Friday, 23 March 2007

BY THE RIVER PIEDRA I SAT DOWN AND WEPT by PAULO COELHO

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKemarin aku baru saja nyelesain baca buku ini. Memang aku terhitung pembaca yang lamban hehehe, untuk buku begini saja butuh waktu 3 hari hehehe. Maklum bacanya kan cuma pas di kereta kalo berangkat, itung-itung biar gak jenuh. Alasan kenapa aku beli buku ini sih sebenarnya simple, karena aku mau tahu gimana sih seorang Paulo Ceolho itu kalau nulis cerita roman? Ya aku baca reviewnya di internet dan disitu ditulis kalau buku ini menceritakan tentang kisah cinta di masa kecil yang terjalin lagi setelah mereka bertemu lagi ketika mereka dewasa. Terus terang aku agak sedikit kecewa sama buku ini. Ya cuma sedikit sih tapi kecewa juga hehehe (tapi masih seneng kok sama Paulo Coelho). Alasannya kenapa? Karena menurutku jalan ceritanya "too cheesy". Aku tidak berharap untuk menemukannya itu dalam buku seorang penulis sebesar beliau. Walaupun penggambarannya tetap gelap sesuai karakter penulisnya dan konfliknya pun dibuat agak sedikit "absurd" tapi karakter yang dimunculkan Coelho kali ini tidak setegas Maria dalam "Eleven Minutes". Ok biar jelas aku kasih penggambaran sedikit ya.

Karakter wanitanya bernama Pilar. Sewaktu kecil dia punya seorang teman pria tapi kemudian temannya ini harus pindah ke kota lain. Ketika Pilar selesai dengan sekolahnya, dia kembali menemukan teman kecilnya ini dan kembali saling berkomunikasi. Settingnya kali ini ada Spanyol dan Perancis, jadi antara Madrid dan Lourdes. Sudah pasti seorang Coelho berhasil dengan sukses menggambarkan semua keindahan alam yang ada. Two thumbs up!!! Back to Pilar. Ceritanya dia kembali ketemuan sama temannya ini dan teman prianya ini menyatakan cinta padanya. Pilar sendiri bingung dikarenakan si prianya ini ceritanya dianugerahi suatu kemampuan untuk bisa membuat keajaiban, misalnya menyembuhkan orang sakit. Dia sendiri sudah mendaftar ke suatu biara di Perancis, dekat Lourdes, yang notabenenya merupakan "Pilgrimage"-nya agama Katolik. Sosok Pilar sendiri digambarkan sebagai sosok yang tidak terlalu taat beragama, atau bahkan bisa dibilang tidak percaya akan agama. Tapi disini diceritakan bahwa cinta bisa merubah segalanya. Yup..."Amor Vincit Omnia", love conquers everything. That's what I called too cheesy. Ya maaf saja ya hehehehe karena pengalaman pribadi saya menjadi bukti nyata kalau cinta itu tidak bisa mengalahkan segalanya (loh kok kayaknya jadi curhat ya).

Mungkin saya agak terlalu subyektif, karena salah satu teman kursus saya, Marcello (an Italiano-macho macho hehehe), bilang kalau buku favoritnya dia dari semua karnyanya Coelho (selain The Alchemist) adalah buku ini. Menurut dia konflik antara cinta dan agama membuat cinta itu disejajarkan sederajat dengan agama (sacred). Mungkin ada benarnya juga, Tapi sejauh saya membaca agama yang ditampilkan disini (walaupun jelas itu adalah Katolik dengan penggambaran Lourdesnya dan juga kepercayaan mengenai The Holy Virgin) terlalu "absurd". Coba saja kalian baca dan temukan sendiri ke-absurd-annya atau mungkin saja saya yang terlalu "absurd"??? Bisa jadi. Karena jujur saya mengharapkan cerita cinta yang setragis judulnya. Bayangkan saja :"by the river Piedra I sat down and wept" dan kira-kira menurut kalian bagaimana endingnya yang cocok?

