Friday 17 March 2006

Berduka Cita (Deutsch = Trauern)

Saya baru tahu berita kerusuhan di Papua pagi ini dari salah seorang teman saya. Dengan ini saya menyatakan duka cita saya yang amat mendalam akan tewasnya tiga anggota Satuan Pengendalian Masyarakat Kepolisian Daerah Papua dan satu anggota TNI Angkatan Udara. Ketiga korban adalah Brigadir Polisi Satu Arison Rahman, Brigadir Syamsudin, dan Bhayangkara Satu Daud Sulaiman. Seorang anggota TNI-AU dari Lanud Sentani, Serda Agus Supriyadi, juga tewas. Tercatat 19 polisi lainnya dan tiga warga sipil luka-luka. Diperkirakan masih ada beberapa korban sipil yang belum teridentifikasi.

Saya mengutip dari SCTV:
Kronologis kejadian dari pengamatan reporter SCTV Ruba`i Kadir, bermula dari upaya polisi membubarkan massa yang menutup akses jalan satu-satunya menuju Jayapura. Penutupan terjadi sejak kemarin untuk mendesak pemerintah menutup PT Freeport Indonesia. Tiba-tiba batu dan botol melayang ke arah polisi. Kuat dugaan, saat keributan itulah tiga polisi terbunuh.
Bukankah untuk hal itu ada jalur tersendiri dan bukan dengan cara memblokir jalan dan membunuh para aparat dengan membabi buta? Saya pun sempat melihat dari Liputan6 bagaimana "chaos" nya situasi saat itu. Apakah mereka itu benar-benar mahasiswa? Saya rasa kejadian ini bisa menjadi pukulan yang berat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kerusuhan yang terjadi di depan Universitas Cendrawasih dan dimana para pengunjuk rasa merupakan mahasiswa yang harusnya merupakan kaum intelektual dan pemikir!

Padahal barusan semalam saya bercerita tentang bagaimana saya dulu pernah coba apply kerja di PT Freeport ke Steffen dan salah seorang teman kita. Schorch. Kami membahas bagaimana perusahaan ini memberikan suatu mata pencaharian bagi para warga di sekitarnya. Bukankah begitu? Apakah para mahasiswa (baca= "barbarian") ini menyadari akan banyaknya pengangguran yang diakibatkan dari penutupan PT Freeport ini? Sayapun hanya orang awam yang memang tidak mengerti akan hal-hal politik yang ada di baliknya.

Dan semalam juga saya dan Steffen sama-sama melihat berita tentang kerusuhan di Paris , dan kita membicarakan bagaimana para demonstran, yang juga notabenenya pelajar, dengan brutal menyerang dan melempari para aparat kepolisian dengan batu. Tidak di Paris juga di Indonesia, apakah itu memang potret gamabaran pelajar jaman sekarang yang lebih bersifat anarkhis?? Hal ini sepertinya cukup menarik untuk ditelaah lebih dalam lagi.
Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

No comments: