Tuesday, 26 June 2007

Die Erdbeeren Torte

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKebetulan belanja beli satu pak Erdbeeren, 500 gr, atau lebih terkenalnya dengan nama Strawberry ya. Jadi niatan untuk mempraktekkan bikin Erdbeeren Torte. Die Erdbeeren Torte ku ini gampang sekali loh mbuatnya. Maklum untuk dasarnya aku tidak buat sendiri, soalnya disini sudah ada yang jual jadi, namanya Tortenboden. Asyik kan karena sangat praktis dan mudah. So, bagi yang mau coba-coba bikin...silakan deh.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketBahan:
Tortenboden
500gr Erdbeeren (Strawberry)
Margarine/Butter secukupnya
Vanilinzucker secukupnya (ini adalah gula yang sudah dicampur dengan aroma vanili)
1 pak (12 gr) Tortenguss, warna merah
1/4lt sisa air dari Erdbeeren

Cara:
Erdbeeren dibersihan dan dipotong-potong sesuai selera, diberi gula (buat yang suka manis boleh agak banyak) dan air sedikit (1 sendok makan). Aduk hingga tercampur dan diamkan semalam di kulkas. Siapkan Tortenboden, olesi permukaannya dengan margarine atau butter hingga rata. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketTaburin dengan Vanilinzucker hingga permukaan rata tertutup. Mulai letakkan Erdbeeren satu persatu mulai dari sisi pinggir hingga tengah. Siapkan Tortenguss, masak dengan sisa air dari Erdbeeren (kalau kurang boleh ditambah air matang) diaduk terus hingga matang. Ingat untuk terus diaduk supaya dasarnya tidak hangus. Dinginkan sebentar kemudian tuangkan dengan rata ke permukaan Torte yang sudah tertutup oleh Erdbeeren. Dinginkan dan siap disantap dengan Schlagsahne (Whipped Cream). Enjoy your day!

Wednesday, 20 June 2007

Bersyukur

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSudah belakangan hari ini aku bawaannya bete terus, mau marah aja deh. Gak tau juga kenapa, apa memang lagi banyak pikiran tentang ketrima apa enggak di Universitas, apa juga stress karena bahasa Jerman yang susahnya minta ampun, apa kangen sama keluarga dan teman-teman di Indonesia, apa juga karena pra-DB...bisa jadi sih...kena PMS. Pokoknya sedikit masalah aja jadinya besar dan aku jadi kesel sendiri akhirnya. Contohnya kayak kemarin waktu ngerjain PR dari tempat kursus. Emang sih aku tuh paling gak suka kalo dapet PR buat bikin essay, dalam bahasa apapun, apalagi bahasa Jerman whoa paling enggak deh!!! Eh kemarin lagi dapet tugas bikin essay dan temanya tentang Mikroelektronik. Mampus deh. Mana pake grafik pula lagi. Bener-bener males deh. Semaleman aku plototin grafiknya ya ga dapet-dapet ilham juga tuh. Bener-bener payah deh. Aku bener-bener merasa bodoh banget! Rasanya makin hari belajar bahasa Jerman bukannya tambah pinter malah tambah dudut deh. Terus sudah 2 hari ini aku ketinggalan kereta terus, soalnya keretanya datang lebih awal 2 menit. Mana kalau mau naik kereta aku harus turun tangga dulu, kayak lewat lorong bawah tanah gitu, trus naik tangga lagi keatasnya...wah ngos-ngosan deh. Abis gitu naik kereta selanjutnya pake keretanya terlambat pula. Wah pokoknya ga tau deh gimana menjelaskan perasaan ini, mau teriak juga ga bisa. Aku ngerasa kalo belakangan ini aku tuh harus extra kerja dan berpikir keras untuk semua yang aku mau, sedangkan orang2 disekitarku dengan mudahnya mendapat apa yang mereka inginkan. Dunia ini memang tidak adil! Kalau sudah begini rasanya pengin pulang ke Indonesia, apalagi beberapa orang2 terdekatku disana sedang tertimpa kesusahan dan betapa inginnya aku untuk sekedar berada di sebelah mereka saat ini. Tapi ya apa daya, toh kenyataannya aku disini dan harus setiap hari juga tetap pulang pergi naik kereta Ingolstadt-München selama 2 jam untuk sekedar belajar bahasa Jerman, yang sumpah susahnya minta ampun!

