boleh ikutan dibuang adalah barang-barang elektronik dan barang-barang yang terbuat dari metal. Jadinya kemarin itu para mieter (tenant/penghuni) apartemen saya dan sekitarnya berbondong-bondong membuang barang-barang bekas mereka. Kebetulan salah satu titik pembuangan berada dekat pintu masuk apartemen saya. Jadinya saya bisa ngintip-ngintip sedikit kira-kira apa yang mereka buang. Pada umumnya sih lemari tua yang sudah somplak (kalau orang Jakarta bilang), kalau orang Jawa bilang itu istilahnya "gupil" hehe. Ada juga yang buang peralatan barbeque mereka, ada roda sepeda bekas, kayu-kayu, dan triplek. Makin sore makin menggununglah barang-barang itu di tepi jalan. Sayapun makin seru mengintip dari jendela dapur saya. Dan hari ini sekitar pukul 10 pagi tadi, para petugas kebersihan sini mulai mengambil barang-barang itu dan melemparnya ke dalam truk sampah mereka, dan barang-barang itu langsung digiling remuk. Wah, sayang juga ya, padahal ada meja kecil lucu (walaupun kelihatan tua banget) yang mungkin bisa sedikit didempul (betul ya itu istilahnya?) dan dikasih cat baru...hmm pasti cantik sekali. Sebenarnya dari kemarin saya ngintip timbunan sampah itu, tangan saya pun sudah gatal kepingin ngambil. Mungkin nanti kali ya kalau saya sudah benar-benar menetap disini hehehe. Hm, jadi kepikiran kalau ini terjadi di Indonesia pasti barang itu sudah habis ludes sama tukang rombeng sebelum diangkut sama petugas sampahnya.
Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

Graphical Event

Dapet dari tempatnya Mbak Tisi:

Wednesday 5 April 2006

Gak Enak Badan

Sudah beberapa bulan di Jerman, baru kali ini ngerasain badan gak enak semua, mana hari ini cuacanya mendung banget bikin suasana hati makin bete. Rasa-rasanya sih ini mau flu soalnya dari kemarin badan sudah linu-linu semua dan hari ini kepala dan tenggorokan mulai terasa gak enak. Yah, lengkaplah sudah! Padahal dari 3 hari yang lalu saya sudah rajin minum redoxon yang saya bawa dari Indonesia. Steffen juga beliin bonbon vitamin yang dalam satu hari langsung saya habiskan sendiri. Hehehehe habis enak sih! Dan kemarin pun saya sudah minum satu tablet Neozep yang merupakan sangu dari mama tercinta hehehe. Tapi kenapa badan ini kok makin terasa gak enak saja ya? Apa Neozep gak mempan disini? Biasanya sih kalau di kampung halaman tercinta, badan gak enak seperti ini pasti langsung jadi korban koinnya mama, alias dikerokin. Tapi disini siapa juga yang mau ngerokin, boro-boro ada yang ngerti! Harusnya sih hari ini rencananya mau keluar ke tengah kota buat belanja, lagian Steffen minta dibuatin spagetti kesukaannya. Tapi apa boleh buat, cuaca seperti ini dan kondisi badan yang lagi drop gini bawaannya cuma pengen rebaan di rumah aja. Barusan saja tadi message buat Steffen terkirim. Beritanya: kalau kamu mau makan spagetti malam ini, tolong nanti kamu mampir dan beli "hackfleisch" (daging cincang), soalnya saya gak bisa keluar karena lagi gak enak badan. Dia baca gak ya? Soalnya sampai sekarang kok belum ada reply-nya. Ya, semoga saja saya tidak jadi pilek beneran. Doain ya teman-teman!

Tuesday 4 April 2006

Sebuah Cerita

Di Jerman sini sudah mulai musim semi dan udaranya pun sudah lebih hangat, ya kira-kira sekitar 10°-15°C. Jaket tebal (thanks to Om Darman and family) yang saya bawa dari Indonesia pun sudah tidak terpakai lagi soalnya kalau dipakai suka kepanasan sendiri. Jadi belakangan ini kalau keluar-keluar saya cuma pakai pullover aja. Tapi masalahnya, kalau hujan anginnya suka kencang dan dingin juga, tapi apa boleh buat, saya sama sekali tidak berbekal jaket yang biasa ataupun jaket waterproof. Dan satu hal lagi, saya cuma bawa 2 t-shirt (kaos). Dulu waktu winter saya suka pakai kaos itu buat rangkapan. Pikir-pikir kayaknya buat musim semi ini butuh deh kaos lagi sama jaket dan sebuah payung kecil yang bisa dibawa-bawa. So, saya luangkan satu hari khusus buat shopping sekalian belanja kebutuhan sehari-hari dan untuk bahan makanan selama satu minggu.

Hm, ternyata niat mau belanja baju dan jaket susah juga ya. Kalau untuk jaket rata-rata mahal juga untuk kantong saya. Satunya bisa sampai €50 bahkan sampai €100. Jeleknya saya itu masih suka bandingin sama kurs rupiah, jadi ya terang aja harganya jadi mahal banget (itu termasuk jelek apa bagus ya??? hehehehe). Begitu pula dengan kaos, kalaupun ada yang murah biasanya ukurannya besar-besar dan jelek-jelek warnanya. Itu juga sudah didiskon tetap sekitar €10 dan kalau di-kurs ke rupiah jadi sekitar 100ribu-an. Satu tempat ke tempat lainnya saya puterin satu persatu. Mungkin ada kali sekitar 2 jam saya cuma puter-puter di bagian baju cewek padahal tempatnya tidak terlalu besar, bingung dan hampir desperate juga. Dan akhirnya sayapun memutuskan untuk tidak beli walaupun sebenarnya pengen sekali beli dan ujung-ujungnya jadi agak bete sama diri sendiri.

Saya naik satu lantai ke bagian anak-anak karena memang saya mau beliin oleh-oleh buat keponakan-keponakan saya. Begitu sampai disana saya tertarik sama bagian baju dan jaket anak-anak yang didiskon sampai €5. Modelnya bagus juga dan itu untuk anak sekitar 10-12 tahun. Saya lihat dan perhatikan, hm sepertinya pas juga di badan saya toh saya tidak terlalu besar. Saya coba pas kan ke badan saya, sampai ada ibu-ibu (baca = ibu-ibu bule) yang ngeliatin saya terheran-heran, emang ada remaja umur 12 tahun tampangnya boros kayak gini hehehe!?! Sayanya sih cuek aja dan langsung aja saya ambil satu kaos lengan panjang, satu cardigan, dan satu pullover warna biru. Hm, saya langsung ke kasir sambil senyum-senyum sendiri, dalam hati saya ngomong sendiri: "Rol Rol, enggak di Indonesia enggak di Jerman doyannya kok beli baju di tempat anak kecil hehehe. Lumayan untuk €15 saya dapat 3 baju. Tapi betapa kagetnya begitu saya sampai di kasir eh trus Mbaknya (uh serasa di Indonesia aja ya manggilnya Mbak), maksud saya Bulenya yang dikasir bilang: "neun euro, bitte" (€9). Sayapun terkaget-kaget tapi setelah saya selidiki ternyata untuk kaos dan cardigannya saya hanya bayar €2 for each . Murah banget!!! Wah saya senang banget deh. Setidaknya saya sudah ada kaos buat pergi ke Italy minggu depan, karena denger-denger di sana udaranya lebih hangat. Hm, can't wait! Dan sebelum pulang tidak lupa saya beli satu payung mungil warna biru dongker.

Wednesday 29 March 2006

Regensburg


Hari Senin kemarin saya, Steffen, Katrin, Robert dan Eric, jalan-jalan ke Regensburg. Kebetulan Katrin, adiknya Steffen, juga libur hari itu. Rencananya memang saya dan Steffen nganterin dia beli kereta dorong baru buat Eric dan sekalian ke Altstadt (Old City) di Regensburg. Berangkatnya sih cuacanya cerah banget bahkan di mobil kita sempat kepanasan dan buka jendela. Hm udaranya segar! Perhentian pertama kita adalah sebuah pusat mebel yang cukup besar. Setelah menimbang-nimbang dan berbingung-bingung ria, akhirnya Eric dapet kereta dorong baru warna biru.

Cuaca pun mendadak mendung dan awanpun mulai berubah warna. Kita semua berharap semoga tidak hujan karena kita memang mau jalan-jalan keliling kota. Tapi yang namanya alam kita juga tidak bisa apa-apa. Dalam perjalanan menuju ke Altstadt hujan mulai turun rintik-rintik bahkan sampai kita parkir pun masih tetap hujan. Apa boleh buat, hujan boleh turun tapi yang namanya jalan-jalan tetep dong! Untung aja hujannya gak deres-deres amat jadi gak sampai basah kuyup. Eric pun menikmati kereta dorong barunya.