Thursday, 22 March 2007

Kesayangan-ku

Eric: viele Sterne (banyak bintang)
Carol: hmmm
Eric: iiiinnniiii (maksudnya manggil aku Carolin, bukannya bilang ini dalam arti bahasa indonesia loh hehehe)
Carol: hmmm
Eric: innniiii (manggil lagi nih ceritanya, minta tolong ditempelin)
Carol: Was ist das? (apa itu?)
Und...hier...da (dan...ini...ya)
Wie viele Sterne hast du? (kamu punya berapa banyak bintang?)
Eins, zwei...drei, vier, fünf und... sechs, sieben, acht und... (ini berhitung satu sampai delapan, dan...)
Eric: neun (sembilan)
Carol: neun Sterne
Eric hat neun...
Eric: hat neun Sterne
Carol: ja, genau


Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketAku ketemu Eric ini tahun lalu. Dia ini anaknya adiknya Steffen (jadi calon ponakan ceritanya hehehe). Awal dia lihat aku ya agak takut-takut gitu deh. Mungkin kayak kita kalau lihat alien kali ya hehehe. Tapi tidak lama dia sudah mulai berani ngajak aku main, walaupun aku sama sekali gak ngerti dia ngomong bahasa apa dan dia juga gak ngerti aku ngomong apa. Maklum dia waktu itu masih belum lancar ngomongnya dan aku juga masih banyak pake bahasa Inggris. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSo, jadilah "Lost in Translations". Tahun ini datang lagi aku pikir dia bakalan lupa sama aku tapi ternyata tidak loh. Dia masih ingat namaku dan dia langsung manggil-manggil gitu deh, walaupun kadang ga jelas antara si Iin atau Carolin. Omanya ngajarin dia manggil aku Tante Carol (dengan lafal Karol, kayak bahasa Indonesia) tapi dia malah kesusahan. So jadilah aku dipanggil dengan lengkap dan malah kelebihan...Karolina (dengan lafal Indonesia). Ya bahasa Jerman alphabetnya dibaca hampir sama kok dengan bahasa Indonesia, jadi tidak begitu ribet.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketDia suka banget ngajak main kejar-kejaran. Kalau aku dateng yang seneng ya dia sama Omanya (mamanya Steffen), karena si Oma sudah capek dan dianya gak capek-capek jadinya tugas mengejar gantian aku deh. Mau mati rasanya sampai aku kehabisan napas tapi dianya masih segar bugar!!! Kalau aku bilang: "ich möchte ausruhen" (aku mau istirahat), eh dia langsung merengek dan bilang: "nochmal...nochmal" (alias:lagi...lagi). Tapi aku seneng-seneng aja kok main sama dia. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketAnaknya pintar dan aku sama dia banyak belajar bahasa Jerman bareng hihihi. Apalagi buat partner ngapalin artikel benda-benda dalam bahasa Jerman yang susahnya minta ampun. Eric ini kesayanganku pokoknya. Sayang saat ini mamanya (adiknya Steffen, Katrin) dan papanya (Robert) lagi ada masalah dan untuk saat ini mereka memutuskan untuk tidak berhubungan (tapi masih tinggal satu apartemen sih...yak apa toh...ga ngerti deh!). Bagi yang tahun lalu pernah baca blog-ku pasti sudah tahu tentang Katrin dan Robert ya. So saat ini Eric pun banyak menghabiskan waktu di tempat Omanya. Coba saja kalau aku tinggal di dekat situ juga dan tidak sibuk sama sekolah, pasti aku juga mau nampung dia.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketAku sih juga sering sharing sama Steffen mengenai adiknya. Maksudku biar kita bisa sama-sama belajar dari masalah orang lain (bukannya nyalahin, mencaci ataupun bermaksud mencampuri urusan ya). Kalau sudah begini kan yang kasihan anak juga, jadi korban padahal dia tidak tahu apa-apa. Untungnya mama papanya Steffen juga selalu support si Katrin untuk bisa rukun lagi sama Robert, tapi ya keputusan akhir ada di tangannya. Hm padahal banyak pasangan yang susah payah usaha buat dapat momongan ya. Kalau sudah begini kadang aku kasihan lihat si Eric. Ya mungkin sekarang dia masih ga ngerti, so dianya happy happy aja tuh kalau ditinggal di tempat Omanya, sedangkan mamanya harus kerja dari pagi sampai malam.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Buat Easter ini aku dan Steffen sudah nyiapin hadiah buat dia, juga buat ulangtahunnya nanti loh. Omanya bilang kalau dia mau DVD-nya "der Maulwurf" (yang mau sebenarnya Eric apa Oma sih???), so kita cari deh filmnya dan malahan kita sudah dapat. Moga-moga ya Eric senang sama hadiahnya. "Eric, du bist mein Schatz!"

Wednesday, 21 March 2007

ELEVEN MINUTES by PAULO COELHO

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketBuku ini aku beli di Indonesia dalam rangka penerbanganku dari Jakarta menuju Jerman waktu itu. Ya maklum saja perkiraan penerbangan kan bakal lama banget, kurang lebih 18 jam. Jadi otomatis aku berbekal beberapa buku bacaan biar gak boring. Buku inipun hasil rekomendasi Utik, salah seorang temanku yang mana diapun mendapat rekomendasi dari Pipit, salah seorang temanku yang lain. Halah kok belibet banget toh! Si Pipit ini suka sekali dengan karya-karyanya Paulo Coelho semenjak dia baca The Alchemist. The Alchemist inilah yang berhasil malambungkan nama seorang Paulo Coelho.Intinya, aku suka banget dengan buku ini dan semenjak itu akupun mulai beli karya-karyanya yang lain. Ya untuk saat ini penulis favoritku bertambah satu selain Mitch Albom. So, walaupun berbahasa Inggris tapi bahasanya pun sangat mudah dimengerti dan penuturan tokohnya sangat menarik untuk diikuti. Ceritanya sendiri berkisar tentang seorang gadis bernama Maria yang berasal dari Rio, Brasil dengan semua mimpinya untuk menjadi seorang artis yang sukses (atau sekedar seseorang yang sukses) dan nantinya dia pun terdampar di Geneva, kota dengan populasi terbesar kedua setelah Zürich, di Swiss. Di kota ini diapun belajar tentang hidup dengan menjadi seorang prostitusi. Dan disini pun dia belajar tentang cinta. Meskipun novel ini memiliki bobot roman dengan penggambaran alamnya yang sangat indah (ini merupakan ciri khas seorang Paulo Coelho) tapi bobot filosofi hidupnya juga tetap ada loh. Malahan maknanya dalam banget. Tokoh Maria sendiri diciptakan sebagai sosok yang sangat menarik dan bukannya seorang Prostitusi pada umumnya. Penggambaran realita hidup yang bertolak belakang, seorang prostitusi dengan latar belakang keluarga Katolik yang taat. Tertarik? Silakan baca sendiri untuk tahu bagaimana kelanjutan cerita seorang Maria. Ditanggung kalian tidak akan bosan, karena bacaan ini tidak begitu berat. Happy reading!!!

Tuesday, 20 March 2007

Makasih Onie!

