Thursday, 5 July 2007

Pokoknya Love Melulu

Sebelumnya aku minta maaf duluan ya kalau tema postingan hari ini "LOVE" hehehe. Ya harap maklum karena hari ini bertepatan dengan 1 tahun pertunangan aku sama Steffen. Tidak terasa aku sama dia tahun ini sudah 8 tahun berteman...dan pacaran selama 2 setengah tahun. Ya kalau boleh cerita sedikit tentang kami walaupun tidak ada yang spesial sebenarnya hehehe. Kita kenalnya dari Internet (ya sudah biasa ya...seperti pada umumnya). Itupun tahun 1999 waktu aku pertama kali dikenalkan dengan internet sama temanku namanya Grace. Berhubung kita dapat tugas kelompok dan mau tidak mau harus cari bahan di Internet, begitu sih katanya. Akhirnya kita pun sekelompok berbondong-bondong ke warnet, semuanya 4 cewek: aku, Grace, Retno dan Imei.

Karena si Grace sudah terbiasa sama internet makanya dia yang pegang kendali saat itu. Tapi bukannya dia buka page untuk mencari tugas-tugas kita eh malahan dia buka kotak chatting. Dan langsung deh bak guru dia mengajarkan kita semua bagaimana caranya chatting, mulai dari istilash-istilah asl yang artinya age, sex dan location. Walah walah...aku yang gaptek total hanya terbengong-bengong hehehe. Mereka pun asyik chatting dan aku hanya ikut mengomentari seperlunya saja. Tidak begitu tertarik sejujurnya. Apalagi image chatting di otakku itu sudah negative punya. Ya walaupun aku gaptek tapi kan suka juga baca tentang sex internet lah, penipuan lah...ya pokoknya yang jelek-jelek.

Waktu pun bergulir dan saatnya kita harus balik ke kampus untuk kuliah. Aku cuma sempet kenalan sama cowok Turki, namanya Dincel. Awalnya sih dia yang manggil dan teman-temanku gak ada yang mau ngobrol bareng dia, soalnya dia membosankan, begitu sih kata mereka hehehe. Soalnya dia membahas tentang buku Moby Dick, yang mana kebetulan aku tahu ceritanya. Sama Dincel ini pun aku tetap berteman hingga sekarang. Dan tidak sekalipun pembicaraan kita menjurus ke sesuatu yang negative ataupun romantis. Murni pertemanan biasa. Setahun sejak perkenalan kita, dia mengirimkan aku novel Moby Dick. That was very nice. Tapi setelah itu ada gempa besar di daerahnya dan kitapun lost contact. Sampai akhirnya beberapa tahun yang lalu aku menemukan dia kembali dan masih berteman hingga sekarang.

Yang terjadi dengan Steffen pun sama. Detik-detik terakhir menjelang habisnya waktu kita menyewa internet, tiba-tiba muncul nama Steffen. Aku tertarik karena namanya hampir mirip dengan pacar pertamaku, "Steven". Iseng aku panggil dan diapun menanggapi, tapi percakapan tidak berlangsung lama karena waktu kita sudah habis. Kita cuma sempat bertukar email. Dari situ kita sering ngobrol, kadang lewat email kadang juga lewat surat, karena aku juga gak punya internet di rumah dan setiap mau ngecek email harus di warnet dan itu harus sewa...ya gak sampe dibelain gitu deh. Pembicaraan kitapun biasa saja. Kadang dia curhat tentang pacarnya dan aku curhat tentang pacarku, sampai akhirnya dia minta nomer telponku dan sejak itu dia sering telpon untuk sekedar tanya kabar dan kembali curhat.

Aku tidak pernah sama sekali kepikiran untuk menjalin hubungan yang lebih sama Steffen. Karena aku sendiri sebenarnya tidak begitu suka sama bule hehehe. Ya imageku tentang bule juga agak-agak negative gitu deh tapi ya kok malah dapetnya bule...wah..memang ada yang bilang kita hidup itu tidak boleh terlalu memegang prinsip, yang fleksibel aja. So berawal dari tahun 2004, kita mulai ber-sms ria lewat handphone, tapi sampai saat itupun aku tidak punya perasaan apa-apa sama dia. Dan awal 2006 pun dia memutuskan untuk datang ke Indonesia, katanya sih dia mau hubungan serius sama aku dan mengenal keluargaku.

Aku sih mikirnya...anak ini pasti gila ya. La wong ketemu aja belum pernah, cuma ngobrol ngalor ngidul kok ya tiba2 mendadak serius. Aku sih sampai detik dia datang masih menganggap dia hanya sebagai teman. Tapi perasaan sedikit demi sedikit mulai berkembang menjadi lebih. Dia sama sekali mendobrak semua image jelekku terhadap bule dan hal itulah yang membuat aku menjawab ya ketika dia tanya apa aku mau jadi pacarnya. Jarak dan perbedaan budaya sudah jadi agenda utama yang kita bicarakan. Tapi menghadapi itu semua kita sepakat berkomitmen untuk menjalaninya.

Keluargakupun juga menerimanya dengan senang hati, karena mereka sebelumnya juga sudah tahu tentang Steffen dari cerita-ceritaku. Dan mereka juga tidak ada masalah dengan hubunganku sama Steffen, mengingat perbedaan yang sangat jauh sekali antara aku sama dia. Saat itu aku hanya pikir...ya tidak ada salahnya untuk dijalanin toh aku juga sudah berteman sama Steffen untuk waktu yang cukup lama. Setidaknya aku tahu apa yang sudah dia alami sejak tahun 1999, begitu pula dia sebaliknya.

Tahun lalu dia datang lagi ke Indonesia, dan kali ini dia bicara serius sama orangtuaku. Kitapun menunjukkan keseriusan hubungan kita dan kedatangannya kali itu ditandai dengan pertunangan kita yang dilakukan kecil-kecilan. Hanya makan malam sekeluarga. Kitapun menyusun banyak rencana, untuk rencana pernikahan kita baik di Indonesia ataupun di Jerman, rencana studiku dan studinya dia juga.

Ya hari ini genap setahun pertunangan kita. Maunya sih kita keluar untuk makan, tapi katanya dia mau datang dan nanti mau masak sesuatu yang spesial. Ya enaknya gitu aja menurutku, berhubung cuaca juga tidak medukung, hujan dan angin besar. Selain itu makan malamnya kan bisa lebih romantis kalau cuma berdua saja hehehe. Lagian kita juga mau menabung biar bisa pulang ke Indonesia akhir tahun ini. Yah tidak penting sih mau dirayakan bagaimana dan dimana, yang penting kita berdoa agar segala rencana kita berjalan lancar, dan hubungan kita pun tetap berjalan baik adanya, tidak berubah tetap sebagai teman bicara sejak 8 tahun yang lalu, juga kita selalu diberkati olah Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

2 comments:

Theresia Maria said...

Steffen udah jodohmu Carol, moga selalu rukun yach sampe jenjang pernikahan....*cupika cupiki*

Susan Harsono said...

wah happy 1st anniversary pertunangannya Carol hihihi..namanya jodoh, meski jauh bisa juga ketemu. Moga2 tetep langgeng sampe ke carpet merah ;)