Kita pun asyik berkeliling kota. It's a nice town dan banyak bangunan yang indah. Disana ada Cathedral of St. Peter yang bangunannya tua banget. Arsitekturnya mencerminkan gaya Gothic asli Jerman yang dibangun tahun 1274-1520 diatas peninggalan gereja Romanesque.
Regensburg Cathedral (Dom St. Peter):
The city's Gothic Cathedral of St. Peter was built from 1274-1520 on the site of a large Romanesque church, some portions of which are integrated into the current structure. The spires and upper portions of the towers are 19th Century additions.
Sejarah kota inipun cukup menarik. Pernah menjadi ibukota Bavaria dan juga merupakan kota yang menarik perhatian turis karena sisa-sisa peninggalan kerajaan Romanya. Disini banyak gang-gang kecil seperti di Itali (padahal belum pernah ke Itali hehehe). Ada juga jembatan Steinerne (Steinerne Brücke) yang dibangun tahun 1135-1146. Jembatan ini merupakan jalur perdagangan Eropa Utara dan Venesia di jaman itu, dan dibawah jembatan ini mengalir deras sungai Danube.

Disini kita juga banyak buat foto. Walaupun hujan tapi kota ini tetap kelihatan cantik. Kita pun sempat makan siang di depan Katedral St. Peter dan minum kopi di pinggir sungai Danube yang terkenal itu. Matahari perlahan mulai muncul dan udarapun jadi sedikit hangat. Eric pun mulai rewel, mungkin karena kecapean jalan dan akhirnya kitapun memutuskan untuk pulang. It was a very nice day. Für Katrin und Robert: "Danke für den schönen Tag!"

Friday 24 March 2006

Nice Tunes!

These past 2 days I've been listening to this music from Katie Melua called Nine Million Bicycles. It's a very easy listening tunes that makes you enjoy the day. I just love it, the music, the lyrics, and the video.

Das Einstein-Rätsel

Semalam, saya dan Steffen tiba-tiba menemukan sebuah teka-teki yang cukup seru. Gara-garanya Steffen lagi asyik bongkar file lamanya di komputer, eh ternyata dia menemukan riddle ini. Dia bilang waktu itu dia menghabiskan 2 jam untuk mencoba menyelasaikan riddle ini tapi belum ketemu juga jawabannya. Akhirnya kita coba dan dalam waktu yang cukup singkat kita bisa menyelesaikannya. Hm, what a team work! Ini saya kasih versi Jermannya dan juga versi Inggrisnya. Ya, itung-itung sambil belajar bahasa kan. Teman-teman boleh coba dan kalau suda tahu jawabannya boleh kasih tahu saya hehehe. Well, let's see who's the first can solve it!

Einstein verfaßte diese Rätsel im letzten Jahrhundert. Er behauptete, 98% der Weltbevölkerung seien nicht in der Lage, es zu lösen. Es gibt keinen Trick bei diesem Rätsel, nur pure Logik.

Aufgabenstellung:

1.Es gibt fünf Häuser mit je einer anderen Farbe.
2.In jedem Haus wohnt eine Person einer anderen Nationalität
3.Jeder Hausbewohner bevorzugt ein bestimmtes Getränk, raucht eine bestimmte Zigarettenmarke und hält ein bestimmtes Haustier.
4.Keine der fünf Personen trinkt das gleiche Getränk, raucht die gleichen Zigaretten oder hält das gleiche Tier wie einer seiner Nachbarn.

Frage: Wem gehört der Fisch?

Ihre Hinweise:
Der Brite lebt im roten Haus
Der Schwede hält einen Hund
Der Däne trinkt gerne Tee
Das grüne Haus steht links vom weißen Haus
Der Besitzer des grünen Hauses trinkt Kaffee
Die Person, die Pall Mall raucht, hält einen Vogel
Der Mann, der im mittleren Haus wohnt, trinkt Milch
Der Besitzer des gelben Hauses raucht Dunhill
Der Norweger wohnt im ersten Haus
Der Marlboro-Raucher wohnt neben dem, der eine Katze hält
Der Mann, der ein Pferd hält, wohnt neben dem, der Dunhill raucht
Der Winfield-Raucher trinkt gerne Bier
Der Norweger wohnt neben dem blauen Haus
Der Deutsche raucht Rothmans
Der Marlboro-Raucher hat einen Nachbarn, der Wasser trinkt
------------------------------------------------------------------------------------------
Einstein's riddle - Who has the Fish?

Einstein wrote this riddle last century and said that 98% of the world’s population would not be able to solve it.

1.There are 5 houses that are each a different colour.
2.There is a person of a different nationality in each house.
3.The 5 owners drink a certain drink. They each smoke a certain brand of cigarettes and also have a certain pet.
4.No owner has the same pet, smokes the same brand of cigarettes nor drinks the same drink.

Question : Who has the fish?


CLUES
The British man lives in the red house.
The Swedish man has a dog for a pet.
The Danish man drinks tea.
The green house is to the left of the white house.
The owner of the green house drinks coffee.
The person that smokes Pall Mall has a bird.
The person that lives in the middle house drinks milk.
The owner of the yellow house smokes Dunhill.
The Norwegian lives in the first house.
The person that smokes Marlboro, lives next to the one that has a cat.
The person that has a horse lives next to the one that smokes Dunhill.
The one that smokes Windfield drinks beer.
The Norwegian lives next to a blue house.
The German smokes Rothmans.
The person that smokes Marlboro, has a neighbour that drinks water.

GOOD LUCK!!!

Thursday 23 March 2006

:Mu

belum meninggalkan dirimu saja aku sudah rindu
bagaimana mungkin aku harus jalani hidupku tanpamu?

Silence is Gold or Golden?

Lagi-lagi gara-gara ARS. Memang mahluk ini benar-benar "inspirational" (deh sampe segitunya!). Berawal dari sekedar berkunjung ke tempatnya ARS, dan posting comment. Loh kok ya ketemu tulisan silence is gold. ARS, kayaknya awalnya kamu nullis "silence is golden" kan? Trus kamu ganti jadi "silence is gold"? Akhirnya sayapun penasaran. Kalau mengikuti insting guru saya sih yang bener harusnya golden, tapi saya sendiri tidak yakin (maklum setahun tidak mengajar hehehe).

Dan saya pun sibuk browsing sana sini sekedar mencari bukti-bukti kuat (kalau belajar hukum harus begitu kan? pernyataan harus didukung oleh bukti yang kuat). So, saya menemukan 2 macam kalimat. Satu dalam "old phrase" yang bunyinya: speech is silver, silence is gold dan yang kedua saya kutip dari lagu lamanya Frankie Valli yang judulnya silence is golden. Cukup lama cari kesana kesini akhirnya saya memutuskan untuk meng-copy dan saya paste ke kolom commentnya ARS. That's it, kesimpulannya: gold itu merupakan kata benda (Noun) dan golden itu merupakan kata sifat (Adjective), dan sebenarnya keduanya itu benar penggunaannya. Masalahnya hanya pada pengertiannya saja.

Malamnya saya membantu Steffen mengerjakan tugas kursus bahasa inggrisnya, dan lagi-lagi saya ketemu "phrase" yang sama tapi yang ini bukan gold melainkan golden. Nah loh! Gimana coba? Gila aja kan kalau saya sudah dengan mantap dan pedenya memberikan informasi ke ARS dan eh ternyata salah hahahaha. Sempat juga saya dan Steffen berargumen dan hampir terjadi perang dunia ke 3 hanya gara-gara ini (anak ini emang sok tahu banget deh tapi saya juga hehehehe, udah sok tahu salah lagi!). Akhirnya kita sepakat untuk tanya ke guru kursusnya Steffen via email. Saya sih setuju aja, la wong gurunya itu native speaker dari UK sono, so kebenarannya pasti amat sangat terjamin. Dan pertanyaan via email ini langsung mendapat respon yang sangat positif. Akhirnya rasa penasaran saya pun terjawab.

Well, yang betul dalam "phrase" adalah penggunaan golden, jadi harus dalam Adjective. Tapi pada umumnya memang penggunaannya sekarang ini disalahgunakan bahkan oleh para native speaker yang usianya muda. So it's good to know about it. Ya, kita sendiri kan juga tahu bagaimana penggunaan Bahasa Inggris sekarang kacau balau dengan penggunaan bahasa "slank" kaum mudanya. Sedangkan dalam kalimat penggunaannya lebih mudah lagi, misalnya kalimat: I have a golden watch dan My watch is made of gold. Dalam kalimat pertama kata golden berlaku sebagai Adjective yang menerangkan kata benda dan pada kalimat kedua gold berlaku sebagai kata benda (Noun).

Ya, semoga informasi ini berguna juga buat teman-teman yang selalu mau belajar. Toh itu tidak ada salahnya kan. Hehehehe tenyata dari penasaran ada bagusnya juga ya!? Oh satu lagi, sekedar informasi kalau kata information dalam Bahasa Inggris itu tidak pernah ada bentul plural (jamak)-nya. Jadi kalau teman-teman membuat kalimat: saya memiliki banyak informasi maka translation yang benar adalah: I have a lot of information (selalu tanpa huruf "s" dibelakang), dan dalam kalimat there is infomation, harus selalu dengan "is" dan bukan "are" meskipun menunjukkan banyak informasi. Kadang-kadang kita sering membuat kesalahan dalam hal ini, begitupun dengan saya. Sekali lagi semoga informasi ini berguna. And don't stop learning something, guyz!

Hit the Ground


I'm tired of living,
all these white and holy things
The light is too bright,
I assume it's too much for me
I can't take it anymore.
and I can't find You here

I might not remember,
when I saw You,
the Dark that blinded me
Again I assume,
it was when the sun went down,
and You stabbed me in my loneliness

I want to go to the depth of the earth,
I want to feel the inferno,
I don't care,
I want to be always with You

And today,
I will fall,
I will hit the ground,
to see You once again,
this time for forever

Wednesday 22 March 2006

Daging Masak Paprika

Image hosting by PhotobucketSebenarnya menu ini sudah amat sangat umum. Tapi saya punya variasi sendiri hasil dari coba-coba. Teman-teman tidak perlu khawatir karena resep ini sudah terbukti kelezatannya. Caranya mudah dan bahan-bahannya gampang didapat.




Bahan:
Daging Sapi (potong tipis kotak-kotak)
½ bh Bawang Bombai (potong panjang-panjang)
1 bh Paprika (potong ukuran dadu)
6 bh Jamur kancing/Champignon (bisa 1/2 kaleng kalau jamurnya kecil-kecil)
2 bh Tomat (potong jadi 4 bagian)
1 sdm Saus tiram
1 sdm Saus Inggris
1 sdm Saus Tomat
1 sdm Susu Cair
1 sdm Kecap asin (sesuai selera)
1 gelas kecil air
½ sdt maizena
1 sdm Margarin

Cara:
1.Rebus Daging Sapi yang sudah dipotong-potong dengan api sedang sampai daging empuk, tambahkan garam agar lebih gurih. Setelah itu tiriskan
2.Panaskan margarin dan tumis bawang bombai hingga layu. Masukkan tomat dan daging sapi. Tumis hingga daging berubah warna
3.Masukkan paprika dan jamur kancing
4.Kemudian satu persatu masukkan saus tiram, saus inggris, dan saus tomat. Aduk hingga rata.
5.Masukkan susu cair, kecap asin, dan air. Aduk hingga rata. Jika ingin lebih berkuah bisa tambahkan air 1 gelas lagi
6.Masukkan maizena dan aduk perlahan-lahan hingga saus mengental. Cicipi dan jika ingin lebih asin bisa tambahkan kecap asin
7.Daging masak paprika pun siap dihidangkan besama dengan nasi hangat

Gampang banget kan? Persiapannya juga terbilang cepat, mungkin hanya butuh waktu agak lama untuk masak dagingnya hingga empuk. Silahkan teman-teman coba dan bervariasi sendiri juga tidak ada salahnya. Happy Cooking!

Monday 20 March 2006

Celaka Tiga Belas

Wah sudah jam 00.42 tapi belum bisa tidur juga. Akhirnya coba cari-cari acara di TV dan ketemu juga yang enak. Asyik ada MTV Live Jack Johnson! Lagunya easy listening banget plus ketambahan petikan gitarnya...whoa bisa bikin ngantuk nih. Tapi ujung-ujungnya bukan ngantuk tapi malah keinget-inget sama ARS. Kenalnya juga ga sengaja dari suka kirim-kirim message di shout-box, eh, malah kepikiran. Tapi bukan mikirin orangnya hehehe (sorry ye!) tapi kepikiran postingan-nya tentang RUU APP. Maunya sih gak ikutan mikir, bisa cape sendiri kan tapi namanya manusia yah tidak bisa lari dari sifat "curious"-nya. That's why curiosity kills the cat (wuih ga nyambung banget deh!) So, sekarang saya lagi memelototi RUU APP yang saya save dari blognya ARS (boleh kan ya??)

Hm belum baca semua sih, baru pasal 1 dan itupun baru sampe point yang ke-5. Tiba-tiba aja ini tangan jadi gatel pengen nulis. Jadinya malam ini aku buka halaman "Create Post" ku dan mulailah aku menekan huruf-huruf di depanku ini.

Teman-teman, saya bukannya mau mengajak berdebat atau apa, ini hanya sekedar bedah RUU APP (nah, itu kali yah istilah yang cocok). Dan ternyata sense of 3rd debater saya ternyata masih ada (hi guys, how's the debating society doing?) Ok, dari point satu perihal definisi Pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika. Hm, kalau kayak gini di lomba debat pasti udah dicecar berbagai "rebuttal", seperti: sampai sejauh mana suatu perilaku dikatakan eksploitasi seksual? apakah memepertontonkan bagian tubuh? yang mana? apa batasannya? apa memperlihatkan paha sudah dianggap pornografi? atau bagian punggung wanita yang tampak polos? Nah, kalu begitu, gimana dong dengan iklan sabun mandi?

Lalu point ke-2: Pornoaksi adalah perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum. Ya, lagi-lagi eksploitasi seksual...apa batasannya? bagaimana kalo kayak di mall-mall, banyak abg cewek yang pake celana hipster (a la masa kini) dan trus tanpa sengaja (apa disengaja??) celana dalamnya keliatan? Hayo bagaimana? Atau waktu jalan di jalan raya mau nyebarang dan lagi-lagi tanpa sengaja rok kita kena angin dan tersingkap di depan semua pemakai jalan raya...whoa!! bagaiamana? Hm, apa gadis-gadis desa di Ubud, Bali, sudah tahu mengenai RUU APP ini? Wah harus ada yang kasih tahu kalau sekarang mereka tidak boleh lagi sembarangan keluar bertelanjang dada!

Point ke-3: Media massa cetak adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan pesan­pesan secara visual kepada masyarakat luas berupa barang-barang cetakan massal antara lain buku, surat kabar, majalah, dan tabloid. Hanya ada satu komentar bagi rekan-rekan media cetak: "telur telur ulet ulet kepompong kupu kupu, kasihan deh lu!" Lalu bagaimana nasib Mbak Fira Basuki? atau Mbak Dee? Apalagi Mbak Djenar Maesa? Dan rekan-rekan novelis lainnya? Berarti di karya-karya kalian tidak boleh lagi ada kata-kata yang berbau "eksploitasi seksual"?

Dan point ke-4: Media massa elektronik adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan pesan­pesan secara audio dan/atau visual kepada masyarakat luas antara lain berupa radio, televisi, film, dan yang dipersamakan dengan film. Ya, lagi-lagi, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, BATASAN!!! Bagaimana kalau salah satu stasiun TV kita sedang meliput acara dari desa ke desa? Lalu mereka mengambil gambar beberapa anak desa yang sedang berenang di kali, telanjang bulat??!! So?? How?? Apa kabar Hard Rock FM Surabaya? Apa kabar Meti dan Ifan? Sudah lama ga denger suara kalian di pagi hari jadi kangen juga. Hm, kalian pasti terkekang ya...hehehe sekarang ga boleh ngomong jorok lagi deh! Gimana kalau pake sensor suara aja, menciptakan alat pendeteksi kata kata yang lagi-lagi berbau "eksploitasi seksual". Jadi kalau pas kita lupa kontrol, itu alat dengan otomatis mengontrol suara kita dengan bunyi-bunyian nan indah hehehe. Boleh kan idenya?

Lalu point ke-5:....zzzzzzzzzzzz....wah ternyata membedah RUU APP ini bisa lebih mujarab dari lagu ninabobok hehehehe. So, saya akan melangkahkan kaki menuju kamar tidur saya dan mulai mimpi indah, tentang apa saja yang saya inginkan. Setidaknya di dunia mimpi saya tidak ada namanya RUU APP, jadi saya boleh mimpi jorok dong hahahaha. Teman-teman, bermimpilah sebelum mimpi itu dilarang dan diatur oleh Undang-Undang! Aku bangga jadi rakyat Indonesia! Merdeka!

Hornbach Flohmarkt

Weekend ini saya pergi ke Flohmarkt atau bahasa Indonesianya itu Pasar Loak. Sebelumnya saya juga sempat jalan-jalan ke Flohmarkt waktu di Berlin, karena kebetulan nunggu kereta dan disitu ada Flohmarkt jadinya shopping deh. Namanya juga cewek! Tapi yang di Berlin lebih ke barang-barang antik sedangkan di Hornbach ini lebih ke barang bekas rumah tangga. Jadi kalau mau cari teflon bekas, gelas bekas, baju bekas, pokoknya semua ada di sini. Kalau kayak di Surabaya mah udah kayak di Demak. Barang-barang elektronik dari remote control, ada juga ban bekas, tang, palu, paku, setir mobil sampai alat catok rambut juga ada. Kalau saya sih seru-seru aja, karena siapa tahu kita bisa ketemu barang tua yang aneh bin ajaib.