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketIni adalah fotoku bersama Utik dan Onie (maaf kalau tidak jelas, nanti kalau ketemu foto yang lebih bagus pasti aku ganti ok). Sekedar info, Utik itu yang cewek dan Onie itu yang cowok (biar tidak tertukar begitu). Onie ini adalah salah satu temanku yang tertinggal di Indonesia. Eh bukannya tertinggal sih tapi memang sengaja aku tinggal di Indonesia. Males bawa-bawa makhluk yang satu ini. Hehehe gak deh On, just kidding ok bro! Onie ini gak jelek-jelek amat kok (bukan maksud promosi loh, 'cos he's taken anyway). Kesan pertama waktu lihat Onie: waktu itu awal-awal baru masuk kuliah. Dia ini cukup dikenal di kalangan para mahasiswa. Hal ini dikarenakan dia ini termasuk salah satu aktivis pada masa itu. Ya aku masuk kuliah kan tahun 1998 dan tahun itu banyak sekali demonstrasi mahasiswa menentang pemerintahan. Hari itu tanggal 17 Agustus 1998, tepat setelah upacara bendera, diadakan open house mengenai mengenai kegiatan extra kurikuler bagi para mahasiswa. Waktu itu ada suatu kelompok mahasiswa yang kegiatannya ya cuma demo ini dan salah satu anggotanya ya Onie ini hehehe. Apa ya On namanya? Aku kok lupa ya.

Pertama lihat Onie, aku bilang dalam hati, hmmm mirip Jamie Aditya. Jamie Aditya ini adalah salah satu presenter MTV idolaku (kalau gak salah sekarang dia jadi host-nya National Geographic di Australia). Tatapannya menenangkan, matanya shyadu, Onie ini tidak banyak bicara tapi orang pasti tau kalau 'contents' di kepalanya itu 'fully-loaded'. Bahkan saking penuhnya sampe kalau mau ngomong aja susahnya minta ampun. Itulah kesan pertama ku terhadap Onie. Kemudian aku dapat kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh karena dia memutuskan untuk transfer jurusan dan masuk Sastra Inggris. Banyak hal yang kita sering diskusikan atau sekedar memperbincangkan suatu hal yang tidak jelas. teman 'nongkrong' di selasar Gedung Sastra yang asyik, karena banyak hal yang dia tahu dan aku tidak tahu hehehehe (kadang dia juga sok tahu hehehe becanda lagi nih). Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSemakin dekat, semakin kita kenal mahluk macam apa Onie ini sebenarnya. Tenang-tenang tapi menghanyutkan hehehehe. Aku mulai suka ngledekin dia dengan sebutan King Cusco atau Llama. Bagi kalian yang pernah lihat film kartun judulnya "The Emperor's New Groove" pasti tahu sama tokoh diatas. Bagi yang tidak tahu ya cerita singkatnya begini: Ada suatu kerajaan dengan rajanya yang sangat angkuh dan semena-mena, namanya King Cusco. Suatu hari dia minum ramuan yang mengubahnya menjadi seekor Llama. Hewan ini sekilas mirip Unta tapi lehernya panjang dan tidak berpungguk. Pasti kalian mikir aku sadis banget, masa temen dikatain kayak Llama. Iya kan? Alasannya kenapa aku manggil dia begitu sebenarnya karena pas aku jalan-jalan ke Taman Safari trus liat si Llama ini berdiri di tengah jalan dan menatap ke arahku, aku ingat cara Onie menatap aku. Matanya sama plek, karena si Llama ini matanya juga sayu dan menenangkan, begitu maksudnya hehehe. Onie pun hanya tersenyum atau kadang tertawa terkekeh setiap kali aku memanggilnya 'Llama', tanda dia tidak keberatan. Betul begitu On?

