Wednesday, 25 July 2007

Movie Review - The Painted Veil

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKapan ya terakhir kali aku nangis bombay waktu nonton film? Wah kayaknya udah lama banget deh. Lagian juga semenjak meninggalkan tanah air tercinta, hobiku yang satu ini memang hampir punah. Secara disini susah juga cari DVD bajakan hehehehe. Karena itu aku ucapkan terima kasih kepada adikku yang paling cuantik, Nina, atas rekomendasi filmnya. Karena kemarin malam dengan suksesnya aku nonton film ini sambil nangis bombay hehehe.

Film ini diadaptasi dari novel karangan W. Somerset Maugham dengan judul yang sama dan merupakan re-make pula. Tahun 1934 sebenarnya novel ini sudah pernah dibuat filmnya dengan judul yang sama pula, The Painted Veil.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketProduksi terbaru dibuat tahun 2006 (jadi aku terbilang telat ya nontonnya) dan hampir semua pengambilan gambarnya dilakukan di Cina. Bedanya lagi tokoh utama wanita yang di film pertama bernama Katrin, kali ini bernama Kitty yang dimainkan oleh Naomi Watts. Nama tokoh utama prianya tetap, yaitu Dr. Walter Fane yang diperankan oleh Edward Norton. Sedangkan pemeran pembantu prianya dimainkan oleh Liev Schreiber yang berperan sebagai seorang diplomat Inggris bernama Charlie Townsend, di film pertama bernama Jack Townsend.

Menurutku sebenarnya buku ini atau film ini tepatnya berjudul Love in the Time of Cholera, yang merupakan novel karya Gabriel Garcia Marquez. Ya Mungkin juga W. Somerset Maugham tidak ingin terlalu mengekspos tema love-nya yang memang tidak begitu tampak awalnya ataupun dia tidak ingin juga mengekspos tema penyakit kolera-nya yang menjadi background film ini.

Cerita awal film roman ini memang agak-agak flat (apa memang itu tipikal film adaptasi novel ya?). Satu-satunya yang menarik adalah permainan plotnya yang maju mundur. Ya permainan plot memang selalu saja membuat para pencinta film tertarik karena mereka harus lebih ekstra memperhatikan filmnya, atau mungkin juga itu bukan hanya trik sang sutradara belaka. Mungkin saja memang plot novelnya serupa dengan filmya? Aku juga belum menyempatkan diri untuk mencoba membaca novelnya.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketBercerita tentang Kitty yang menikahi seorang ahli mikro organisme muda bernama Walter. Pernikahan mereka terbilang super kilat, karena mereka baru sehari saja bertemu pada suatu pesta yang diadakan oleh keluarga Kitty. Sudah bisa ditebak, pernikahan itu tidak didasari oleh cinta. Kalau Walter jelas saja cinta mati sama Kitty ini, bisa dibilang buat dia adalah love at first sight. Tapi untuk Kitty, pernikahan ini dilakukan karena dia ingin hidup jauh dari keluarganya.

Ya, setelah menikah mereka memang langsung meninggalkan Inggris, sesuai keinginan Kitty. Merekapun pindah ke Cina dimana Walter ditugaskan. Di Cina, mereka bertemu dengan pasangan lainnya, dan disinilah cinta Kitty bersemi. Dia pun mulai asyik berselingkuh ria dengan seorang diplomat Inggris muda bernama Charlie, walaupun si Charlie sendiri sudah beristri.

Hubungan gelap merekapun akhirnya diketahui oleh Walter dan diapun memberikan ultimatum kepada Kitty. Kitty harus ikut dengannya ke pedalaman desa di Cina yang sedang terjangkiti wabah kolera. Pilihan lainnya, Walter rela menceraikan Kitty asalkan si Charlie juga menceraikan istrinya dan mau menikahi Kitty. Terang saja pilihan kedua yang diambil Kitty, tapi apa daya karena Charlie menolak untuk menceraikan istrinya.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKitty pun akhirnya harus rela mengikuti suaminya ke pedalaman desa karena dia tidak punya pilihan lain. Hubungan mereka pun tidak lagi seharmonis dulu. Mereka jarang sekali berbicara satu sama lain. Mereka tinggal di satu gubuk dipinggiran desa, sedangkan Walter tiap harinya harus pergi ke desa itu untuk memeriksa para penduduknya yang sudah terserang kolera. Selain itu dia juga meneliti dan mencoba mencari solusi dari wabah kolera yang menjangkiti desa itu. Untuk membunuh rasa bosannya akhirnya Kitty pun setiap harinya pergi ke suatu panti asuhan untuk membantu beberapa biarawati disana.

Dari sinilah mulai tumbuh rasa cinta Kitty terhadap Walter. Dia mulai melihat sosok suaminya sebagai seorang pria yang begitu baik hati dan suka menolong orang lain. Dan dari sinilah ceritanya menjadi begitu ironis. Seperti apa sih ironinya, aku sangat anjurkan teman-teman untuk nonton sendiri filmnya, apalagi buat mereka penggemar film-film roman dan penggemar Edward Norton khususnya.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketBuat aku pribadi, film ini merupakan film roman yang dikemas dengan bagusnya. Walaupun lagi-lagi temanya cinta, tapi cerita ini bisa dibilang memberikan warna baru. Maksudku film ini menceritakan bahwa cinta itu layak untuk diperjuangkan. Lihat saja tokoh Walter, yang begitu cinta matinya sama si Kitty. Walaupun dia tahu bahwa Kitty menikahinya bukan karena cinta, walaupun dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa istri tercintanya sedang asyik bercumbu dengan pria lain, tetap cintanya tidak pudar, malahan dia menyalahkan dirinya sendiri dan bahkan dia sempat minta maaf sama Kitty:
Walter: "Forgive me".
Kitty: "Forgive you? There's nothing to forgive".

Coba bayangkan gimana aku gak nangis bombay!!!

Seperti yang aku bilang sebelumnya film inipun berakhir dengan ironis, dan menurutku kalimat paling ironis yang bisa aku kutip dari film ini adalah:
Walter Jr.: "Who's that, Mommy?"
Kitty: "Noone important, Darling".

Penasaran??? Nonton sendiri deh ya...

Monday, 16 July 2007

Sommerfest

2 minggu yang lalu tepatnya tanggal 7 Juli aku diajak Steffen ke acara yang namanya Sommerfest, atau kalau diterjemahkan artinya Pesta musim panas...gitu deh. Acara ini diadakan tiap tahunnya oleh tempat kerjanya Steffen, tapi khusus divisinya mereka saja. Hari itu aku bawa lumpia 50 biji sesuai pesanan hehehe. Untuk kilasan acaranya biar foto yang bicara ya.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ini suasana rumah Sepp, rekan kerja Steffen. Ditempat inilah tiap tahunnya mereka kumpul-kumpul untuk mengadakan Sommerfest.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Menaikkan bendera perusahaan, tapi yang ini gak pake upacara hehehe.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Inilah korban kita untuk Sommerfest tahun ini...ikan Makarel...hmm enak deh...rasanya kayak bandeng...apa emang bandeng ya???


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ini suasana meja makannya. Masing-masing dapet ikan satu ekor dan disinilah tempat pembantaiannya.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Sempat hujan dan akhirnya kita memutuskan untuk pindah ke dalam garasinya Sepp. Serasa konferensi meja kotak ya?


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Hujan pun berhenti dan kita memutuskan untuk keluar, tapi ternyata udaranya dingin juga, akhirnya tuan rumah bikin api unggun deh...hore...


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Semuanya duduk mengelilingi api ungun, beberapa tamu sudah pulang duluan. Tinggal beberapa yang tersisa dan bertahan sampai lewat tengah malam. Tamu pun satu persatu pamit, tinggal aku, Steffen, Michl (teman Steffen) dan Steffi (pacarnya), dan Hutti (temen Steffen yang lain). Kita ngobrol sampai sekitar pukul 3 dini hari dan akhirnya memutuskan untuk bermalam.

Wednesday, 11 July 2007

Ich muss immer hart kämpfen

Aku ingat waktu itu papaku pernah bilang: "wah kasihan ya anakku, selalu harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang dia mau". Ya terjemahan dari judul postinganku kali ini artinnya adalah: "Aku harus selalu berjuang dengan keras".

Aku memang merasa kalau aku ini tidak dengan mudah begitu saja mendapatkan apa yang aku mau. Semuanya itu harus selalu disertai perjuangan yang berliku dan tidak gampang. Apalagi aku terbilang orang yang perfeksionis. Semua harusnya berjalan sesuai yang aku rencanakan dan harapkan, kalau tidak...wah bisa langsung pusing tujuh keliling dan stress jadinya.

Sebagai contohnya adalah rencana melanjutkan studiku di Jerman sini. Dari awal aku sudah tahu bahwa ini tidak akan mudah. Banyak yang bilang, kenapa gak cari beasiswa saja kan di Jerman banyak tuh Uni yang menyediakan beasiswa. Percayalah, aku sudah mencoba untuk mencarinya, 2 tahun aku mencoba kemana-mana, tapi umumnya beasiswa itu diperuntukan bagi para pekerja sosial (terutama), pegawai negri ataupun para pengajar universitas negri, dan percayalah rasisme itu masih ada.

Yah intinya, sulit juga untuk aku mencari beasiswa. Tapi toh tetap saja dengan segala perjuanganku aku merasa selalu terberkati. Buktinya walaupun dengan biaya keringat sendiri bisa juga aku ke Jerman sini dan berencana melanjutkan studi disini. Tapi perjuangan belum berhenti. Dari persiapan bahasa, pengurusan dokumen-dokumen seperti menerjemahkan ijasah-ijasah sekolahku, pengurusan visa dan sebagainya benar-benar menguras energiku dan juga materi.

Sampai akhirnya disinipun aku sudah beres memasukkan pendaftaranku di Uni jauh hari sebelumnya, bahkan sampai ingin "perfect"-nya aku sampai belain ketemuin Profesornya, kok ya tetap saja ada masalah yang datang. Pendaftaran Uni tutup tanggal 15 Juli, dan weekend kemarin aku sadar bahwa dokumenku ada yang kurang. Langsung saja aku telpon Uni-nya untuk menanyakan apa aku masih bisa dapat kesempatan untuk menambahkan dokumen yang kurang tadi. Jawabannya positif.

Jadinya dari Senin aku melengkapi semua dokumenku dan berencana untuk ke Uni hari Selasanya. Lalu apa yang terjadi hari Selasa bisa teman-teman baca di postinganku sebelumnya. Dan postinganku hari ini berhubungan dengan apa yang terjadi hari ini.

So, begitu tau kemarin tidak ada kereta yang bisa kutumpangi menuju ke Uni di Regensburg, langsung aku telpon sekretariat di Uni-nya. Aku jelasin masalahku dan dia dengan ramah bilang: "gak apa-apa, besok juga masih bisa". Akupun langsung lega rasanya. Langsung saja aku atur janji jam 9 pagi untuk ketemuan sama dia, jadi semua dokumenku yang kurang bisa dikumpulkan dengan dokumenku yang lama.

Sengaja aku berangkat lebih awal dan aku sampai disana sekitar jam 1/2 9 pagi, tapi apa yang kudapati? Tulisan di depan pintu sekretariat: Karena sakit, dengan sangat menyesal hari ini sekretariat TUTUP. Wah aku langsung lemes. Kepalaku langsung cenut-cenut. Sempat terduduk lesu juga di kursi yang disediakan di depan kantor sekretariat. Aku mikir enaknya aku harus gimana.

Aku putuskan untuk coba cari siapa tau ada dosen atau profesor yang bisa bantu aku. Tapi apa daya, semuanya baru dateng diatas jam 10 bahkan banyak yang dateng jam 2 siang nanti. Mampus deh aku!!! Aku coba muterin gedung siapa tau aku nemu sekretariat lain yang buka tapi hasilnya nihil. Akhirnya aku putuskan untuk menunggu di lorong dekat sekretariat jurusan yang aku mau daftar. Entah sampai jam berapa. Ya aku sih berharapnya jam 10 akan ada dosen atau siapa saja yang datang.

