Thursday 6 April 2006

"Sperrmüllaktion"


Image hosting by PhotobucketDari minggu lalu saya sudah dapat selebaran pemberitahuan dari pengurus wohnung (apartemen) bahwa hari ini bakal ada pengumpulan sampah. Sampahnya bukan sampah yang sehari-hari kita buang dan kita taruh di tempat sampah, melainkan sampah dalam bentuk yang lebih besar. That's why they can't fit into the trash bin! Contohnya: kayu-kayu bekas, furniture bekas, matras/kasur, mainan anak-anak, sepeda rusak dan lain sebagainya. Pokoknya semua barang yang sudah tidak terpakai lagi dan umumnya di taruh di keller (basement/gudang). Yang tidak boleh ikutan dibuang adalah barang-barang elektronik dan barang-barang yang terbuat dari metal. Jadinya kemarin itu para mieter (tenant/penghuni) apartemen saya dan sekitarnya berbondong-bondong membuang barang-barang bekas mereka. Kebetulan salah satu titik pembuangan berada dekat pintu masuk apartemen saya. Jadinya saya bisa ngintip-ngintip sedikit kira-kira apa yang mereka buang. Pada umumnya sih lemari tua yang sudah somplak (kalau orang Jakarta bilang), kalau orang Jawa bilang itu istilahnya "gupil" hehe. Ada juga yang buang peralatan barbeque mereka, ada roda sepeda bekas, kayu-kayu, dan triplek. Makin sore makin menggununglah barang-barang itu di tepi jalan. Sayapun makin seru mengintip dari jendela dapur saya. Dan hari ini sekitar pukul 10 pagi tadi, para petugas kebersihan sini mulai mengambil barang-barang itu dan melemparnya ke dalam truk sampah mereka, dan barang-barang itu langsung digiling remuk. Wah, sayang juga ya, padahal ada meja kecil lucu (walaupun kelihatan tua banget) yang mungkin bisa sedikit didempul (betul ya itu istilahnya?) dan dikasih cat baru...hmm pasti cantik sekali. Sebenarnya dari kemarin saya ngintip timbunan sampah itu, tangan saya pun sudah gatal kepingin ngambil. Mungkin nanti kali ya kalau saya sudah benar-benar menetap disini hehehe. Hm, jadi kepikiran kalau ini terjadi di Indonesia pasti barang itu sudah habis ludes sama tukang rombeng sebelum diangkut sama petugas sampahnya.
Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

5 comments:

L. Pralangga said...

Wah urusan buang sambap yang non standard ini emang bener2 butuh extra effor, jadi inget dulu saat tinggal di New York, pada saat orang2 buang sampah non-standard ini, kita2 malah hunting kali aja dapet TV warna yang masih bagus atau sofa kulit :)

Seneng udah bisa mampir kesini, slam hangat dari afrika barat :)

L. Pralangga said...

Hidden talents, is just like digging for gold.. keep rediscovering your hidden talend and never give up brushing your skills...

Seneng udha bisa mampir kesini, salam kenal dan salam hangat dari Liberia, Afrika Barat :)

KangHadi said...

Huahahaha... dasar orang indonesia. engga bisa liat barang yang masih bisa dibenerin, langsung kepengen ngebenerin. namun memang begitu lah orang kita, setiap ada barang yang rusak dikit, tapi masih bisa dibetulkan dan bisa dipakai, ya pasti akan dibetulkan dirapihkan lagi, dan jadilah barang lama menjadi barang baru. (aku sendiri suka seperti itu, tidak lekas membuang walaupun sudah agak rusak, selama masih bisa dibetulkan, ya betulkan)
coba deh liat bengkel mobil atau motor, liat deh mobil kuno yang masih bisa lari di jalan tol. itu kan onderdilnya sudah bukan aslinya. bahkan mungkin mesinnya sudah bukan aslinya. tapi itulah kreativitas kita yang tidak akan pernah ditemukan di bangsa lain.
salut aku dengan bangsaku.

Die Seite 13 said...

luigi: thx buat salam hangatnya :o)

kang hadi: yup...hear hear...orang Indonesia itu pinte2 dan lebih kreatif lagi hehehe

Vivie said...

carol dah baikan belum? semoga cepet sembuh yah......
Met wiken aja deh...GBU