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketOk enough about Onie and Llama. Minggu lalu aku ada telpon dia karena saat itu aku sedang dilanda kebingungan. Aku bingung mau ambil jurusan apa buat kuliah nanti, apa Literatur atau Linguistik. Seingatku dia ini dulu ambil penjurusan Linguistik sedangkan aku Literatur, tapi ternyata salah. Dia juga ambil Literatur. Ya sudah, la wong kadung sudah telpon. Akhirnya kita ngobrolin tentang Litaratur dan Linguistik. Pada dasarnya aku lebih berat ke Literatur dikarenakan memang jiwaku sudah mantap disitu. Intinya tanpa Literatur aku tidak bisa hidup hehehehe. Tapi aku merasa untuk bekal karir di Jerman, dikemudian hari, rasanya ilmu Linguistik akan lebih menguntungkan. Toh aku bisa ngajar bahasa Inggris juga disini. Tapi apa daya, lihat materi kuliahnya saja aku sudah berniat untuk bunuh diri (hehehehe gak sampe segitunya sih). Ngobrol ngalor ngidul, dapat masukan dari Onie mengenai ini dan itu sampai akhirnya ada satu kalimat dari Onie yang membuat aku memutuskan untuk ambil Lingusitik. Dia bilang: "Kalau memang faktanya Linguistik lebih jelas jenjang karirnya, ya ambil itu aja Rol. Kalau nanti sudah dijalanin aku yakin kamu pasti nemu selanya dimana kamu bisa survive dari itu semua no matter how hard it is" (intinya si begitu walaupun saduran kalimatnya tidak sama plek sama aslinya hehehe). Aku rasa itu ada benarnya. Sama juga seperti belajar bahasa Jerman. Dulu aku sama sekali tidak punya keyakinan kalau suatu saat bisa ngomong fasih dengan bahasa Jerman (bahkan sampai sekarang kadang masih pesimis hehehe), tapi toh sedikit demi sedikit bisa juga ngomong yang gampang-gampang (ada juga dong hasilnya kursus mahal-mahal hehehe). So aku rasa aku akan ambil Linguistik untuk Master-ku nanti. Universitasnya juga sudah ketemu, kalau tidak di Eichstätt ya di Regensburg. Semoga sih dapet yang di Eichstätt karena jaraknya dekat, jadi bisa menghemat ongkos kereta hehehe. Let's see how it works and I'll just keep my fingers crossed and hope I can make it! Cheers!

PS: And the Music of my Life for this week is dedicated to you, my dear friend,Leonardus Onie Wiranda. Thanks for being such a helpful person (btw, aku grabbed photonya ya , Mas!). Miss you, bro!
Yann Tiersen-Summer 78 (OST Goodbye Lenin)

Monday, 19 March 2007

Sibuk

Belakangan hari ini memang aku bisa dibilang tidak ada waktu untuk Blogging. Alasan utamanya sih karena memang aku butuh waktu untuk adaptasi dengan level kursusku yang baru dan juga guru-gurunya yang juga baru. Lain level, lain guru dan lain pula sistem pengajarannya. Dan entah aku harusnya bersyukur atau tidak, yang jelas kedua guruku yang baru ini susah banget diikutinnya.

Yang satu namanya Maria Wolf. Orangnya sih menarik dan kalau dia ngomong mudah sekali dimengerti karena pengucapannya sangat jelas, tapi dia kalau ngajar sukanya cuma duduk di depan dan kalau nerangin secepat kilat. Memang sih dia banyak ngasih latihan grammatik, untuk itu aku sangat terbantu sekali tapi berhubung otakku memang agak "lemot" (ngaku sendiri nih!), jadi belum aku mencerna soal dan jawabannya eh dia udah ganti kertas dan topik bahasan yang lain. Walah walah ampun deh!!!

Yang satunya lagi namanya Ulrike Scheckel. Orangnya agak tua dari guru-guru disini. Bagusnya dia sering banget kasih tips-tips cara bagaimana mendengarkan percakapan yang baik terus bagaimana cara mengerti soal bacaan walaupun kita tidak tahu artinya, dan lain sebagainya. Tipsnya amat sangat membantu, tapi dia kalau ngomong udah kayak dikejar anjing, bahkan kadang kala dia sampai kehabisan napas sendiri. Ya maklum kan dia juga udah ada umur, jadi kalau udah begitu jadilah dia bahan tertawaan satu kelas...ya kasihan juga sih. Oh parahnya dia ini susah banget ngapalin nama, so dia memanggil semua muridnya dengan asal negaranya. Beberapa temanku merasa tidak "comfy" dengan panggilan itu tapi ya mau bagaimana lagi kan. Ajaibnya, awalnya dia juga tidak ingat asal negaraku. Jadilah aku murid tanpa nama dan asal negara hehehe. Awal perkenalan malah dia nyangka aku orang Perancis...nah loh!! yang error siapa coba. Katanya namaku itu tidak lazim untuk nama orang Indonesia. Tapi buktinya ada kan? Semenjak itu aku selalu dapat panggilan Philipino lah, Vietnamesse lah, Japanerin lah, dan sebagainya.

Ok enough about the teachers. Intinya tiap harinya disamping ngerjain tugas-tugas yang berlembar-lembar, aku pun menyediakan waktu extra untuk ngulang semua pelajaran hari itu. Maklum akhir bulan April nanti aku ada ujian kenaikan tingkat, jadi agak-agak "nervous" sedikit lah. Dan selain kesibukanku dengan kursus, aku juga mulai menghubungi Universitas yang mau aku daftar tahun ini. Belum lagi kan semua ijazahku harus disahkan sama pemerintah sini. Wah repot banget deh.

Jadi, maaf banget ya kalau aku jarang blog-walking atau jarang posting. Bahkan ngerjain Pe-eR dari Mamanya Kintan aja lama banget. Betul begitu ya Mam?? hehehehe. Janji deh begitu ada waktu pasti aku langsung blog-walking dan posting, biar dunia per-blogging-an tambah rame. Iya ga?

Tuesday, 6 March 2007

PR Record (Kena deh!!!)

Walah dapet kerjaan tambahan nih dari Mamanya Kintan. Maaf kalo nelat. Maklumlah anak sekolahan kalo liat Pe-eR bawaannya males hihihi. Anyway, kein Problem. Aku emang suka musik kok so ok deh langsung aja ya...tancap gas...

1. Record that change your life
belum ada deh kayaknya. Aku masih seperti yang dulu (*dengan nada lagu jadul*). Belum ada lagu neng nong neng gung -nya Jeng Yulia, jadi masih tetep single hehehe.

2. Records you've listened more than once
The Killers - When You Were Young

3.Records that you just don't understand
lagu Techno. I'm really not the techno-type-of-girl. Kalo aku sama temen2 suka menjuluki lagu ini dengan sebutan lagu Pak Bam Bang, soalnya dulu ada lagu yg nadanya seirama sama si Pak Bambang ini hehehe (maap loh kalo ada yg tersungging...gak maksud!)


4.Record that made you laugh
Adam Sandler - Grow Old with You (OST Wedding Singer)


5.Records that made you cry
Michael Buble - Home

Dashboard Confessional - A Plain Morning sebagai catatan penyanyi diatas bukan penyanyi sebenarnya, but he's not bad anyway hehehe.

6.Record that creeps the hell out of you
apa ya? ummm soundtrack film horror kali ya. Apalagi kalau pas tegang2nya eh trus setannya nongol...hiiiyyy

7.Record you wish had never been made
gak ada deh. Music gives color in life, no matter what. Setuju???

8.Records that you've just listened
Nouvelle Vague - Eisbär (Grauzone Cover Version)

Nouvelle Vague - Blue Monday (New Order Cover Version)


9.Record you've been meaning to buy (..or Steal)
Mando Diao - Long Before Rock 'n Roll


10.Nge-tag siapa lagi.........?
Ayok para korban selanjutnya : Febey dan Nina

Sunday, 4 March 2007

Die Einrichtung

Photobucket - Video and Image HostingArti judul diatas kalau diterjemahkan ya hampir sama artinya dengan penataan tapi lebih ke penataan tempat tinggal atau Interior, seperti contohnya: penempatan sofa, lemari, meja dan lain sebagainya. Aku sendiri memang dalam rangka penataan apartemen-ku yang sedikit demi sedikit sudah aku cicil. Makanya kalau tiap akhir pekan pasti deh yang namanya sibuk beres-beres. Penataan ini berkenaan dengan penyambutan kedatangan sofa baruku yang walaupun baru nanti April datangnya hehehe.