Wah pokoknya jadi dosen di Jerman sini enak kali ya. Kerjanya tidak harus full time. Jadi sekretaris saja cuma dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Tidak seperti di Indonesia, baik dosen dan bagian Tata Usaha harus datang full time dari pagi sampe sore. Tidak adil kan? Dosen-dosen di Indonesia kerjanya lebih berat tapi gajinya lebih kecil hehehehehe.

Aku kembali duduk di kursi di depan kantor sekretariat, menunggu sampai sekitar jam 9 lewat 15 menit. Rasanya sudah pengin nyerah aja deh. Kepikiran ninggalin amplop didepan pintu sekretariat dan pulang. Ga peduli deh apa ada yang ambil dan diterima atau malah dibuang ke tong sampah. Sambil megangin kepala yang rasanya makin cenut-cenut aku hanya duduk manis dan menunggu, hingga akhirnya ada yang datang.

Mukanya sih familiar, rasanya aku pernah lihat dia di websitenya Uni. Tanpa banyak mikir langsung saja orang itu aku terjang. Aku langsung curhat mengenai pendaftaranku, tentang tutupnya kantor sekretariat setelah aku datang jauh-jauh dari Ingolstadt. Diapun hanya tersenyum sambil menatap aku dari atas sampai bawah. Sepertinya dia memperhatikan rambutku yang sudah kumel acak-acakan dan mukaku yang sudah amat kusut.

Masih tetap sambil senyum diapun menjulurkan tangannya menerima amplop pendaftaranku setelah panjang lebar aku jelaskan duduk masalahku. Dia pun bilang, "gapapa kasih saja ke saya, toh saya juga salah satu dari komite penerimaan mahasiswa". Langsung saja aku ingat. Ternyata dia itu Prof. Fischer yang pernah juga email-emailan sama aku waktu aku masih di Indonesia. Dia ini juga merupakan salah satu profesor Linguistik yang terkenal dari Regensburg University. Wah dia memang dewa eh dewi penyelamatku. Namanya pun sama seperti calon mertuaku, Roswitha, hehehe bukan disama-samain loh ya.

Akupun pulang dengan perasaan lega walaupun kepalaku masih cenut-cenut ketambahan pula perutku yang berteriak minta diisi. Maklum biasanya pagi-pagi sudah sarapan, eh ini pagi karena ingin buru-buru ke Uni jadinya gak sempet (atau tepatnya gak disempetin). So, satu masalah terselesaikan dan sekarang aku tinggal menunggu masalah lainnya yang akan datang. Ready and go. Lass mich jetzt wieder kämpfen!

Tuesday, 10 July 2007

Demo oh ... Demo

Hari ini aku bangun pagi-pagi, nyiapin kopi dan bersiap untuk mandi. Walaupun brrr dingin banget udaranya tapi memang sudah diniatin untuk mandi, maklumlah hari ini aku rencana mau ke Uni untuk mengurus pendaftaranku yang kacau balau. Ya untuk masalah itu maaf kalau aku tidak sharing karena terus terang mikirinnya saja sudah bikin aku pusing tujuh keliling hehehe. So balik lagi ke masalah mandi.

Sambil nunggu air untuk kopi mendidih, aku buka tirai jendela supaya matahari bisa masuk menyinari kamarku dan juga ruang tamu. Aku juga langsung buka jendela biar udara segar masuk dan tak lupa melihat temperatur pagi itu...weks...pagi ini 8 derajat Celcius. Pantesan saja dingin...ini mah serasa musim dingin saja.

Brrr...brrrr...dingin begini mah males mandi jadinya. Sempat terpikir juga sih untuk tidak mandi tapi enggaklah...kubulatkan tekad sambil menyiapkan pakaian untuk hari ini. Ya maklumlah soalnya aku sudah 2 hari gak mandi (hehehehe buka kartu nih...jorok ya hehehehe). Abisnya sudah 2 hari ini cuacanya mendung terus dan juga dingin jadinya ya males mandi hihihihi.