Image hosting by PhotobucketAsyiknya lagi, hari itu udaranya cerah. Tetap dingin sih tapi karena ada matahari yang bersinar dengan panasnya maka badan juga jadi hangat. Hm perfect time for a walk! Umumnya Flohmarkt seperti ini banyak diadakan waktu Summer tapi udara dingin seperti sekarang ini tidak mematahkan semangat mereka untuk jualan. Kadang-kadang ada juga barang lama yang masih bagus sekali kondisinya. Yang jualan pun macam-macam orangnya. Ada yang tua, muda, dan satu kompi keluarga. Yang menarik banyak juga anak-anak sekitar umur 10 sampai 15 tahun yang juga jualan. Kadang mereka bawa meja kecil atau hanya pakai kain dibeber di jalan. Barang dagangan mereka berkisar antara mainan, buku, dan card playing seperti Yu Gi Oh! Menarik bukan. Memang anak-anak disini umumnya sudah pada mandiri dan mereka tidak melulu mengandalkan uang orang tua. Ya, ada juga sih yang tetap memanfaatkan uang orangtua dan biasanya memang dengan latar belakang keluarga yang kaya raya.

Image hosting by PhotobucketPuas puter-puter keliling Hornbach Flohmarkt, kita pun menyempatkan diri makan siang di kedai sosis. Hm enak dan mengenyangkan. Akhirnya kita pun mengakhiri perjalanan kita. Hasilnya? Saya sih tidak beli apa-apa tapi Steffen senang sekali karena dapet papan catur tua hanya dengan harga €3. Hm, mungkin minggu depan ada Flohmarkt lagi? Ya, hanya sekedar cuci mata juga tidak apa-apa. Kalau mau cari informasi saya harus rajin-rajin baca tabloid setempat. Asyik juga mengais-ngais barang tua dan bertanya-tanya dalam hati, kira-kira apa ya sejarah benda ini?

Kisah di Balik Kebiadaban

Masih berhubungan dengan postingan saya sebelumnya, saya cuma mau sharing ke teman-teman semua melalui tulisan teman saya, Bayu. Sebelumnya saya juga sudah tanya ke dia untuk ijin publikasinya di blog saya. Saya tidak akan salin semuanya tapi lebih ke intinya saja. Dan berikutnya merupakan tulisan dari teman saya, Bayu.

Tiga minggu yg lalu saya menerima pesanan kaos
dari para PHH ( Polisi Anti Huru Hara) sebagai
ketentuan baru dari atasan mereka yg
menginstruksikan bahwa semua desain kaos
dalaman polisi mesti V-neck. Belum usai kaos
terjahit, saya melihat dan mendengar kerusuhan
yang melibatkan aparat PHH dgn masyarakat di
Papua yg berujung pada bentrokan dahsyat. Tak
bisa dihindari banyak korban telah jatuh. Tiga org
PHH dan seorang TNI AU meninggal akibat
hantaman beton trotoar jalan di depan kampus
Cendrawasih Papua. Tersorot jelas oleh salah satu
kamera tv swasta, bagaimana beberapa orang
mahasiswa beserta masyarakat menghantamkan
sebuah beton ke kepala PHH yang jelas-jelas
pingsan dan tak berdaya. Saya yakin, hal itu telah
mematikan berjuta juta syaraf di kepala yang
mestinya terbebas dari benturan apa saja.

Nama nama mereka yg gugur, tertulis pada daftar
pemesan kaos yang rencananya minggu depan
selesai dan siap mereka kenakan untuk bertugas.
Ukuran mereka L, dan untuk membayar pesanan
tsb, gaji mereka terpaksa dipotong. Memotong gaji
org yg terbunuh? Ngga mungkin kan? Semestinya
saya bisa melihat tubuh kekar mereka
mengenakan karya Louder untuk mereka pakai
dlm bertugas.


Bisu? Bisu lah hak asasi manusia….karya abstrak
yang takkan pernah bisa membantu kita.


Ya, begitulah garis besar isinya. Memang teman saya ini punya usaha clothing sendiri yang cukup mapan, dan dia punya koneksi yang cukup kuat untuk pemesanan seragam pemerintahan sampai kepolisian. Cerita diatas merupakan sharing dari seorang teman yang secara tidak sengaja memiliki hubungan dengan para korban kerusuhan di Papua. Hanya dengan melihat nama-nama mereka pada daftar pesanan, kita sudah dapat merasakan bagaimana sedih dan marahnya kita. Suatu bentuk simpati yang terjalin dan menjadi lebih lagi dari sekedar bentuk duka cita. Dan kita hanya bisa dihadapkan pada realita kehidupan! Yab, remember one thing! They will get what they give!

Friday 17 March 2006

Berduka Cita (Deutsch = Trauern)

Saya baru tahu berita kerusuhan di Papua pagi ini dari salah seorang teman saya. Dengan ini saya menyatakan duka cita saya yang amat mendalam akan tewasnya tiga anggota Satuan Pengendalian Masyarakat Kepolisian Daerah Papua dan satu anggota TNI Angkatan Udara. Ketiga korban adalah Brigadir Polisi Satu Arison Rahman, Brigadir Syamsudin, dan Bhayangkara Satu Daud Sulaiman. Seorang anggota TNI-AU dari Lanud Sentani, Serda Agus Supriyadi, juga tewas. Tercatat 19 polisi lainnya dan tiga warga sipil luka-luka. Diperkirakan masih ada beberapa korban sipil yang belum teridentifikasi.

Saya mengutip dari SCTV:
Kronologis kejadian dari pengamatan reporter SCTV Ruba`i Kadir, bermula dari upaya polisi membubarkan massa yang menutup akses jalan satu-satunya menuju Jayapura. Penutupan terjadi sejak kemarin untuk mendesak pemerintah menutup PT Freeport Indonesia. Tiba-tiba batu dan botol melayang ke arah polisi. Kuat dugaan, saat keributan itulah tiga polisi terbunuh.
Bukankah untuk hal itu ada jalur tersendiri dan bukan dengan cara memblokir jalan dan membunuh para aparat dengan membabi buta? Saya pun sempat melihat dari Liputan6 bagaimana "chaos" nya situasi saat itu. Apakah mereka itu benar-benar mahasiswa? Saya rasa kejadian ini bisa menjadi pukulan yang berat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kerusuhan yang terjadi di depan Universitas Cendrawasih dan dimana para pengunjuk rasa merupakan mahasiswa yang harusnya merupakan kaum intelektual dan pemikir!

Padahal barusan semalam saya bercerita tentang bagaimana saya dulu pernah coba apply kerja di PT Freeport ke Steffen dan salah seorang teman kita. Schorch. Kami membahas bagaimana perusahaan ini memberikan suatu mata pencaharian bagi para warga di sekitarnya. Bukankah begitu? Apakah para mahasiswa (baca= "barbarian") ini menyadari akan banyaknya pengangguran yang diakibatkan dari penutupan PT Freeport ini? Sayapun hanya orang awam yang memang tidak mengerti akan hal-hal politik yang ada di baliknya.

Dan semalam juga saya dan Steffen sama-sama melihat berita tentang kerusuhan di Paris , dan kita membicarakan bagaimana para demonstran, yang juga notabenenya pelajar, dengan brutal menyerang dan melempari para aparat kepolisian dengan batu. Tidak di Paris juga di Indonesia, apakah itu memang potret gamabaran pelajar jaman sekarang yang lebih bersifat anarkhis?? Hal ini sepertinya cukup menarik untuk ditelaah lebih dalam lagi.
Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

Thursday 16 March 2006

Dunia Baru

Saking nganggurnya, belakangan ini saya rajin banget browsing ke blognya teman-teman yang lain. Yah itung-itung sambil membunuh sepi, begitu. Iseng-iseng main ke tempatnya dezinfectant eh ketemu juga sama si lalat ijo ini. Ternyata ada pokok bahasan mengenai musik. Ya, semenjak saya di sini memang pengetahuan musik saya jadi agak terbelakang. Jadi kangen sama Peterpan dan Radja (padahal dulu mah kalo denger bisa langsung tutup kuping, tapi kalo denger sekarang juga...umm...tetep deh kayaknya sorry!!).

Iseng-iseng saya main ke Multiply dan cari-cari lagu. Ternyata disini kita bisa download lagu dalam bentuk MP3 dengan mudah dan cepat. Wah senangnya!!! Apa saya telat banget? Apa teman-teman sudah lama menggunakan fasilitas ini dan dari dulu menikmatinya? Wah saya benar-benar ketinggalan dong. Walhasil dari keingintahuan saya untuk mendapatkan lagu-lagu yang saya inginkan, maka saya dengan rela mendaftarkan diri dan sayapun memiliki dunia baru . Tapi kayaknya saya masih tetap setia kok sama si Bluey kesayangan saya ini. Teman-teman lagi nyari lagu-lagu asyik buat di-download?? Silakan coba ke Multiply.