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketTapi sudah 2 hari terakhir ini pula aku belajar untuk lebih lapang dada dan selalu "mencoba" untuk bersyukur. Walaupun susah aku berusaha untuk bersyukur dari waktu aku membuka mata dan untuk setiap jam, menit dan detik yang aku lewati. Aku sadar bahwa Tuhan Allah YME itu sungguh baik hati. Waktu chatting sama adikku saja kemaren, sebenarnya aku sudah diingatkan. Adikku saja bisa nasehatin aku supaya aku bersyukur atas segala yang aku punya saat ini. Temanku saja yang sedang tertimpa kemalangan bisa nasehatin aku untuk menjalani semua masalahku dengan lapang dada. Apa aku gak malu coba. Bahkan sudah 2 hari ini aku selalu ketemu sama anak cowok yang masih sangat muda tapi sayang dia buta. Setiap kali liat dia rasanya aku langsung mbrebes mili. Bener-bener gak tega lihatnya. Rasanya sih dia bukan dari München, karena sepertinya dia tidak terbiasa sama hiruk pikuk dan hectic-nya München. Sepertinya dia juga tidak terbiasa dengan petunjuk2 untuk orang-orang buta di stasiun München, karena dia pernah hampir saja terjatuh ke rel, untung aja ada Oma-oma baik hati yang sigap menolong. Dengan tongkatnya itu dia mondar mandir cari jalan bahkan untuk naik eskalator saja dia kesusahan. Coba deh, apa gak miris rasanya waktu aku ngeliat itu? Yah, memang dunia itu tidak adil, tapi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa kan? Kita harus menerima dan menjalaninya dengan lapang dada dan selalu bersyukur. Akupun bersyukur diberi tubuh dan badan yang sempurna dan sehat, dengan itu aku bisa kuat bolak balik Ingolstadt-München tiap harinya dan juga bisa tiap hari menerima pelajaran bahasa Jerman. Aku bersyukur karena aku bisa diberi kesempatan belajar dan mungkin nantinya meneruskan studiku di Jerman, dengan begitu aku banyak belajar hal-hal baru. Dan mungkin juga hidupku akan jauh lebih mudah, apabila mulai detik ini aku selalu bersyukur.

In difficult times, it's so hard to look around and to see what to be grateful for. So every single day, I found something to be grateful for and that's a powerful lesson. Now I'm very grateful for everything that has happened in my life. (-Alice Barrett-)

Monday, 18 June 2007

Erics Geburtstag am 17. Juni 2007


Ini dia si Eric yang hari Minggu kemarin ulangtahun yang ke-3. Wah dia senang sekali karena dapat hadiah banyak. Dari mamanya dia dapat bak truk (itu yang dia dudukin), trus dari oma opanya (papa mamanya Steffen) dia dapet gawang buat main sepakbola, dari aku dan Steffen dia dapat seri lainnya DVD Maulwurf dan masih banyak lagi buku cerita dan mainan-mainan lainnya sebagai hadiah. Makanya dia begitu lihat aku datang langsung seru soalnya ada teman main hehehe. Bayangin aja, saking senangnya masa aku disuruh naik ke bak truknya itu juga. Dan terjadilah percakapan ini:
Eric: "Karolina, du kannst auch hier sitzen". (Carol, kamu bisa juga duduk disini)
Carol: "Es geht nicht, das ist so klein für mich". (Gak bisa, itu terlalu kecil buat aku)
Eric: "Nein, nicht klein. Du kannst auch mitfahren". (Enggak, gak kecil. Kamu bisa ikutan juga kok)
Carol: "Es geht nicht, Eric, ich bin zu groß". (Gak bisa, Eric, aku terlalu besar)

Perdebatan pun terjadi dan dia tetap ngotot, sampai akhirnya jurus terakhirku ku keluarkan yaitu "jurus mengancam" hehehehe. Aku pun berdiri diatas bak truk itu dan memperagakan bagaimana jadinya sambil berkata:
Carol: "Schau mal, ich will kaputt machen". (Lihat deh, tar aku bisa bikin rusak loh)
Akhirnya diapun nyerah hehehe. Takut juga kali ya???

Hari itu kita makan Schnitzel dan Asparagus. Kali ini aku bebas tugas di dapur soalnya sibuk mainan sama Eric. Hari itu dia gak bisa ditinggal. Baru bentar bantu goreng Schnitzel dia sudah jadi mandor di belakangku.
Eric: "Kommt, Karolina, spiele mit". (Ayuk, Carol, main bareng)
Carol: "Ja, gleich, wenn ich fertig bin". (Ya, bentar, kalau aku sudah selesai)
Eric: "Wann bist du fertig?". (Kapan kamu selesainya?)
Carol: "Ja, gleich, ok". (Ya, bentar, ok)

Akhirnya gantian aku yang menyerah, aku pun pamit meninggalkan pekerjaanku di dapur dan kembali ke kamarnya Eric. Yang lainnya cuma bisa ketawa-ketawa aja ngeliatin tingkahku sama Eric. Sedangkan mamanya Eric, Katrin, cuma bisa ngeledekin aku, katanya: Kayaknya kamu sudah cocok punya anak deh, Rol. Akupun cuma bisa senyum-senyum pahit.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ini aku bersama Eric. Sibuk mainan nih ceritanya. Hehehe jadi inget masa-masa jadi guru playgroup dulu deh.



Kelar makan, kita berleha-leha di Balkon. Menikmati pemandangan dan cuaca yang cerah. Kebetulan juga si Katrin ini tinggal agak di pelosok desa. Kalau dari Ingolstadt sekitar 30 menit lah naik mobil. Tidak terlalu jauh sih. Aku suka sekali sama suasananya. Udaranya bersih dan rumah-rumahnya terbuat dari kayu. Akupun bisa santai karena Eric sedang tidur hehehe.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Sekitar jam 3 sore kitapun menikmati kue ulangtahun. Eric pun bangun langsung cari-cari aku. Pake acara ngumpet-ngumpet segala sih hehehe, tapi bukan dengan maksud menghindar, aku cuma pengen nggodain dia aja hehehe. 3 lilin ulangtahun dinyalakan dan diapun langsung meniup semua lilinnya dengan semangat. Horeee...Alles gute zum Geburtstag, mein Liebe Eric.

Saturday, 16 June 2007

Ke Deutches Museum

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Hari Kamis tanggal 14 kemarin aku dan teman-teman kursusku pergi ke Deutches Museum. Ya itung-itung kayak study tour gitu deh, berhubung ruang kelasku dipake untuk Test DaF, jadi kita harus melangsungkan kursus di tempat lain. So akhirnya kita ke Deutches Museum. Yang datang gak banyak, cuma 7 orang. Ya sebenarnya aku sendiri juga sudah males, apalagi hari itu paginya agak-agak mendung. Enakan juga di ranjang, mlungker hehehehe. Tapi ya aku pikir juga kapan lagi masuk Deutches Museum gratis, dibayarin sama tempat kursusku, dan juga cari suasana baru lah. So aku memutuskan untuk berangkat juga ke München hari itu.
Menara jam yang menunjukkan pukul 9 pagi tepat.


Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketHari itu kita janjian jam 9 pagi di depan pintu masuk. Di kereta dalam perjalanan ke München, temanku Ieva, dari Lithuania, telpon. Dia ngajakin ketemuan di stasiun jadinya kita bisa barengan ke Deutches Museumnya. Waktu aku dan Ieva sampai disana sudah ada Vera, Natalie, Sabrina dan Rahman. Gak lama kemudian guru kita, Frau Maria Wolf, datang disusul oleh Pavlo. Biaya masuknya 3 Euro untuk student tapi kita tidak perlu bayar karena semua ditanggung tempat kursus. Tapi berhubung kita mau masuk Planetarium, akhirnya kita sepakat untuk nambah masing-masing 2 Euro untuk tambahannya. Planetariumnya baru buka jam 10 pagi, jadi sebelumnya kita masih ada waktu sekitar 1/2 jam untuk keliling.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKemudian jam 10 kita masuk Planetarium. Filmnya berlangsung sekitar 45 menit. Cukup lama dan asyik juga. Walaupun aku sempet ngantuk dikit tapi overall seru kok hehehe. Dari situ kita menuju ke suatu kubah dan disana kita bisa melihat matahari dengan teropong besar. Ternyata matahari cuma kelihatan merah gitu aja ya hehehe. Petugasnya menceritakan bahwa matahari itu sebenarnya adalah bintang juga dan seperti bintang pada umumnya mereka itu terlahir sendiri dan dalam kurun waktu tertentu akan mati. Karena matahari itu merupakan bintang yang spesial (susah nih njelasinnya dengan bahasa Indonesia jadi aku tulis "spesial" aja ya hehehe) makanya dia bisa hidup lebih lama dari bintang normal lainnya. Tapi suatu saat matahari juga akan mati. Tapi tenang itu masih luaman buanget katanya. Terus aku mikir...kali itu yang dituliskan dalam Kitab Suci mengenai Apocalyptica alias kiamat...hiiiy jadi serem ihhhh.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Puas melihat matahari kita melanjutkan perjalanan dan sempat juga foto-foto. Ini aku sama Pavlo, dari Ukraina, foto di depan rumah-rumahan.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Berhubung sepi sempat juga kita foto bersama sekali. Sekalian mengabadikan hari itu hehehehe. Didepan dari kiri ke kanan: Natalie (Rusia), Vera (Rusia), Sabrina (Italia), Fr. Maria Wolf (guruku), Rahman (Indonesia). Dibelakang: aku, Pavlo (Ukraina) dan Ieva (Lithuania).