Photobucket - Video and Image HostingKebetulan dari hari Rabu aku libur kursus, jadi waktu itu aku gunakan sebaik-baiknya. Dari yang ke München cari Asian Markt demi mencari kulit lumpia, Indomie Goreng, Sambal Indofood botol, Tahu, cabe rawit, tauge, ketan item dan daun pandan (yang 2 terakhir gak ketemu tuh ihik ihik! Gimana dong Ce Mel?). Terus ke Praktiker (toko semacam Ace Hardware) buat beli perkakas buat motong meja. Dan Sabtunya jadilah apartemen-ku kayak kapal pecah. Untung Schorch (temannya Steffen) datang buat bantuin dan karena kita pinjam alat pemotong kayunya dia juga. Wah kerjanya udah kayak orang gila, soalnya si Schorch datangnya telat (bule ngaret ya dia ini-the one and only) dan kita harus ngeburu waktu sebelum jam 7 malam. Kalau kita buat kegaduhan jam segini bisa2 ditegur tetangga. Disini memang ada aturannya kalau pagi dari jam 8 sampai 12 kita boleh mengeluarkan bunyi-bunyian (seperti menjalankan mesin cuci, menyalakan vacuum cleaner, dan sebagainya) tapi dari jam 12 siang sampai jam 3 kita tidak boleh gaduh karena ini jam tidur siang, setelah itu baru boleh lagi rame-rame sampai jam 7 malam. Repot ya??? Tidak seperti di Indonesia yang selalu rame deh.

Photobucket - Video and Image Hosting Cowok-cowok sibuk buat keributan, dan aku anteng-anteng aja di dapur nyiapin kue dan bikin lumpia. Menu lumpia sih memang menu favoritnya si Steffen. Bagi tahun lalu yang sudah pernah baca postinganku pasti tahu deh. So, kali ini begitu dapet kulit lumpia dan tauge-nya langsung deh tancap gas aku buat menu andalan hehehe. Hasilnya??? Laris manis Tanjung Gempul!!! Terima kasih aku ucapkan kepada mama tersayang atas pembekalannya sebelum ananda berlarung ke seberang samudera di belahan lain dunia (wah dahsyat ya bahasanya!).

Photobucket - Video and Image HostingKita semua kerja sampai pagi tapi hasilnya benar-benar memuaskan. Sampai Schorsch aja bilang kalau dia bakalan lebih sering lagi main atau bahkan mau nginep disini (waduh gawat dong ya). Entah karena memang apartemen-nya yang comfy atau lumpia-nya yang gratis? Hehehehe.

Schoko-Haselnuss Kuchen

Photobucket - Video and Image Hosting

Bahan:
180 gr Butter/Margarine
180 gr Gula
6 btr Telur
200 gr Tepung Maizena
2 sdt Baking Powder
2 sdm Rum
100 gr Coklat, dipotong-potong (kalau aku diparut)
200 gr Haselnut, dibuat kecil2 (ada juga kan yang jual sudah tipis2)

Photobucket - Video and Image Hosting

Cara:
Butter/Margarine, gula, dan kuning telur dimixer. Kemudian campurkan tepung maizena dan baking powder. Aduk hingga rata. Rum, Coklat dan kacang dicampurkan dan terakhir masukkan sisa putih telur. Aduk hingga rata. Masukkan kedalam oven dengan suhu 180°C selama 60 menit.

Gampang banget kan? Pokoknya kalau aku yang buat serba praktis dan mudah hehehe. Hasilnya enak loh, malahan ada yang ketagihan...siapa lagi kalau bukan AKU sendiri hehehe chauvinis banget ya. Aku nemu resepnya dari bungkus tepung maizena dan hari Sabtu kemarin kan aku kedatangan teman yang mau bantu beresin apartemen. Aku pikir masak gak aku jamu sih, kan kasihan tenaganya gratisan gitu. Aku liat ini dan aku cek ternyata semua bahan tersedia. Perfekto!!! So, silakan mencoba bagi mereka yang mau mencoba. Mungkin kalau dikasih kopi sedikit jadi lebih wangi deh...hmmm...next time deh aku coba.