Saturday, 16 June 2007

Ke Deutches Museum

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Hari Kamis tanggal 14 kemarin aku dan teman-teman kursusku pergi ke Deutches Museum. Ya itung-itung kayak study tour gitu deh, berhubung ruang kelasku dipake untuk Test DaF, jadi kita harus melangsungkan kursus di tempat lain. So akhirnya kita ke Deutches Museum. Yang datang gak banyak, cuma 7 orang. Ya sebenarnya aku sendiri juga sudah males, apalagi hari itu paginya agak-agak mendung. Enakan juga di ranjang, mlungker hehehehe. Tapi ya aku pikir juga kapan lagi masuk Deutches Museum gratis, dibayarin sama tempat kursusku, dan juga cari suasana baru lah. So aku memutuskan untuk berangkat juga ke München hari itu.
Menara jam yang menunjukkan pukul 9 pagi tepat.


Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketHari itu kita janjian jam 9 pagi di depan pintu masuk. Di kereta dalam perjalanan ke München, temanku Ieva, dari Lithuania, telpon. Dia ngajakin ketemuan di stasiun jadinya kita bisa barengan ke Deutches Museumnya. Waktu aku dan Ieva sampai disana sudah ada Vera, Natalie, Sabrina dan Rahman. Gak lama kemudian guru kita, Frau Maria Wolf, datang disusul oleh Pavlo. Biaya masuknya 3 Euro untuk student tapi kita tidak perlu bayar karena semua ditanggung tempat kursus. Tapi berhubung kita mau masuk Planetarium, akhirnya kita sepakat untuk nambah masing-masing 2 Euro untuk tambahannya. Planetariumnya baru buka jam 10 pagi, jadi sebelumnya kita masih ada waktu sekitar 1/2 jam untuk keliling.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKemudian jam 10 kita masuk Planetarium. Filmnya berlangsung sekitar 45 menit. Cukup lama dan asyik juga. Walaupun aku sempet ngantuk dikit tapi overall seru kok hehehe. Dari situ kita menuju ke suatu kubah dan disana kita bisa melihat matahari dengan teropong besar. Ternyata matahari cuma kelihatan merah gitu aja ya hehehe. Petugasnya menceritakan bahwa matahari itu sebenarnya adalah bintang juga dan seperti bintang pada umumnya mereka itu terlahir sendiri dan dalam kurun waktu tertentu akan mati. Karena matahari itu merupakan bintang yang spesial (susah nih njelasinnya dengan bahasa Indonesia jadi aku tulis "spesial" aja ya hehehe) makanya dia bisa hidup lebih lama dari bintang normal lainnya. Tapi suatu saat matahari juga akan mati. Tapi tenang itu masih luaman buanget katanya. Terus aku mikir...kali itu yang dituliskan dalam Kitab Suci mengenai Apocalyptica alias kiamat...hiiiy jadi serem ihhhh.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Puas melihat matahari kita melanjutkan perjalanan dan sempat juga foto-foto. Ini aku sama Pavlo, dari Ukraina, foto di depan rumah-rumahan.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Berhubung sepi sempat juga kita foto bersama sekali. Sekalian mengabadikan hari itu hehehehe. Didepan dari kiri ke kanan: Natalie (Rusia), Vera (Rusia), Sabrina (Italia), Fr. Maria Wolf (guruku), Rahman (Indonesia). Dibelakang: aku, Pavlo (Ukraina) dan Ieva (Lithuania).

1 comment:

Nunung said...

wah enaknya ...jalan-jalan ke museum..asyik, btw met weekend juga carol