Kopi pun sudah jadi dan sambil nunggu dingin aku pun langsung terjun perang, maksudnya mandi. Wah mandi itu ternyata enak ya...seger...apalagi pake air hangat hmmm nikmat hehehe. Tapi ga enaknya itu kalau sudah selesai...weks...begitu keluar dari shower...langsung...brrr...beku...Duingin buanget!!!!!!!!!!!!!

Gapapa hari ini sudah niat jadinya harus hepi, meskipun dingin tetap senyum sambil bersiul-siul kecil. Ambil hairdryer aku langsung saja mengeringkan rambutku yang sudah makin gondrong (malessssssseeeee punya rambut panjang). Begitu kering langsung kusisir rapi. Ya harus kelihatan rapi dong kalau mau ketemu Profesor bukan kalau mau ketemu pacar saja.

Masih sambil bersiul aku mengecek semua dokumen-dokumenku yang sudah kusiapkan semalam sebelumnya dan langsung saja aku menikmati kopiku (kalau pas ini sih sudah gak bisa sambil siulan lagi deh kayaknya). Memang tidak ada yang senikmat secangkir kopi di pagi hari. Sejauh ini pagiku berjalan dengan sukses, walaupun udara dingin di pagi hari dan perkiraannya bakalan tetap dingin sepanjang hari dan bahkan hujan. Mungkin temperatur paling tinggi hari ini sekitar 10 derajat saja. Hm artinya aku harus siap pake jaket hujan juga. Tidak masalah...aku harus tetap niat dan ceria.

Beres semuanya akupun langsung beres-beres apartemen ala kadarnya dan langsung cabut ke stasiun kereta. Sambil jalan pun aku kembali bersiul-siul walaupun tanpa nada, karena dingin banget udaranya. Hmmm gak apa-apa, sebentar lagi juga sampai di stasiun dan di dalam kereta aku bisa terselamatkan dari udara musim panas yang dingin ini (gimana sih...musim panas kok dingin???). Setibanya di stasiun sudah ada beberapa orang yang senasib menunggu kereta di bawah terpaan angin dingin. Kali ini aku sudah tidak mampu bersiul lagi. Bibir dan gigiku serasa sudah beku.

10 menit lagi keretaku tiba. Aku sudah tidak sabar rasanya. Pastinya di dalam kereta akan lebih hangat. 10 menit sudah berlalu tapi keretaku tidak juga menunjukkan batang hidung lokomotifnya (apa juga sih??). Takut juga terlambat karena aku harus segera sampai stasiun pusat Ingolstadt dan dari situ ambil kereta lain jurusan Regensburg. Langsung aku telpon Steffen. Siapa tau dia dalam perjalanan ke tempat kerjanya bisa mampir untuk mengantarku ke stasiun pusat. Dan ternyata sekali lagi pangeranku dengan kuda hijaunya itu menyelamatkan aku.

15 menit dari stasiun nord ke stasiun pusat. Begitu sampe aku langsung masuk dan mencari keretaku. Tapi oh tapi apakah yang kutemui disana, kawan-kawan? Papan informasi menunjukkan bahwa hari ini tidak ada kereta yang beroperasi dikarenakan dari jam 8 pagi ini para supir lokomotif kereta akan mengadakan demo menuntut kenaikan upah mereka. Ya hari ini mulai jam 8 pagi para supir kereta dari semua penjuru Jerman akan mengadakan demo secara serentak, menuntut 31% kenaikan upah mereka. Artinya tidak akan ada satupun kereta yang beroperasi di Jerman hari ini.

Oh tidak!!! Hari yang kumulai dengan "hampir" sempurna langsung hancur seketika. Aku langsung naik bus dan kembali pulang. Postingan inipun ditulis dibawah tekanan stress dan depresi yang luar biasa hehehehehehe. Oh demo itu ternyata merugikan orang juga ya walaupun mereka itu menuntut sesuatu yang lebih baik (buat mereka). Padahal dulu jaman kuliah aku suka ikutan demo juga, tapi gak terpikir akan begitu merepotkan dan merugikan orang lain. Dengan ini aku mau minta maaf kepada para pengguna jalan ataupun siapa saja yang sempat aku buat repot dan semuanya yang merasa dirugikan selama aku demo dulu.

Thursday, 5 July 2007

3 Theme Songs of the Day

Kenapa kok 3? Karena 3 adalah angka favoritku dan boleh dibilang angka keberuntunganku juga hehehe...so selamat menikmati dan ikutlah bersama ber-romantis ria...hari ini saja.
Stolen by Dashboard Confessional
lyrics

Das Beste by Silbermond
lyrics

No No Never by Texas Lightning
lyrics

Pokoknya Love Melulu

Sebelumnya aku minta maaf duluan ya kalau tema postingan hari ini "LOVE" hehehe. Ya harap maklum karena hari ini bertepatan dengan 1 tahun pertunangan aku sama Steffen. Tidak terasa aku sama dia tahun ini sudah 8 tahun berteman...dan pacaran selama 2 setengah tahun. Ya kalau boleh cerita sedikit tentang kami walaupun tidak ada yang spesial sebenarnya hehehe. Kita kenalnya dari Internet (ya sudah biasa ya...seperti pada umumnya). Itupun tahun 1999 waktu aku pertama kali dikenalkan dengan internet sama temanku namanya Grace. Berhubung kita dapat tugas kelompok dan mau tidak mau harus cari bahan di Internet, begitu sih katanya. Akhirnya kita pun sekelompok berbondong-bondong ke warnet, semuanya 4 cewek: aku, Grace, Retno dan Imei.

Karena si Grace sudah terbiasa sama internet makanya dia yang pegang kendali saat itu. Tapi bukannya dia buka page untuk mencari tugas-tugas kita eh malahan dia buka kotak chatting. Dan langsung deh bak guru dia mengajarkan kita semua bagaimana caranya chatting, mulai dari istilash-istilah asl yang artinya age, sex dan location. Walah walah...aku yang gaptek total hanya terbengong-bengong hehehe. Mereka pun asyik chatting dan aku hanya ikut mengomentari seperlunya saja. Tidak begitu tertarik sejujurnya. Apalagi image chatting di otakku itu sudah negative punya. Ya walaupun aku gaptek tapi kan suka juga baca tentang sex internet lah, penipuan lah...ya pokoknya yang jelek-jelek.

Waktu pun bergulir dan saatnya kita harus balik ke kampus untuk kuliah. Aku cuma sempet kenalan sama cowok Turki, namanya Dincel. Awalnya sih dia yang manggil dan teman-temanku gak ada yang mau ngobrol bareng dia, soalnya dia membosankan, begitu sih kata mereka hehehe. Soalnya dia membahas tentang buku Moby Dick, yang mana kebetulan aku tahu ceritanya. Sama Dincel ini pun aku tetap berteman hingga sekarang. Dan tidak sekalipun pembicaraan kita menjurus ke sesuatu yang negative ataupun romantis. Murni pertemanan biasa. Setahun sejak perkenalan kita, dia mengirimkan aku novel Moby Dick. That was very nice. Tapi setelah itu ada gempa besar di daerahnya dan kitapun lost contact. Sampai akhirnya beberapa tahun yang lalu aku menemukan dia kembali dan masih berteman hingga sekarang.

Yang terjadi dengan Steffen pun sama. Detik-detik terakhir menjelang habisnya waktu kita menyewa internet, tiba-tiba muncul nama Steffen. Aku tertarik karena namanya hampir mirip dengan pacar pertamaku, "Steven". Iseng aku panggil dan diapun menanggapi, tapi percakapan tidak berlangsung lama karena waktu kita sudah habis. Kita cuma sempat bertukar email. Dari situ kita sering ngobrol, kadang lewat email kadang juga lewat surat, karena aku juga gak punya internet di rumah dan setiap mau ngecek email harus di warnet dan itu harus sewa...ya gak sampe dibelain gitu deh. Pembicaraan kitapun biasa saja. Kadang dia curhat tentang pacarnya dan aku curhat tentang pacarku, sampai akhirnya dia minta nomer telponku dan sejak itu dia sering telpon untuk sekedar tanya kabar dan kembali curhat.

Aku tidak pernah sama sekali kepikiran untuk menjalin hubungan yang lebih sama Steffen. Karena aku sendiri sebenarnya tidak begitu suka sama bule hehehe. Ya imageku tentang bule juga agak-agak negative gitu deh tapi ya kok malah dapetnya bule...wah..memang ada yang bilang kita hidup itu tidak boleh terlalu memegang prinsip, yang fleksibel aja. So berawal dari tahun 2004, kita mulai ber-sms ria lewat handphone, tapi sampai saat itupun aku tidak punya perasaan apa-apa sama dia. Dan awal 2006 pun dia memutuskan untuk datang ke Indonesia, katanya sih dia mau hubungan serius sama aku dan mengenal keluargaku.

Aku sih mikirnya...anak ini pasti gila ya. La wong ketemu aja belum pernah, cuma ngobrol ngalor ngidul kok ya tiba2 mendadak serius. Aku sih sampai detik dia datang masih menganggap dia hanya sebagai teman. Tapi perasaan sedikit demi sedikit mulai berkembang menjadi lebih. Dia sama sekali mendobrak semua image jelekku terhadap bule dan hal itulah yang membuat aku menjawab ya ketika dia tanya apa aku mau jadi pacarnya. Jarak dan perbedaan budaya sudah jadi agenda utama yang kita bicarakan. Tapi menghadapi itu semua kita sepakat berkomitmen untuk menjalaninya.

Keluargakupun juga menerimanya dengan senang hati, karena mereka sebelumnya juga sudah tahu tentang Steffen dari cerita-ceritaku. Dan mereka juga tidak ada masalah dengan hubunganku sama Steffen, mengingat perbedaan yang sangat jauh sekali antara aku sama dia. Saat itu aku hanya pikir...ya tidak ada salahnya untuk dijalanin toh aku juga sudah berteman sama Steffen untuk waktu yang cukup lama. Setidaknya aku tahu apa yang sudah dia alami sejak tahun 1999, begitu pula dia sebaliknya.

Tahun lalu dia datang lagi ke Indonesia, dan kali ini dia bicara serius sama orangtuaku. Kitapun menunjukkan keseriusan hubungan kita dan kedatangannya kali itu ditandai dengan pertunangan kita yang dilakukan kecil-kecilan. Hanya makan malam sekeluarga. Kitapun menyusun banyak rencana, untuk rencana pernikahan kita baik di Indonesia ataupun di Jerman, rencana studiku dan studinya dia juga.

Ya hari ini genap setahun pertunangan kita. Maunya sih kita keluar untuk makan, tapi katanya dia mau datang dan nanti mau masak sesuatu yang spesial. Ya enaknya gitu aja menurutku, berhubung cuaca juga tidak medukung, hujan dan angin besar. Selain itu makan malamnya kan bisa lebih romantis kalau cuma berdua saja hehehe. Lagian kita juga mau menabung biar bisa pulang ke Indonesia akhir tahun ini. Yah tidak penting sih mau dirayakan bagaimana dan dimana, yang penting kita berdoa agar segala rencana kita berjalan lancar, dan hubungan kita pun tetap berjalan baik adanya, tidak berubah tetap sebagai teman bicara sejak 8 tahun yang lalu, juga kita selalu diberkati olah Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Sunday, 1 July 2007

Istirahat dulu

Akhirnya aku memutuskan untuk istirahat sementara dari kursus bahasa Jermanku. Mungkin juga yang aku alami akhir-akhir ini hanya jenuh dan lelah. Tapi bagaimanapun juga ya harus aku jalanin. Tapi akhir bulan Juni lalu aku resmi selesai kursus level Qualifizierung Stufe I. Harusnya sih tinggal 1 Stufe lagi atau 1 level lagi sampai akhirnya semuanya rampung. Tapi aku pikir aku istirahat dulu sambil menunggu jawaban dari Universitas, apakah aku bisa diterima dan mulai kuliah Oktober depan, yaitu Winter Semester.

Kalau akhirnya aku bisa mulai kuliah tahun ini, ya aku tidak perlu lagi melanjutkan kursus di tempat yang lama, yang artinya lagi aku bisa hemat uang yang lumayan jumlahnya. Ya rencanaku juga nanti pelan-pelan sambil kuliah aku ambil kursus lagi untuk percakapan. Pokoknya mohon doanya teman-teman agar aku bisa diterima di Universitas tahun ini.

Ya Jumat kemarin merupakan hari terakhirku di tempat kursus. Pastinya aku senang banget hehehe. Pokoknya aku pengen cepat-cepat selesai saja. Tapi hari itu memang spesial. Diawali dengan terlambatnya keretaku selama 24 menit. Untungnya sih aku gak sampai terlambat masuk kursus, karena guruku juga ikutan terlambat hehehe.

Jadi ceritanya, waktu keretaku sampai di kota yang bernama Dachau, tiba-tiba ada Oma yang pingsan gitu. Jadinya keretaku berhenti karena keadaan darurat. Ya gak mungkin juga kan itu Oma sama Kondektur keretanya dilempar keluar dan ditinggal begitu saja...oh no no no. Jadinya langsung dihalo-halo kalau kereta akan berhenti untuk waktu yang tak bisa ditentukan. Untungnya sih kita sudah dekat München, jadi ada juga kereta lain yang namanya Schnellebahn, atau disingkat S-Bahn dari Dachau menuju München. Begitu diinformasikan kalau S-Bahnnya akan berangkat dalam waktu 10 menit, langsung saja orang-orang itu pada ngacir keluar demi mengejar S-Bahn.

Ya aku sih waktu itu masih pikir-pikir, toh juga kalaupun aku terlambat pasti guruku juga mengerti. Lagian aku mikirnya tuh kereta S-Bahn juga bakalan penuh pet pet sama orang (ya iyalah masa penuh sama ayam hahahaha). Benar saja dugaanku. Banyak yang berdiri dan saking penuhnya itu kereta, banyak juga yang gak bisa masuk. Akhirnya yang ga bisa masuk itu tadi dengan muka ditekuk berjalan kembali ke arah keretaku dan kembali masuk. Dengan terpaksa mereka menunggu, dan bahkan banyak juga yang langsung telpon dan dengan nada prihatin mengabarkan kalau kereta mereka bakalan terlambat.

Ya cukup lama kita nunggu di Dachau dan belum dapat kepastian kapan kereta akan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba terlihat beberapa paramedis berlarian dan juga si Bapak Kondektur yang sibuk riwa riwi dengan muka panik. Tapi tidak lama kemudian kereta pun melanjutkan perjalanannya. Langsung deh ngebut wes wes wes hehehe dan akhirnya sampai juga di München dengan keterlambatan waktu 24 menit.

Hari terakhir di tempat kursus sih biasa saja. Tidak banyak murid yang datang, cuma sekitar 8 orang. Kelas-kelas yang lain malah pergi ngopi sama guru-gurunya...walah enak'e toh! Ya kelasku si tetap ada pelajaran sampai tepat waktunya pulang. Akhirnya tiba juga saatnya mengucapkan perpisahan, dan itu ternyata susah juga ya. Ada beberapa teman yang sudah setengah tahun susah senang belajar bahasa bareng, dan walaupun ada juga yang baru 2 bulan kenalnya tapi juga susah ya...

Jadinya kita tukar-tukaran nomer telfon dan email. Dan berjanji kalau aku pas jalan-jalan ke München lagi, akan menghubungi mereka dan janjian untuk ketemuan sekadar ngopi bareng atau shopping bareng...Hm i'll do that for sure. I'll miss them simply just like that.