Friday, 15 June 2007

Lagu Favorite




Hmmm lagi suka banget sama lagu ini. Stuck in my head pokoknya. Setiap hari pasti aku dengerin, pokoknya jadi "song of the day". Dan gak cuma aku dengerin sekali aja, kalau perlu diulang-ulang hehehe. Suka banget sama liriknya, sama penyanyinya, sama clipnya, sama Whoopie Goldberg plus Bono, suka sama musiknya...pokoknya SUKAAAAA SEMUANYAAAA. Bikin kepala dan kaki goyang-goyang sendiri. Betul-betul obat penghilang stress.

Ke Leipzig - bag. III - way back home

Cepat sekali waktu itu berlalu ya. Perasaan baru kemarin saja hari Jumat dan barusan nyampe di Leipzig eh sekarang sudah Minggu berarti hari ini pulang de. Cuaca hari itu juga ga ada kemajuannya malah makin mendung dan duingin pula. Dingin-dingin gitu bikin tambah males turun dari tempat tidur. Apalagi hari ini bebas dari gangguan wekernya Ulli dan kebetulan (atau sengaja) aku lupa mengaktifkan alarm handphone ku. Akhirnya aku kebablasan sampai jam 9an. Begitu bangun buru-buru aku mandi, seperti biasanya dapet giliran pertama, lalu urutan kedua Shoko, Ulli dan Steffen, juga seperti biasanya selalu urutan terakhir.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketHari ini sebelum pulang kita menyempatkan sebentar ke Museum untuk lihat pameran karikatur. Gara-garanya kita lihat iklannya trus kok lucu ya...penasaran aja lihat karikatur bertemakan satiris. Kayaknya kok lucu-lucu dan menarik. Disana sempat bingung cari parkir ga dapet-dapet dan hampir kita putus asa dan memutuskan untuk pergi ke danau, tapi dengan cuaca mendung seperti itu mau ke danau juga ga seru ya. Syukur akhirnya dapet juga tempat parkir, mana dekat lagi dengan museumnya. Kita cuma perlu jalan sedikit dan akhirnya sampai. Lagi-lagi aku dan Shoko bayar hanya 3 Euro dengan kartu pelajar, sedangkan Steffen dan Ulli 5 Euro.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKarikaturnya lumayan banyak dan bagus-bagus. Kartunisnya sendiri berasal dari berbagai macam negara.Pokoknya semuanya karikatur satiris yang bertemakan "Nackte Wahrheit" yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Inggris satu persatu: Nackte=naked dan Wahrheit=truth, so arti keseluruhan "Naked Truth" atau kebenaran yang telanjang (dalam bahasa Indonesia terdengar vulgar ya hehehe). Ya mungkin melalui karikatur mereka ini mereka ingin menyuarakan kebenaran dan disini mereka bebas untuk menggambarkan siapa saja dan apa saja. Seperti gambar Angela Merkel yang sedang malakukan salto a la Klose ketika dia berhasil membuat gol waktu Piala Dunia tahun lalu. Ada juga karikatur tentang fenomena di Jerman sekarang, dimana banyak pasangan yang tidak mau mempunyai anak. Pokoknya banyak deh dan bermacam-macam.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketPuas melihat gambar-gambar karikatur akhirnya kita memutuskan untuk balik ke tempatnya Ulli. Steffen menyempatkan diri untuk istirahat, maklum kan dia yang harus nyetir kurang lebih 5 jam soalnya kita sekalian ngantar Shoko balik ke München. Si Steffen leha-leha, aku sibuk ngecek barang-barang. Ya jangan sampai ada yang ketinggalan gitu. Shoko dan Ulli kembali sibuk menyiapkan kopi. Sambil ngobrol-ngobrol kitapun ngopi. Kelar ngopi kitapun siap-siap untuk pulang. Yah Ulli sendiri lagi deh hehehe. Si Ulli ini masih belum terbiasa untuk sendiri soalnya sebelumnya dia tinggal di Wohngemeinsam atau disini nama kerennya WG. Dan barusan 2 bulanan gitu deh pindah ke tempat baru dan sendiri. Jadi dulu Ulli tinggal sama 2 orang cewek lainnya. Ya kalau di Jerman sini sih biasa aja ya, lagian juga kamarnya sendiri-sendiri. Cuma kamar mandi dan dapur aja yang jadi satu.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketOn the way home...kali ini aku yang ngantuk banget sedangkan Shoko sama sekali gak tidur. Padahal sudah aku paksain untuk ga tidur tapi ya sempet juga ketiduran. Ya ga enak aja sih kalau tidur kan aku sebagai navigator harus selalu mengingatkan Steffen untuk tidak terlalu ngebut dan juga hati-hati. Maklum deh kalau ini memang sudah bawaan dari kecil. Soalnya kebetulan papaku itu suka banget travelling dan yang dapet tugas sebagai navigator adalah aku hehehe. Tugasnya adalah membantu mengawasi keadaan dan juga memberi aba-aba, seperti: kosong...ayok masuk, itu aba-aba untuk mendahului kendaraan yang ada di depan hehehe. Wah jadi kangen travelling sama keluarga nih. So, dalam perjalanan kita sempet berhenti sekali di McDonalds untuk makan ala kadarnya dan langsung menuju München. Sempet nyasar di München gara-gara kita masuk tunnel eh si Mbak Navi (kebetulan Steffen pake Navigation System) jadi dudut alias ga dapet signal. Jadinya kita salah ambil jalan karena alatnya hang pas masuk tunnel hehehehe. Dari nganter Shoko kita langsung pulang menuju kota tercinta, Ingolstadt. Jarak dari München ke Ingolstadt ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit dengan kecepatan kendaraan 120 km/jam. The holiday was over but we did have a great time. Cukup sekian cerita bersambungnya. Semoga teman-teman ga bosen ya hehehe.