Tuesday 14 March 2006

Kartoffelbrei (bubur kentang) mit Omelett und Gurkensalat

Resep ini dibagi menjadi 3 macam: Omelett, Kentang, dan Gurkensalat.

Bahan:
4 btr Telur
1 bh Bawang Bombai, potong kecil-kecil
50 gr Speck (Bacon), potong dadu kecil-kecil
8 bh Kentang, dikupas dan dipotong jadi 3 bagian
Dill secukupnya
Susu cair
3 bh Gurken (Timun)
Garam, Gula, Merica, Cuka, Butter secukupnya

Cara:
1. Siapkan kentang dan rebus dengan 2 sendok makan garam selama 20 menit.
2. Selama menunggu kentang matang, tumis bawang bombai dengan butter secukupnya sampai kecoklatan
3. Masukkan Speck dan tumis terus hingga daging berubah warna. Tambahkan garam dan merica sesuai selera
3. Angkat dan taruh di piring
4. Bila kentang sudah matang (lembek), tiriskan airnya dan lembutkan. Tambahkan susu cair dan aduk terus hingga lembut.
5. Masukkan setengah dari daging yang sudah ditumis kedalamnya dan aduk. dan tambahkan sedikit butter dan merica untuk menambah rasa. Kentang pun siap dihidangkan.
4. Untuk Omelett, kocok telur, tambahkan susu cair sedikit dan masukkan daging yang telah ditumis tadi dan goreng hingga matang. Siap dihidangkan
5. Untuk Gurkensalat, parut timun, tambahkan sedikit cuka, gula, garam, dan sedikit Dill. Siap dihidangkan.

Notes: kalau dalam Indonesian Food sih, Gurkel Salat hampir serupa dengan Acar, jadi boleh saja divariasikan. Selamat mencoba! And for Sylvia, thx for the menu's name!
Image hosting by Photobucket

Dinner

Semenjak saya di Jerman, kemampuan memasak saya lumayan terasah. Kalau kata emak di kampung sono sih kayak gini mah udah siap dikawinin hehehe. Well, berhubung disini semua-semuanya kudu sendiri jadi mau tidak mau harus mau begitu! Baguslah...jadi lebih bisa mandiri. Ceritanya sih dari Indonesia saya juga sudah menyiapkan berbagai resep makanan yang gampang-gampang saja dan hampir semuanya sudah dipraktekkan. Memang sih bisa saja makan diluar tapi kalau bisa masak sendiri lumayan menghemat ongkos hidup. Jadilah akhirnya saya rajin browsing buat cari-cari resep yang mudah diterapkan. Teman-teman juga bisa kok lihat resep-resepnya, beberapa "page"-nya sudah saya link di blog ini.

Setiap hari pun saya mikir, kira-kira malam ini mau makan apa ya? Iya memang mikirnya cuma "dinner" saja karena kan sarapan dan makan siang otomatis diluar, itupun kalo ingat *smile*. Berhubung juga kalau buat makan malam kan mikirnya juga harus berdua, yang saya suka dan Steffen juga bisa makan. Well, kalau saya sih "omnivora" sejati tapi kalau Steffen rada-rada rewel dan gawatnya "bule" satu ini sama sekali tidak suka keju padahal saya suka sekali *ihik* *ihik*. Rutinitas setiap hari adalah merundingkan menu untuk makan malam. Dan dari hari Sabtu memang Steffen sudah berjanji untuk masak hari Senin, dan kita pun sudah belanja bahan-bahannya.

Iya, semalam akhirnya dia masak, tapi ternyata dia belum pernah masak makanan ini sebelumnya, so diapun menelpon mamanya dan menanyakan cara-caranya dan ternyata kita masih kurang 2 bahan penting yaitu "Speck" dan "Dill". Kalau "Speck" itu hampir sama dengan "Bacon", yaitu daging babi yang ada lemaknya dan umumnya diasap. Kalau "Dill" itu merupak daun kecil-kecil yang bisa dikategorikan sebagai rempah-rempah, ya seperti "Thyme", "Basil", dan "Oregano". Diapun cepat-cepat pergi belanja sebelum tutup. Iya. disini supermarket yang besar tutup jam 8 malam dan kalu toko kecilnya dari sore sudah tutup. Kalau Sabtu buka setengah hari dan Minggu tutup!

Saya biarkan dia berjuang di dapur untuk menyiapkan makan malam hari itu. Oh, saya hanya membantu mengupas kentang dan ketimun ("Gurkel"). By the way, disini saya juga jadi lebih mahir mengupas kentang, maklumlah itu merupakan makanan sehari-hari. Meskipun dapur berubah jadi kapal pecah tapi akhirnya makan malam pun siap. Dan rasanya pun enak sekali, dan saya pun masih selamat sehat walafiat (*smile* mumpung yang diceritain gak ngerti sama sekali). Resepnya saya akan share ke teman-teman jadi teman-teman bisa coba.

Boleh lah kalau setiap hari dimasakin, biar rasanya tidak seenak masakan di kampung tapi yang penting kan niat tulusnya. Betul tidak?

Monday 13 March 2006

Asal Iseng

What Your Face Says

At first glance, people see you as down to earth and reliable.

Overall, your true self is moody and dynamic.

With friends, you seem thoughtful and interested in ideas.

In love, you seem mysterious and interesting.

In stressful situations, you seem cheerful and optimistic.

Saya menemukan tempat untuk sekedar iseng. Dan inilah hasil dari ke-isengan saya tadi. Well, somehow it's fun. Tapi sayapun tidak yakin apa hasilnya cukup akurat atau teman-teman berniat mencoba sendiri?

Friday 10 March 2006

What I Miss

These pictures are definetely what I miss lately, inspite of my lovely family and friends for sure! The food is called "Empal Bakwan Penyet" original made by Bu Kris and also the drink is called "Teh Tarik". It's a mix of tea and milk. And the kids are my cute neighbours: Lia, Sultan, and Alisa (from the eldest to the youngest). How are you all there?

Puding

Sepertinya, topik bahasan kali ini berhubungan dengan sebelumnya. Iya karena memang saya lagi pengen banget makan puding. Gara-garanya weekend kemarin saya dan Steffen berkunjung ke rumah adik perempuannya dan selama saya disana, saya disuguhi puding coklat hmm enak sekali. Maklumlah, Katrin (itu nama adik perempuannya) punya anak kecil, namanya Eric. Sayapun ketagihan puding dan jadinya 'nyandu' (sepertinya istilah ini negatif banget ya?). Tapi kalo cuma kecanduan puding kayaknya tidak ada masalah deh. Akibatnya, begitu kembali ke kota tercinta, Ingolstadt, sayapun langsung mencari puding, tapi apa mau di beberapa toko kecil yang saya kunjungi, saya tidak menemukannya. Perjuangan untuk sebuah puding pun saya sudah ceritakan ke teman-teman. Iya, sampai saya harus jalan dan berkeringat di musim dingin ini (by the way, kalo jalan ke tengah kota sih tiap hari harus, pulang pergi ke tempat kursus kira-kira 20 menit jalan kaki).

Sayapun akhirnya cerita ke Steffen kalo belakangan ini saya lagi pengen banget makan puding dan sudah saya cari-cari tapi belum ketemu. Saran dia saya harus ke supermarket (istilah supermarket disini berarti memang toko yang besar, super=besar dan market=toko). Tapi, teman-teman, supermarket disini ga ada apa-apanya sama Giant hehehe. Kira-kira se-Alfa Ahmad Yani gitu deh. So back to puding! Demi puding saya memang harus jalan lebih jauh lagi. Worthed? Ya iyalah, maka kemarin pun saya sudah meniatkan tekad bulat-bulat sepulang kursus saya langsung ke supermarket ini untuk mendapatkan puding yang saya impikan. Tapi apa yang terjadi? Dalam perjalanan pulang turunlah hujan. Bisa teman-teman bayangkan, sudah udara dingin eh hujan pula. Sungguh tidak nyaman. Maka sayapun mengurungkan niat untuk berjalan lebih jauh lagi, maunya langsung pulang dan mandi air hangat hmm enak sekali.

Image hosting by PhotobucketSedikit kecewa?? Ya... Setelah berhangat-hangat ria di pancuran, saya berdiri di depan jendela dapur, menghangatkan diri di depan pemanas (disini mereka menyebutnya Heizung), melihat hujan dan lagi-lagi membayangkan saat itu sedang enak-enaknya menikmati puding coklat nyam nyam. Saya pun langsung sms Steffen dan bilang kalau saya tidak jadi pergi ke supermarket untuk beli puding karena hujan (oh iya, ini hujan pertama loh, tandanya sebentar lagi mau Spring). Saya coba untuk menyibukkan diri saya dalam buku-buku tentang Grammar bahasa Jerman (ya ampun sampai segitunya). Tanpa terasa hari sudah sore, hujan pun sudah berhenti. Mau pergi sekarang ke supermarket buat beli puding? hmmm kayaknya juga sudah males, mungkin besok. Tapi apa yang terjadi?? Steffen datang sepulang dari kerja...dan dia membawa banyak puding dan sekotak coklat Ferrero. Huah senangnya!!! (hmm jadi makin cinta deh ehem ehem love is in the air!) Dia bilang dia tidak tahu mana yang saya suka jadi dia beli 3 macam dan masing-masing 4 buah (banyak banget!!) Terus dia bilang: "Well, let's see that you'll only eat pudings for the whole month". Dan sayapun langsung bilang: "No no no...just give me couple days and youl'll see hehehehe". *nyam nyam eating puding and writing the posting is the best thing* Jadilah kunikmati hidupku dengan puding di sisiku huah...nikmatnya!!!

PS: ini Eric, keponakannya Steffen. Lucu banget ya??!! Memang image-nya kekecilan, kalau mau lebih jelas bisa mampir ke Gallery saya dan lihat lengkap fotonya di directory "weekend". Harusnya dia sudah bisa ngomong tapi sementara kata favoritnya cuma "mama" dan "alle" (a.k.a habis). Dan dia suka sekali membuat suara-suara lucu seperti "oaa" dan "hmmm". Kalau di depan tv langsung aja dia ambil video, menyalakan playernya sendiri dan duduk manis nonton film kesukaannya "die Biene Maja" (kartun lawas Jerman tantang lebah madu bernama Maya). He is very adorable!!!

Wednesday 8 March 2006

Keringat

Jangan salah sangka, bisa juga kok keringetan walaupun udara dingin. Barusan saja saya pulang belanja dari tengah kota. Jaraknya ya kalau jalan kaki kira-kira sekitar 15 sampai 20 menit. Tapi jalan cepet yah, bukan sekedar jalan santai. Yah kalaupun mau jalan santai boleh tp akan memakan waktu sekitar 30-45 menit. Itupun kalau berhasil sampai ke tujuan atau kemungkinan terburuk sudah mati beku duluan. Iya memang kita harus jalan cepat untuk melawan udara dingin dan angin yang sesekali berhembus...brrrrr... Seperti hari ini, meskipun matahari bersinar terang dan menyilaukan tapi tetap aja dingin. Ya namanya juga musim dingin. Mungkin karen jalan cepat itu tadi, makanya saya bisa berkeringat. Ingat waktu jaman kita sekolah? Ada olahraga namanya jalan cepat, iya yang harus menggerakkan pinggul kekiri dan kekanan. Hampir seperti itu, jalan saya tapi minus goyangan tentunya. Jangan sampai teman-teman membayangkan saya bergoyang-goyang seperti itu di tengah jalan.

Keringatnya sih tidak bisa langsung dirasakan. Tidak seperti di Indonesia, begitu jalan, keringat langsung bercucuran. Kalau disini, waktu jalan ya tetap saja kedinginan. Tapi begitu sampai di rumah, keringat langsung bercucuran. Sewaktu jalan, kalau kedua tangan masih bebas berkeliaran ya biasanya langsung saya masukkan kekedua saku jaket saya. Mungkin karena jaket yang tebal juga dan baju yang berlapis-lapis tanpa terasa badan kita terasa hangat dan akhirnya berkeringat. Tapi hari ini saya habis belanja jadi ya satu tangan saya terpaksa harus berdingin-dingin ria. Belanjaan saya cukup berat. Saya beli satu pak tissue roll, satu pak karton telur, beberapa bacon, salami, sosis, roti, daging cincang, dan paprika. Maunya sih beli puding coklat hmmm jadi terbayang-bayang sekarang nulis postingan sambil makan puding nyam nyam, tapi sepertinya di tempat saya belanja tidak menjual segala jenis puding. Harus cari di toko yang lebih besar. Tempatnya lebih jauh, ya kira-kira sekitar 30 menit jalan kaki. Sepertinya memang harus kesana biar bisa makan puding dan juga bisa berkeringat lebih banyak lagi. Sehat kan?

Review - Music


Artist : Nickelback
Song : Far Away
Album : All the Right Reasons


Nice video!!! It reminds us some of the documentaries movies during September 11 bombing at WTC, where all these firemen became the subject of attention. or almost similar as the movie 'Ladder 49'. But somehow the video 'clicks' the song so well. For me the video has already played a very good role in arousing audiences' sense of melancholy. But overall, the song is good plus the very romantic lyrics: "Stop breathing if I don't see you anymore". But if it's compared with the other Nickelback's songs, such as 'How You Remind Me', somehow 'Far Away' sounds too melancholy for Nickelback's listeners. Or you can try to listen to some of Nickelback's songs from OST, such as: 'Hero' (OST Spiderman) or 'Learn the Hard Way' (OST Daredevil), so after that you'll find out what's actually missing from the song, but it still has the 'touch' of Nickelback with the great unique voice of Chad Kroeger. Well, you can just tell that it's Nickelback once you hear it in the radio from the voice.

As the first single, 'Far Away' might be the perfect starter for the public. Now, Nickelback has released the video for their second single, 'Savin Me' and we can't just wait to see it. Me, myself, really loves this Canadian band because of the great songs they have and not forgetting the charm of the vocalists :o) Two thumbs up!!! I hope you enjoy the song too and sing along, my fellaz!



Lyrics:
This time, This place
Misused, Mistakes
Too long, Too late
Who was I to make you wait
Just one chance
Just one breath
Just in case there’s just one left
‘Cause you know,
you know, you know

That I love you
I have loved you all along
And I miss you
Been far away for far too long
I keep dreaming you’ll be with me
and you’ll never go
Stop breathing if
I don’t see you anymore

On my knees, I’ll ask
Last chance for one last dance
‘Cause with you, I’d withstand
All of hell to hold your hand
I’d give it all
I’d give for us
Give anything but I won’t give up
‘Cause you know,
you know, you know

That I love you
I have loved you all along
And I miss you
Been far away for far too long
I keep dreaming you’ll be with me
and you’ll never go
Stop breathing if
I don’t see you anymore

So far away
Been far away for far too long
So far away
Been far away for far too long
But you know, you know, you know

I wanted
I wanted you to stay
‘Cause I needed
I need to hear you say
That I love you
I have loved you all along
And I forgive you
For being away for far too long
So keep breathing
‘Cause I’m not leaving
Hold on to me and
never let me go

Tuesday 7 March 2006

Memang jalan yang kita pilih ini tidak mudah,
dari awalpun aku sudah tegaskan padamu,
dan dari awal pula aku sudah ingin menyerah.

Tapi seringkali kamu kuatkan aku kembali,
kala kau ganggam tanganku dan kau bisikkan:
"Kita bisa jalani semuanya bersama, dan satu hal
aku tidak akan menyerah dan kamupun juga harus begitu".

Semuanya tak semudah kata-kata yang keluar dari mulutmu,
atau tak semudah genggaman erat tanganmu di jari jemariku
dan aku slalu berpikir bahwa segala perbedaan kita
tak akan semudah itu kita jembatani.

Apa memang harus seperti itu?
harus kuat dan kenyataan bahwa aku bisa kuat
jika semua kita jalani bersama?
Jika dirimu selalu ada disampingku?
Maka aku tidak akan mudah menyerah?
Lalu bagaimana bila kita saling berjauhan?
Berbatas benua, samudra dan cakrawala?

Nasi Bungkus


Ya...ya...ya, sudah jauh-jauh mengarungi gunung dan lautan eh ujung-ujungnya kangen sama nasi bungkus. Gara-garanya baca majalah tentang Indonesia dan di situ ada foto beberapa anak sekolah sedang asyik nongkrong di pinggir jalan dan makan nasi bungkus. Hua...mau dong...apa aja deh, Nasi Campur, Nasi Krengsengan, Nasi Pecel, pokoknya ga nolak. Hm, kayaknya emang deh ya seenak-enaknya sosis dan keju di negara ini lebih enak gado-gado dari negeri sendiri hehehehe. Adakah teman-temanku yang berbaik hati untuk mengirimkannya padaku? Pasti nanti rantangnya aku kembalikan, so jangan khawatir hehehe. Nyam nyam nyam, ngebayangin makan nasi bungkus jadi bikin tambah kangen sama Indonesia. Oh negaraku tercinta, berlimpah ruah makanan. Benar-benar surga dunia!!!

Monday 6 March 2006

Family

Family isn't about whose blood you have. It's about who you care about.

