Tuesday 14 February 2006

Haus Akan Pengetahuan

Ya, sebenarnya saya mau buat judul dalam bahasa Inggris tapi saya coba pikir-pikir kayaknya susah juga cari yang benar-benar tepat dan cocok. Apa ada teman-teman yang punya masukan? Semuanya bebas berpendapat, jadi saya tunggu comments dari teman-teman semua.

Sekarang saya tanya, apakah maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari masing-masing individu yang mendiaminya? Kayaknya parameter untuk suatu bangsa yang maju juga agak rancu. Apakah bangsa, yang dengan sukses mengadakan kejuaran A1 sampai-sampai Presidennya harus naik sepeda motor ajudannya ke lokasi dikarenakan jalanan yang macet total, bisa dikatakan negara maju? Apakah harus diukur lagi dengan banyaknya jumlah para koruptor di negara itu? Atau banyaknya gedung megah pencakar langit di tiap sudut kota besar? Bisa jadi jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah 'Iya' atau juga bisa 'Tidak'.

Sudah 2 minggu 5 hari saya bertualang di negara berbendera Hitam-Merah-Kuning ini. Saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa kota besar seperti Dresden, München, dan Berlin. Minggu pertama saya mengunjungi Dresden. Sebuah kota yang tidak terlalu besar dan penuh dengan bangunan korban perang (maksudnya ialah tembok-tembok tua yang terkena bom ataupun bekas tembakan dapat terlihat). Kemudian saya mengunjungi München, sebuah kota dengan Stasiun kereta (disini mereka menyebutnya Hauptbahnhof = stasiun kereta utama) yang selalu penuh dengan orang lalu lalang. Ada Kaukasian, Asian, African, pokoknya semua deh ada disini. Lalu Berlin, sebuah kota yang amat besar dan juga penuh dengan orang dan juga tembok-tembok yang penuh dengan grafiti. Tidak jarang pula terlihat beberapa tulisan yang agak menyeramkan (seperti berbau kekerasan, rasialisme, dan peninggalan kelam sejarah negara itu).

Sejauh saya melangkahkan kaki di kota-kota itu, saya melihat suatu hal yang perlu saya ceritakan ke teman-teman. Walaupun saya bisa dikatakan baru sebentar disini tapi saya sudah bisa menilai seperti apa bangsa ini. Satu dari sekian banyak hal yang bisa saya garis bawahi adalah: Jerman adalah suatu bangsa yang rakyatnya selalu haus akan pengetahuan. Mengapa saya bisa mengatakan hal seperti itu? Hebatnya, negara ini punya bermacam-macam museum (yang terawat tentunya) dan bangunan-bangunan kuno yang dibuka untuk umum. Biaya masuknya sekitar 7 - 9 euro per orang. Mahal? Buat saya tidak karena banyak hal yang bisa saya dapat disana dan teman-teman tahu? Saya bisa menghabiskan berjam-jam didalam museum itu bahkan dari buka sampai tutup. Pengunjungnya? Tentu saja banyak sekali!! Bapak-bapak, ibu-ibu, anak sekolahan, gurunya juga, opa oma, satu keluarga full, bayi, bahkan orang pacaran juga kesitu. Hebat kan. Dan mereka bukan hanya sekedar lewat dan melihat tapi memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama penjelasan dari audio guide yang dipinjamkan oleh pihak pengelola musuem itu. Bentuknya seperti telefon tapi lebih panjang. Di tiap benda yang dipajang di museum itu diberi nomer sehingga pengunjung bisa langsung menekan nomer pada audio guide dan mendengarkan penjelasan mengenai benda itu. Hebat kan!

Yang sering terlihat adalah sekelompok ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Mereka masing-masing membawa satu audio guide dan mendengarkannya dengan seksama. Apabila si anak tidak mengerti maka orangtua itu akan membantu menjelaskan dengan cara mereka sendiri. Menyenangkan sekali melihatnya! Ternyata kebiasaan untuk selalu mencari pengetahuan bukan hanya mereka dapat dari mengunjungi museum. Dari rumah mereka sudah dibiasakan untuk saling bertukar pendapat dan bebas mengemukakan apa saja mengenai kejadian-kejadian di negara mereka. Tak jarang mereka beradu pendapat (atau bhs kerennya eyel-eyelan) dan saling memberikan fakta yang mereka ambil dari koran, ataupun buku ensiklopedia. Hebat bukan!!

Bisa tidak ya kita melahirkan suatu generasi baru bagi negara kita? Generasi yang selalu mau untuk belajar dan selalu mencari pengetahuan? Bisa sih bisa tapi kayaknya hal tersebut memang susah diterapkan di negara kita karena kurang sarana prasarana. Museum? Berapa dari kalian yang pernah ke musuem Mpu Tantular? Apa yang bisa kita dapat disana? Apakah kita bisa memulai pembaharuan suatu anak bangsa yang baru yang selalu haus akan pengetahuan? Bagaimana menurut teman-teman?

Salam untuk kalian semua dari Ingolstadt

No comments: