The Church of Bach
Originally uploaded by Die Seite 13.
Perjalanan sempat terhambat hujan, jd Steffen pun ga bisa terlalu kenceng bawa mobilnya, ya cukup 120 km/jam (WHAT!! segitu ga cepet???) hahaha pasti itu reaksi kalian kan. Well, kalu ga pake hujan si Steffen bisa nyetir kira-kira 170km/jam (WHAT!!) iya, orang sini nyetir kayak orang gila tapi jalanannya mulus bo' ga pating nggronjalan kayak jalan kita dan tidak ada namanya truk-truk lelet di tengah jalan (bayangkan situasi tol dari Jambangan ke arah Perak lengkap dengan truk-truk besarnya...huah...)
And kita sampe di tempatnya Ulrich (biasa dipanggil Ulli), temennya Steffen. So he's the host of the city. Kita nyampe sekitar jam setengah 12an gitu. Si Ulli udah ngoceh-ngoceh karena dia udah prepare dinner buat kita (oh, how sweet) dan dinner udah dingin saking lamanya nunggu kita. But, it was a nice dinner (thx Ulli). Tempat Ulli adalah apartement dgn 3 kamar, so Ulli punya room mates yang keduanya adalah cewek. Bayangin tempat yg kecil dipenuhi oleh 7 org (sorry, i didn't make any photos). Kita ngumpul semua di dapur: Steffen, aku, Ulli, Sus (his girlfriend), Ricky (Ulli's roommate), Knutz (Ricky's boyfriend yg jg baru nyampe dr Austria), dan satu lagi roommate-nya Ulli yg aku ga inget namanya (ups, sorry). It was so nice. Mereka ngobrol pake Inggris so aku bs nyambung hehehe. Kita makan and Ulli nawarin minuman yang dia racik sendiri antara Schnaps dan sedikit Plum...hmm...yummy... Meskipun mengandung alkohol tp enak bo' (hehehe bukannya yg mengandung alkohol emang enak).
The next day, Ulli ngajak kita ke Völkerschlactdenkmal, yg merupakan monumen utk mengingat perjuangan para soldier dari seluruh penjuru Eropa melawan Napoleon Bonaparte. Cuaca cerah tapi agak hujan waktu kita kelar mengelilingi Monumen ini. Well cuma sebentar kok. Ga terasa uda jam 1 siang dan kita memutuskan untuk makan sambil ngopi (hmm pas dgn suasana yang hujan-hujan gitu). dari ngopi-ngopi kita lanjut ke Museum Patung Terakota dinasti Qin. Yup jauh-jauh ke Jerman ketemu juga sama yang berbau Cina-Cina gini hehehe.
Dari situ kita memutuskan untuk jalan ke center of the city. Sus harus balik ke tempatnya dan kita bertiga jaln kali melihat pemandangan kota Leipzig. It was fun. Kita ngunjungin gereja tempatnya Bach dulu pimpin choir juga ke suatu restaurant yang katanya merupakan restaurant yang sangat terkenal karena ada ceritanya ttg sejarah Goethe dengan the Faust-nya (well, kalian yg dari sastra pasti ngerti apa yg aku maksud). Sekitar jam 6 kita ke University Tower, sekalian janjian ketemuan sm Sus lagi. Disini kita dapet foto2 yg bagus banget walaupun anginnya kencang dan duingin buanget!!
Kelar puter-puter dan sudah malam, kita memutuskan untuk cari makanan dan kita memutuskan untuk makan di restaurant yg namanya Chinese White...hahaha yup chinese food!! I feel like home...ada tahu, mie, nasi goreng, wah uenak pol!!
It's Saturday Night dan malam makin larut. Pulang?? No way!! Kita memutuskan untuk lanjut. Awalnya kita mau ke tempat yg namanya Tri-Angel. Disini kita bisa makan sambil main. Main? Iya, bermacam-macam board games bisa kamu temuin disini, monopoly, scrabble dan sebangsanya. Waktu aku sama Steffen ke Dresden kita sempet mampir ke tempat ini dan kita main suatu mainan dari Kanada (katanya) yang hampir serupa sama karambol, asyik deh! Mungkin ada yang minat buka tempat kayak gini di Indonesia?
Ups ya Tri-Angel, hehehe, tempatnya penuh, maklum kan malam minggu. So kita jalan lagi nyari pub yang asik katanya Ulli. Akhirnya kita pun sampe ke Pub yang namanya Orange Pub. Di tempat ini ngobrol-ngobrol sampe tengah malem. And then we went home.
The next day, Sunday, kita bangun agak siang dan langsung menuju ke Panorama. Tempat ini merupakan tempat serupa museum tp juga eksebisi. Seorang Arsitek Jerman, Yadegar Asisi, menggambar kota Roma kembali dan memperlihatkannya di suatu tangki gas yang besar banget. It was Awesome!! dan aku susah banget jelasin tempatnya tapi orang ini emang jenius. Begitu masuk aku aku langsung merinding, belum lagi lagu-lagunya yang ala gladiator gitu. Well, maybe you can have a little description by looking at the photos I made. Tapi emang ga begitu bagus karena disana gelap banget.
And sekitar jam 7 malem kita pulang. Back to Ingolstadt. Jalanan lancar dan tanpa hujan, so Steffen langsung ngebut 170 km/jam. Cape?? Iya lah... More about the place? kalo sempet yah hehehe. Pasti aku cerita-cerita terus. Asal dibaca aja, well that's the purpose of my writings anyway. And see ya!
No comments:
Post a Comment