Trey Parker and Matt Stone, South Park, Ike's Wee Wee, 1998

Wednesday 1 March 2006

The Nicest Place on Earth

Shamrock - Irish Pub

In spite of all the horrors I had on my way to Berlin, I have found the nicest place on earth. I went here twice with Steffen and Scorch (a nice big guy who works at Audi). This pub played great musics and the last saturday, there was a live music. In this pub, everyone speaks English, although you may find some Germans but mostly they speak English. That's a relief for me since I can't speak good German. From my experience, all the people was nice and friendly. Noone looked at you like you're an Alien coming out of the middle of nowhere. In this small nice rooms I find life and so much fun!!! Some beers and music are definetely a freshment throughtout all the prejudices and negative thinkings. I don't care of anything cos I just want to have fun. Oh, and this pub has a cute waiter too. I would love to come to this place every weekends , just to feel again all the nice things in life and to feel again that we can actually kill and burry all things such as: prejudices, negativity, racism, discrimination, and breath as a normal human being. I want to feel life. I want to be the same as everyone of you!

Shamrock

~untitled~

"Ama me fideliter! Fidem meam noto: De corde totaliter Etex mente tota, Sum presentialiter Absens in remota."

>>"Love me faithfully! See how I am faithful: With all my heart/And all my soul/I am with you/Though I am far away." Carmina Burana, "Omnia Sol Temperat"

Tuesday 28 February 2006

Dresden Now and Then


The bombing of Dresden by the British Royal Air Force (RAF) and the United States Army Air Force (USAAF) between February 13 and February 15, 1945 remains one of the more controversial events of World War II.

old dresden

Historian Frederick Taylor says:
"The destruction of Dresden has an epically tragic quality to it. It was a wonderfully beautiful city and a symbol of baroque humanism and all that was best in Germany. It also contained all of the worst from Germany during the Nazi period. In that sense it is an absolutely exemplary tragedy for the horrors of 20th Century warfare…"[1]


"Dresden Bombing Is To Be Regretted Enormously"

The Feb. 13, 1945 bombing of Dresden by the British Royal Air Force has become a symbol for excessive, gratuitous violence on the part of the Allies during World War II. (Spiegel)

_40820895_zwinger-ap-compAt Zwinger

Sudah beberapa minggu yang lalu saya mengunjungi kota ini dan memang saya belum terpikir untuk bercerita tentang perjalanan saya. Karena memang menurut saya perjalanannya terbilang biasa saja. Mungkin juga karena waktu itu cuaca tidak mendukung. Selama berputar keliling kota ini hanya udara dingin yang menusuk yang bisa saya rasa. Tapi barusan saja saya baca sebuah artikel di majalah "Geo" dalam bahasa Jerman, walaupun saya tidak mengerti sepenuhnya dan berbekal kamus bahasa Jerman milik seorang teman saya, Utik, saya merinding dibuatnya.
_40820893_angel-ap-comp
Sungguh sulit dibayangkan bahwa dulunya kota ini luluh lantak oleh bom pada tanggal 14 Februari 1945. Memang waktu itu salah seorang teman saya di sini mencoba menjelaskan bagaimana bangunan-bangunan yang saya kunjungi itu dibangun kembali dengan fondasi yang baru tapi tetap dengan arsitektur lama, dan dia juga menunjukkan bekas-bekas peluru maupun bom yang masih terdapat pada bangunan lama. Memang susah bila dijelaskan dengan kata-kata, tapi memang kota ini merupakan bukti dari kejamnya perang pada waktu itu. Bagaimana kota ini penuh dengan mayat dan hampir rata dengan tanah.
_40820881_church-ap-comp
Saya sertakan beberapa foto yang berhasil saya dapat dari sekedar mencari di situs-situs yang berkaitan, sekedar untuk membandingkan keadaan kota Dresden dulu dan sekarang. Teman-teman bisa lihat bagaimana usaha bangsa ini membangun kembali reruntuhan kota hingga terlihat indah seperti sekarang. Mungkin juga cerita semacam ini bisa dijumpai dari kota korban perang lainnya seperti Hiroshima - Nagasaki?
Dresden NowDresden Now

Friday 24 February 2006

Grbavica (THE WINNER OF GOLD BEAR 2006)



Director: Jasmila Zbanic
Actors: Mirjana Karanovic, Luna Mijovic, Leon Lucev

Bosnian director, Jasmila Zbanic, has already achieved international recognition with her documentary films (Red Rubber Boots, Do You Remember Sarajevo). Her feature-film debut again focuses on the traumas of war, the subject of her previous works.

Grbavica - The Movie Originally uploaded by Die Seite 13.

In Grbavica the two main figures try to come to terms with the legacy of war. Esma's 12 year-old daughter, Sara, wants to go on a school trip. She believes that her father was a war hero and pesters her mother to give her the necessary document so that she can join the trip free of charge. But Esma does not have the document. She wants to protect her daughter and herself by concealing the truth about the war in Sarajevo and the circumstances surrounding Sara's birth.
(Taken from Berlinale Journal)

Leipzig

Perjalanan ke Leipzig weekend kemarin memang agak terlambat. Maklum kekasih tersayang baru pulang dari kerjanya yang juga molor dan pastinya dia butuh istirahat sebelum mulai perjalanan. Yup, perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 4 jam dari Ingolstadt (that's where we live) ke Leipzig. Steffen memutuskan untuk bawa mobil sendiri. so kita baru jalan jam 7 malam (So, Tik, abis terima sms dari kamu kita masih leha-leha hehehe).


The Church of Bach
Originally uploaded by Die Seite 13.
Perjalanan sempat terhambat hujan, jd Steffen pun ga bisa terlalu kenceng bawa mobilnya, ya cukup 120 km/jam (WHAT!! segitu ga cepet???) hahaha pasti itu reaksi kalian kan. Well, kalu ga pake hujan si Steffen bisa nyetir kira-kira 170km/jam (WHAT!!) iya, orang sini nyetir kayak orang gila tapi jalanannya mulus bo' ga pating nggronjalan kayak jalan kita dan tidak ada namanya truk-truk lelet di tengah jalan (bayangkan situasi tol dari Jambangan ke arah Perak lengkap dengan truk-truk besarnya...huah...)

And kita sampe di tempatnya Ulrich (biasa dipanggil Ulli), temennya Steffen. So he's the host of the city. Kita nyampe sekitar jam setengah 12an gitu. Si Ulli udah ngoceh-ngoceh karena dia udah prepare dinner buat kita (oh, how sweet) dan dinner udah dingin saking lamanya nunggu kita. But, it was a nice dinner (thx Ulli). Tempat Ulli adalah apartement dgn 3 kamar, so Ulli punya room mates yang keduanya adalah cewek. Bayangin tempat yg kecil dipenuhi oleh 7 org (sorry, i didn't make any photos). Kita ngumpul semua di dapur: Steffen, aku, Ulli, Sus (his girlfriend), Ricky (Ulli's roommate), Knutz (Ricky's boyfriend yg jg baru nyampe dr Austria), dan satu lagi roommate-nya Ulli yg aku ga inget namanya (ups, sorry). It was so nice. Mereka ngobrol pake Inggris so aku bs nyambung hehehe. Kita makan and Ulli nawarin minuman yang dia racik sendiri antara Schnaps dan sedikit Plum...hmm...yummy... Meskipun mengandung alkohol tp enak bo' (hehehe bukannya yg mengandung alkohol emang enak).

The next day, Ulli ngajak kita ke Völkerschlactdenkmal, yg merupakan monumen utk mengingat perjuangan para soldier dari seluruh penjuru Eropa melawan Napoleon Bonaparte. Cuaca cerah tapi agak hujan waktu kita kelar mengelilingi Monumen ini. Well cuma sebentar kok. Ga terasa uda jam 1 siang dan kita memutuskan untuk makan sambil ngopi (hmm pas dgn suasana yang hujan-hujan gitu). dari ngopi-ngopi kita lanjut ke Museum Patung Terakota dinasti Qin. Yup jauh-jauh ke Jerman ketemu juga sama yang berbau Cina-Cina gini hehehe.

Dari situ kita memutuskan untuk jalan ke center of the city. Sus harus balik ke tempatnya dan kita bertiga jaln kali melihat pemandangan kota Leipzig. It was fun. Kita ngunjungin gereja tempatnya Bach dulu pimpin choir juga ke suatu restaurant yang katanya merupakan restaurant yang sangat terkenal karena ada ceritanya ttg sejarah Goethe dengan the Faust-nya (well, kalian yg dari sastra pasti ngerti apa yg aku maksud). Sekitar jam 6 kita ke University Tower, sekalian janjian ketemuan sm Sus lagi. Disini kita dapet foto2 yg bagus banget walaupun anginnya kencang dan duingin buanget!!

Kelar puter-puter dan sudah malam, kita memutuskan untuk cari makanan dan kita memutuskan untuk makan di restaurant yg namanya Chinese White...hahaha yup chinese food!! I feel like home...ada tahu, mie, nasi goreng, wah uenak pol!!

It's Saturday Night dan malam makin larut. Pulang?? No way!! Kita memutuskan untuk lanjut. Awalnya kita mau ke tempat yg namanya Tri-Angel. Disini kita bisa makan sambil main. Main? Iya, bermacam-macam board games bisa kamu temuin disini, monopoly, scrabble dan sebangsanya. Waktu aku sama Steffen ke Dresden kita sempet mampir ke tempat ini dan kita main suatu mainan dari Kanada (katanya) yang hampir serupa sama karambol, asyik deh! Mungkin ada yang minat buka tempat kayak gini di Indonesia?

Ups ya Tri-Angel, hehehe, tempatnya penuh, maklum kan malam minggu. So kita jalan lagi nyari pub yang asik katanya Ulli. Akhirnya kita pun sampe ke Pub yang namanya Orange Pub. Di tempat ini ngobrol-ngobrol sampe tengah malem. And then we went home.

The next day, Sunday, kita bangun agak siang dan langsung menuju ke Panorama. Tempat ini merupakan tempat serupa museum tp juga eksebisi. Seorang Arsitek Jerman, Yadegar Asisi, menggambar kota Roma kembali dan memperlihatkannya di suatu tangki gas yang besar banget. It was Awesome!! dan aku susah banget jelasin tempatnya tapi orang ini emang jenius. Begitu masuk aku aku langsung merinding, belum lagi lagu-lagunya yang ala gladiator gitu. Well, maybe you can have a little description by looking at the photos I made. Tapi emang ga begitu bagus karena disana gelap banget.

And sekitar jam 7 malem kita pulang. Back to Ingolstadt. Jalanan lancar dan tanpa hujan, so Steffen langsung ngebut 170 km/jam. Cape?? Iya lah... More about the place? kalo sempet yah hehehe. Pasti aku cerita-cerita terus. Asal dibaca aja, well that's the purpose of my writings anyway. And see ya!

The Most Romantic Song

(Well that's what I think #smile#)

TRULY (By Lionel Richie)
Girl, tell me only this
That I have your heart
For always
And you, want me by your side
Whispering the words, I'll always love you
And forever
I will be your lover
And I know if you really care
I will always be there

I need to tell you this
There's no other love... like your love
And I as long as I live
I'll give you all the joy my heart and soul can give

Let me hold you
I need to have you near me
And I feel with you in my arms
This love will last forever

Because I'm truly
Truly in love with you, girl
I'm truly
Head over heals with your love
I need you
And with your love I'm free
And truly
You know you're alright with me

PS : Hanya kebetulan lagu ini terdengar mengalun dari MTV ala Jerman ini. Hm..so what do you think??? masih ada lagu lainnya yg liriknya lebih dahsyat dari ini? Monggo tak tunggu commentsnya...

Berlinale Journal


Berlinale Journal
Originally uploaded by Die Seite 13.

Satu lagi yang tertinggal dari kesan mengunjungi kota Berlin. What a moviegoer I am ??!! Ke Berlin dan mengetahui kalo ternyata ada Festival Film tapi kok ya ga menyempatkan melihat seperti apa sih... Nyesel?? Ya iya tapi sudah terlambat. Well at least I could grab this Journal dan setiap hari aku baca semua resensi film2 yang terlibat dalam Festival Film ini. Well, maybe oneday I can see one of them in my fav DVD Shop at PTC (Halo, koko PLAY, apa kabar?) Dengan harga 8rb utk sebh DVD bajakan (apa msh segitu hrgnya?)

Well, yang pasti Journal ini juga sesuatu yang sangat berharga buat aku. Karena nanti aku akan bawa pulang dan kuperlihatkan pada teman2ku yang hobi download movie for free, yeah!!

PS: For Onie, Janjiku utk sebuah poster bisa kau mimpi2kan dulu. Gambar covernya itu merupakan gabungan dr poster2 yg dijual. I got me the PINK one (left corner). So you can guess, gbr mana yg aku pilihin buat kamu...hehehehe

Thursday 23 February 2006

It's Winter


Blow, blow, thou winter wind
Thou art not so unkind,
As man's ingratitude.
William Shakespeare (1564 - 1616)

In the bleak midwinter Frosty wind made moan, Earth stood hard as iron, Water like a stone; Snow had fallen, snow on snow, Snow on snow, In the bleak midwinter, Long ago.
Christina Rossetti (1830 - 1894), A Christmas Carol

Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping here To watch his woods fill up with snow.
Robert Frost (1874 - 1963), Stopping by Woods on a Snowy Evening

In the depth of winter, I finally learned that within me there lay an invincible summer.
Albert Camus (1913 - 1960)

Every winter, When the great sun has turned his face away, The earth goes down into a vale of grief, And fasts, and weeps, and shrouds herself in sables, Leaving her wed
ding-garlands to decay-- Then leaps in spring to his returning kisses.
Charles Kingsley (1819 - 1875), Saint's Tragedy (act III, sc. 1)

Bagel

Sewaktu di Leipzig, Ulrich (Ulli, Steffen's friend) ngajak kita lunch di suatu kedai fast food dgn spesialisasi Bagel. Hm apa ya itu? aku sih kayaknya pernah denger dari tipi-tipi gitu deh tp seperti apa rasanya kayaknya belun pernah ngrasain deh hehehe. sekilas dari gambarnya kayak Donat kan tp ternyata beda. Jenis Bagelnya sendiri macem-macem. Kamu bisa pilih mau Bagel kosongan (natural), coklat, Bagel rasa tomat, rasa keju, rasa kayu manis, rasa berry, rasa jagung, apa Bagel yang pake wijen. Selanjutnya kamu bisa pilih isinya. Hm aku sih pilih yg Sesamme Bagel Turkey Taste, soalnya itu yg paling keliatan masuk akal and recommended by the restaurant.

Absolutely different from Donut. Rotinya lebih kenyal dan tebal. Tapi by the way semua roti di Jerman sini keras-keras dan menurut mereka itu yang bagus. Yang kaya akan gandum. So I guess they have a strong teeth anyway :o)

So what is Bagel? According to Wikipedia, Bagel is a bread product traditionally made of yeasted wheat dough in the form of a roughly hand-sized ring which is boiled in water and then baked. The result is a dense, chewy, doughy interior with a browned and sometimes crisp exterior. The dough may also be flavored to produce many varieties: salt, onion, garlic, egg, pumpernickel, rye, sourdough, whole wheat, multigrain, cinnamon-raisin, cheese, caraway, blueberry, and muesli among others. Bagels may be topped with seeds such as poppy or sesame, which are baked onto the outer crust. Though often made with sugar, malt syrup, or honey, bagels should not be confused with doughnuts (donuts).

Want to know more about the Bagel I ate at Leipzig, you can visit www.bagelbrothers.com. Yup, that's exactly the place where I enjoyed every bites of my Turkey taste Bagel...yummy...slurp...ahhh.

Friday 17 February 2006

Friday I'm in Love



Guys, May you fill in the shoutbox on the left for any comments, greets, or whatsoever. pls say something for I'm missing every single of YOU there in the home country. This evening I'll be leaving to a town called Leipzig. It's mentioned on my travel book that it's the 2nd largest city in East Germany since Berlin (of course). Well let's see what I can share with you all after my nice weekend. I hope you have a good weekend too!!

SCHÖNES WOCHENENDE !!!

CANDY - Australia


Candy
Originally uploaded by Die Seite 13.
Director : Neil Armfield
Actors : Heath Ledger, Abbie Cornish, Geoffrey Rush

The top ranking cast of Neil Armfield's Candy includes Oscar award-winner Geoffrey Rush (Shine), young star Heath Ledger (Brokeback Mountain) and Abbie Cornish. The story centres on a young couple that uses heroine to step up the intensity of their passion. It seems that nothing can separate Dan and Candy until they become increasingly immersed in their addiction. Soon, the only thing that counts is getting money for drugs. The dream of permanent passion is replaced by the nightmare of mental and physical disintegration. When Candy almost reaches the point of insanity, Dan makes a final attempt to rescue the relationship.

(taken from Berlinale Journal)

About Death


For certain is death for the born
And certain is birth for the dead;
Therefore over the inevitable
Thou shouldst not grieve.
Bhagavad Gita (250 BC - 250 AD)



Be open to your dreams, people. Embrace that distant shore. Because our mortal journey is over all too soon.
David Assael, Northern Exposure, It Happened in Juneau, 1992


Think not disdainfully of death, but look on it with favor; for even death is one of the things that Nature wills.
Marcus Aurelius Antoninus (121 AD - 180 AD)

Thursday 16 February 2006

ELEMENTARTEILCHEN


bild.php, originally uploaded by Die Seite 13.

(The Elementary Particles) - German Movie

Director : Oskar Roehler
Actors : Moritz Bleibtreu, Franka Potente, Christian Ulmen; Martina Gedeck

It's a film from one of the most controversial novels published in recent years. The bestseller, by the French writer Michel Houellebecq, describes the lives of two half-brothers who are both in search of the meaning of life. Michael, the introverted molecular biologist, is concerned with ending sexual desire whilst Bruno, the teacher, pursues his hunt for happiness through sex with prostitutes. Finally, both of them encounter the love of a lifetime. But happiness seems to be brief.

(taken from Berlinale Journal)