Sunday, 10 June 2007

Ke Leipzig - bag. II - around the city

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketLanjut lagi ya cerita ke Leipzignya. Malam itu aku tidur dengan nyenyak dan terbangun kira-kira jam 6 pagi. Thanks to Ulli's wecker...pagi-pagi aku udah bangun, padahal alarm handphone ku aku setel jam 1/2 8 pagi. Maklum kalau bangunnya agak mbangkong hehehe soalnya tidurnya juga baru jam 1/2 2 an gitu deh. Sehabis weckernya Ulli teriak-teriak akupun memutuskan untuk tidur lagi tapi baru saja merem dikit itu wecker sudah teriak-teriak lagi. Waduh...mana gak bisa matiinnya lagi. Sudah aku coba menekan semua tombol dan juga berniat mencopot baterenya, tapi kok ya ga ketemu...stress deh. Untungnya percobaanku akhirnya berhasil wecker itupun mati total hehehe (bukan aku banting loh ya tapi akhirnya ketemu juga tombol off nya hihihihi). Hmmm lega deh jadinya aku bisa tidur lagi. Asyik akhirnya aku bisa merem lagi...eh kayaknya barusan aja aku ketiduran ternyata gantian alarm handphoneku yang bunyi. Yo wes, aku nyerah. Langsung aku beranjak bangun, nyiapin baju dan sambil mengendap-ngendap aku keluar kamar (soalnya si Shoko masih terlelap, hm gila tuh anak bolak balik aku bangun gara-gara wekernya Ulli eh dia kayak putri tidur aja!). Kelar mandi ternyata Shoko dan Ulli sudah bangun dan lagi sibuk nyiapin sarapan, tinggal si Steffen aja yang masih asyik molor di sleeping bagnya (udah kayak kepompong deh). Gantian si Shoko mandi dilanjutkan Ulli dan terakhir baru Steffen.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketWaktu sudah menunjukkan jam 10 pagi dan kitapun langsung menuju ke Botanical Garden. Cuaca hari itu kurang bersahabat. Dari pagi sudah mendung dan hujan rintik-rintik. Jadi tidak bersemangat hari itu. Sesampainya di Botanical Garden kita langsung masuk saja tanpa harus membayar. Ya walaupun kita tidak beruntung dengan cuaca tapi hari itu kita beruntung karena di Botanical Garden kebetulan ada lelang jadinya untuk hari itu bebas biaya masuk. Asyik deh bisa puter-puter taman sepuasnya gratis hehehe. Tamannya sendiri besar dan dibagi-bagi per jenis tanamannya dan benua asalnya. Puas kita puter-puter diluar akhirnya kita memutuskan untuk masuk kedalam rumah kacanya. Disini spesial tanaman-tanaman tropis sepertinya. Kita nemuin golongan kaktus juga berbagai macam pepohonan dari asia tenggara termasuk Indonesia. Wah didalam rumah kaca ini udaranya panas sekali dan pengap, walaupun diluar udara cukup sejuk karena mendung. Ya mungkin disesuaikan dengan negara asalnya ya hehehehe. Disalah satu bagian ruangan juga terdapat banyak kupu-kupu yang bebas berkeliaran...wah bagus banget deh. Puas puter-puter melihat berbagai macam tumbuhan dan pepohonan akhirnya kita memutuskan untuk keluar dari rumah kaca itu dan kok ya untungnya cuaca tidak se-mendung sebelumnya. Matahari sudah tidak tertutup awan hitam walaupun masih sedikit malu-malu. Ulli pun mengusulkan untuk pergi ke Volkerschlachtdenkmal. Walaupun aku dan Steffen tahun lalu juga sudah pernah kesana tapi kita tetap setuju karena Shoko kan belum pernah.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSo, perhentian selanjutnya adalah Volkerschlachtdenkmal , atau terjemahan bahasa Inggrisnya adalah "Monument of the Battle of the Nations". Sesuai namanya bangunan ini merupakan monumen yang mengingatkan para rakyat Leipzig pada waktu perang melawan Napoleon, tanggal 16 sampai 19 Oktober 1813 . Mulai dibangun di tahun 1898 dengan tinggi 91 meter diatas tumpukan sampah dan berhasil diselesaikan di tahun 1913. Didepan bangunan kita disambut oleh patung batu Malaikat perang St. Michael yang menjaga dan selalu mengawasi kedatangan para musuh. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketMasuk kedalam bangunan lantai pertama terdapat beberapa patung "Totenwächter" (penjaga orang mati) dengan tinggi 9,5 meter. Naik kelantai dua kita bisa mendapatkan informasi mengenai sejarah bangunan ini dan juga terdapat 4 patung besar yang masing-masing melambangkan: kekuatan rakyat, keberanian, pengorbanan dan kepercayaan. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketDari sini kita bisa naik ke bagian tengah Monumen yang saat itu masih dalam tahap pemugaran, dilanjutkan ke puncak Monumen dan dari sini kita bisa menikmati panorama kota Leipzig. Walaupun hari itu agak mendung tapi pemandangan yang tertangkap di kamera masih jauh lebih bagus dari tahun lalu hehehehe. Hari itu juga tidak terlalu banyak pengunjung, walaupun weekend, jadinya kita bisa leha-leha sambil menikmati pemandangan alam.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketPuas keliling Monumen dan melihat pemandangan, kita memutuskan untuk balik ke tempat Ulli untuk beristirahat sejenak sambil meikmati kopi dan Marmer Cake yang aku bawa. Jam menunjukkan sekitar pukul 3 sore dan setelah ngopi-ngopi kita langsung ke tengah kota dan mencari parkiran mobil. Kita berempat berencana untuk lihat konser Leipziger Lehrerorchester di Gewandhaus, di pusat kota Liepzig, jam 5 sore. Untung pake kartu pelajar aku sama Shoko jadi cuma bayar 5 Euro sedangkan Steffen dan Ulli harus bayar 8 Euro. Mereka memainkan karya-karya Joseph Haydn "Symphonie No. 99", Georg Christoph Wagenseil "Konzert für Posaune und Orchester", Dmitri Kabalewski "Konzert für Violine und Orchester" dan sebagai penutup Beethoven "Symphonie No. 2". Dengan 2 Solis untuk Posaune, Sebastian Krause dari Jerman, dan Violin, Yuka Tanabe dari Jepang. Pokoknya bagiku performance mereka ini bisa sangat menyihir hehehe walaupun sebenarnya aku sendiri bukan maniak musik klasik loh. Betul-betul pengalaman yang menarik untuk lihat konser-konser musik seperti ini.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketTidak terasa sudah malam tapi langit Jerman masih terang benderang, akhirnya kita memutuskan untuk naik ke Panorama Tower. tahun lalu aku sama Steffen juga sudah pernah kesini dan Steffen ambil foto kota Leipzig malam hari dengan lampu warna-warni dari atas...wah bagus sekali. Mungkin temen yang sudah pernah mampir tahun lalu juga ingat foto ini. Kali ini sama Shoko dan Ulli kita naik lagi keatas dengan biaya masuk 2 Euro untuk satu orang. Sebenarnya bangunan ini adalah Restaurant tapi boleh juga kita naik sampai puncak untuk lihat pemandangan tengah kota Leipzig terutama Hauptbahnhof (stasiun kereta) nya Leipzig yang terbesar se-Eropa itu.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Mungkin teman-teman bisa lihat juga foto dari Hauptbahnhofnya Leipzig yang terkenal itu, walaupun tidak seberapa jelas. Beberapa minggu sebelum aku ke Leipzig, sempat heboh juga di Hauptbahnhofnya karena ditemukan bom sewaktu perang dunia ke-dua yang masih aktif. Akibat penemuan itu, stasiun pun ditutup total dan jalur transportasipun terganggu. So, aku, Shoko, Steffen dan Ulli menikmati pemandangan dari segala penjuru arah. Bedanya kali ini selain langitnya masih terang, udaranya juga tidak sedingin tahun lalu hihihi. Maklum waktu aku dateng tahun lalu itu masih musim dingin hehehehe. Malam hari dan berangin pula, jadinya aku agak tidak bisa konsen karena kebelet pipis (maaf ya tapi itu kenyataan) hihihihi.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketTurun dari Tower kita sempet jalan-jalan ketengah kota dan entah ide siapa (kayaknya sih idenya Steffen) akhirnya kita memutuskan untuk naik Kincir Kincir. Tiket masuknya 5 Euro untuk 2 orang. Dan akhirnya kita pun naik. Untungnya anginnya tidak terlalu kencang jadi tidak terlalu ngeri tapi biasalah namanya cowok usilnya gak ketulungan. Ulli dan Steffen mencoba untuk memutar tempat duduk kita dan alhasil kitapun berputar-putar seiring dengan berputarnya kincir. Seketika aku ngerasa ngeri juga tapi yang ga enak tuh rasanya eneg pengen muntah, mungkin juga pusing. Sedangkan si Shoko berteriak-teriak memohon Ulli dan Steffen berhenti memutar besi yang ada di tengah kursi kita. Sepertinya dia takut setengah mati, soalnya dia merem terus dan gak berani buka mata pas kita sudah sampai diatas. Yah namanya lagi cowok, melihat korban ketakutan bukannya berhenti malah makin seru, langsung saja deh aku kasih kode mata melotot ke arah Steffen supaya dia berhenti. Ancamku cuma satu kata: kalau kamu gak berhenti tar aku muntah loh! hehehe berhasil berhasil (a la Dora), akhirnya tuh 2 cowok berhenti. Tapi belum berhenti sampai disitu. Mungkin si penjaga sempet denger juga Shoko teriak-teriak, jadinya begitu kita sampai dibawah dengan semangat 45 itu penjaga langsung memutar kursi kita. Alhasil seiring kita berputar keatas, kursi kitapun dengan semangat 45 juga ikut berputar-putar. Wah heboh pokoknya si Shoko teriak dan akupun juga ikutan teriak dan segala sumpah serapah dengan bahasa Indonesiapun tak bisa kuhindari hehehehe. Begitu sampe diatas perlahan-lahan kursi kitapun berhenti berputar-putar dan kitapun berhenti diatas. Langit Leipzig pun mulai gelap dan pemandangan kotapun mulai berwarna oleh lampu. Bagus deh. Seru juga kalau sudah sampai diatas yang penting mah tidak berputar-putar hehehehe bikin mabok.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSelesai naik Kincir-Kincir kitapun memutuskan untuk pulang, karena perut ini sudah teriak minta makan. Tidak sabar juga mau ngerasain pizza buatan Ulli. Hmmm pasti enak deh, soalnya Steffen juga sering cerita nih tentang pizza buatannya Ulli. Sesampainya di tempat Ulli aku bersih-bersih dan cuci muka begitu selesai ternyata Ulli dan Shoko sudah bekerjasama bahu membahu membuat Pizza. Hmmm enak deh aku bisa leha-leha. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketAku bilang sama Steffen, sering-sering aja deh liburan kayak gini jadinya aku bisa bebas tugas dan bisa males-malesan hihihihi. Tapi lama-lama ga enak juga ya, masa udah namu bikin repot eh maunya cuma terima beres, akhirnya aku memutuskan untuk bantu nyiapin bikin salat. Steffen pun aku kasih tugas bantuin motong-motong, dengan maksud biar cepet selesai dan bisa cepet makan...Huh dasar de Carol rakus hehehehehe. Hm jadi juga Pizza a la Ulli yang sudah ditunggu-tunggu. Kita makan sampai kekenyangan dan gak bisa gerak dari tempat duduk. Akhirnya kita pun main kartu deh sampe pagi, sambil ngobrol-ngobrol dan sesekali liat berita tentang demonstrasi anti G-8 di Rostock. Lama-lama cape dan ngantuk juga nih. Akhirnya semuanya pada nyerah dan beranjak ke tempat tidurnya masing-masing. Selamat bobok. Besok kita mau pulang tapi sebelumnya kita mau lihat pameran karikatur di pusat kota...Ceritanya bersambung lagi yah.

Friday, 8 June 2007

Ke Leipzig - bag. I - mampir ke Feengrotten, Saalfeld

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketMaaf kalau update nya telat ya. Maklum kalau abis liburan trus kena jadwal kursus memang agak-agak kepayahan. Biasalah alasan anak sekolah hehehe banyak PR lah dan lain sebagainya. Kali ini aku mau cerita-cerita mengenai perjalananku ke Leipzig Jumat lalu, tepatnya tanggal 1 Juni, mengunjungi Ulli, temennya Steffen. Agak mendadak karena rencana awal kita mau berangkat Jumat lalunya yaitu tanggal 26 Mei tapi waktu itu si Steffen ada rencana kerja seminggu di Belgia. Yah jadinya batal. Si Ullinya juga pergi sendiri, bikin acara lain. Tapi apa mau Shoko, temanku dari Jepang sudah keburu ambil libur, jadinya rencananya dimundurin.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketHari Jumat itu pagi-pagi aku naik kereta ke München buat jemput Shoko. Ya, si Shoko ini tinggal di München dan juga belum pernah ke Ingolstadt. Berhubung aku punya kartu langganan kereta bulanan jadi aku pikir gak apa-apa aku jemput Shoko. Dalam perjalanan balik ke Ingolstadt si Steffen telfon, dia bilang katanya mau jemput kita berdua. Mumpung dijemput naik mobil, aku langsung kepikiran buat belanja. Akhirnya sesampainya di Ingolstadt aku sama Shoko langsung menuju supermarket yang kebetulan dekat banget sama stasiun keretaku. Disana Steffen sudah nunggu dengan kuda hijaunya hehehe. Aku sama Shoko langsung masuk ke supermarket sedangkan Steffen tunggu di luar. Kita juga gak lama belanjanya, cuma beli apel, pisang, dan snack lainnya.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Selesai belanja aku sempat pulang untuk ambil barang-barang dan kita langsung aja berangkat. Langsung naik Autobahn (jalan tolnya Jerman) menuju Leipzig. Ternyata Shoko itu takut setengah mati di dalam mobil soalnya di Jerman sini orangnya kalo nyetir pada ngebut, kira-kira semua diatas 100 km/jam. Jadi kerjaan dia ngeliatin speedometer. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKalau Steffen udah jalan diatas 150 km/jam langsung aja dia teriak hehehehe lucu juga sih. Dalam perjalanan ke Leipzig kita mampir ke gua yang namanya Feengrotten (=gua peri) di Saalfeld. Guanya bagus banget deh, penuh warna warni. Gua ini juga pernah masuk Guiness Book of Record sebagai gua yang paling berwarna. Sebelum masuk ke gua ini masing-masing diberi jubah warna coklat dan merah bata. Kebetulan aku, Steffen dan Shoko kebagian yang warna coklat. Lucu juga sih bentuknya, ya selain buat seru-seruan jubah ini juga berguna untuk menahan dingin di dalam gua.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSetelah berdingin-dingin di dalam gua dan menikmati pemandangan gua yang begitu memikat kitapun jadi laper. Sempet belanja belanji sih. Shoko ada beli beberapa kartu pos dan aku beli tempat lilin buat Shoko dan guru bahasa Jermanku, trus kita langsung pesan Thüringer Bratwurst hmmm yummy deh. Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSoal Bratwurst ini memang banyak macamnya dan kebetulan kesukaannya Steffen ya Bratwurst yang dari Thüringen ini, karena memang dia asalnya dari daerah ini. Kalau Bratwurst di Bayern sini dia ga suka tuh. Kalau aku mah semuanya aja suka, la wong omnivora sejati hehehehe. Kelar makan dan minum kopi (pas banget deh soalnya suasana juga agak mendung dikit) langsung kita nerusin perjalanan ke Leipzig. Jarak dari Saalfeld ke Leipzig tinggal satu setengah jam an lagi. Si Shoko sempat mabok darat soalnya jalan menuju ke arah Autobahnnya agak berliku-liku, jadi dia cuma merem melek aja sampai akhirnya ketiduran.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketAkhirnya sampai juga kita di tempatnya Ulli sekitar jam 7 malam. Karena walaupun sudah malam tapi langit masih terang benderang akhirnya kita memutuskan untuk cari makan di luar, sambil liat-liat pusat kota Leipzig. Di Leipzig hari itu ada Fest, ya kayak taman hiburan dadakan gitu deh. Jadi ada banyak mainan seperti roller coaster, ontang anting, kincir-kincir, pokoknya semua deh kayak di dufan. Banyak juga stand-stand dari yang jual makanan berbagai macam dan aksesoris. Sayang ga sempat terfoto karena Steffen lupa bawa kameranya ihik ihik...Puter-puter cari tempat makan penuh semua karena memang juga jamnya makan, tapi akhirnya dapat tempat juga dan semua pesan Spargel (=asparagus)...hmmm lezat deh... Selesai makan kita masih sempat puter-puter kota, mengunjungi Mbah Memphisto (tokoh dari the Faust karya Goethe) dan juga ke gereja tempatnya Bach pernah jadi conductor semasa hidupnya. Karena hari makin gelap dan juga agak dingin akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Balik ke tempatnya Ulli kita sempat duduk-duduk di balkon sambil ngobrol-ngobrol nyiapin rencana buat besok. So, besok kita mau ke Botanical Garden. Ceritanya akan dilanjut di bagian II ok.