Aku tahu kalau aku banyak utang postingan yang lalu-lalu, seperti cerita kopdaran sama Vivie, Melani dan juga teman aku di Stuttgart Yola. Oya, masih ada satu lagi cerita dari Dresden pas kita diundang ulangtahun temennya Steffen, Thomas. Tapi karena aku ada cerita yang lebih fresh makanya aku posting yang ini dulu yah...cerita kopdaran sama ultahnya Thomas pasti aku posting kok.
So 2 akhir pekan yang lalu aku sibuk wira wiri ke München untuk Training Teachernya Helen Doron. Ya TTC (Teacher Training Course) ini merupakan syarat sebelum aku kerja di Helen Doron sebagai guru bahasa Inggris. Helen Doron sendiri itu seperti kursus bahasa Inggris untuk bayi dari umur 3 bulan sampe anak-anak umur 14 tahun. Untuk lebih jelasnya bisa klik dan cari tahu sendiri ya daripada nanti aku dikirain promosi lagi hehehe.
Weekend yang pertama Training hari ke-1 aku bagai ditabrak sama bus dari kanan. Training hari ke-2, aku bagai ditabrak bus dari kiri. Impas deh. Hari ke-3, aku sudah tewas dengan suksesnya. Kesannya hiperbola banget ya??? hehehe. Ya coba aja deh bayangin. Trainingnya itu mulai dari jam 10 pagi sampe jam 5.30 sore (tapi kenyataannya selalu molor). Aku harus berangkat dari Ingolstadt jam 7.51 naik kereta ke München. Sampai di München suudah jam 9an dan kita harus cari kereta bawah tanah dan kemudian naik Trem menuju Learning Center yang di München. Sampai LC-nya sekitar jam 9.50an.
Acara Training-nya sendiri full. Tiap 1 jam kita dapet break selama 5 menit yang cuma cukup buat ke kamar mandi dan minum. Untuk break lunchnya sekitar 20 menit. Jadwal penuh mulai dari materi pedagogik, pengenalan franchise dan metode, sampai urusan praktek mengajarnya. Terakhir tak lupa kita semua dapet PR untuk besoknya. Kita harus mempersiapkan "demo lesson" kita untuk kelas anak umur 5-9thn. PR inilah yang menyita banyak waktu dan energi, secara kalau pulang sampai rumah sudah jam 1/2 9 malam, belum makan dan bersih-bersih trus lanjut nyiapin PR dan mengerjakannya. Tiap harinya aku tidur jam 2 dini hari belum lagi nggak bisa langsung lelap karena di otak mikir gimana nanti cara ngajarnya dan plus nervous juga. So tepat deh penggambaranku soal "ditabrak bus", karena di hari ke-3 aku bagai mayat hidup hehehe.
Training weekend ke-2 sudah jauh lebih santai walaupun kita tetap ada PR sampai hari Sabtunya. Hari Minggu nya kita juga cuma setengah hari dan materinya cuma tentang Management, bagaimana kita mengatur urusan pajak dan asuransi setelah kita mempunyai penghasilan sendiri. Yang paling emosional adalah hari Jumat Weekend ke-2 dimana kita semua dinyatakan lulus dari Training. Dari 12 orang akhirnya hanya 7 yang bertahan, sisanya ada yang mengundurkan diri karena tidak kuat dan ada juga yang dinilai kurang "qualified" untuk menjadi gurunya Helen Doron. Dibawah ini aku kasih foto-foto jadi bisa lihat sendiri ya situasinya gimana. Pokoknya acara ditutup dengan banjir airmata karena kita semua terharu dan juga berat melepas Trainer kita, Rita Falter, yang sudah banyak sekali memberi pelajaran buat kita. We'll miss you Rita, for sure!
Di meja ini Rita (Trainer kita) sudah menyiapkan amplop dengan nama kita masing-masing dan didalam amplop itu ada 2 notes kecil yang ditulis oleh 2 teman kita (randomly) tentang impression mereka terhadap kita. Cuma boleh nulis yang baik-baik dan manis-manis.
Minuman kemenangan untuk semua yang sudah bertahan menghadapi terjangan bus dari kiri dan kanan...akhirnya lulus...Now I'm officially Helen Doron Teacher...yeah
Kenang-kenangan dari kita untuk Trainer kita, Rita. Boneka malaikat sebagai "guardian angel"
Rita dan malaikat pelindungnya dan kartu ucapan "farewell" dari kita semua
All member of TTC April 2008 in LC Munich (left to right: Rita, Claudia, Heidi, Carol, Christiane, Sanna, Ulrike, and the only guy there, Frans)
Wednesday, 30 April 2008
Monday, 14 April 2008
Back to school
Hari ini aku mulai lagi sama rutinitas ke kampus. Walah waktu kok cepet banget berlalu ya??? Padahal kan masih mau liburan nih... Yah apa daya deh kalau memang sudah begitu, mana ditinggal suami training di kota lain lagi selama seminggu. Jadinya sendirian deh. So, tadi pagi setelah mengantar Steffen pergi aku pun langsung mandi dan siap-siap secara harus naik kereta jam 7.51 pagi. Kuliah jam 10 trus ada lagi jam 11 dan jam 12-14. Yang terakhir kuliahnya pake bahasa Jerman. Mana nyasar lagi cari-cari ruangan kelasnya. Akhirnya terlambat dan kedapetan duduk di lantai yang berkarpet coklat hehehe.
Ternyata kelasnya banyak peminatnya. Dan walaupun otakku langsung keriting dengerin dosennya nyerocos pake bahasa Jerman tapi kayaknya sih seru. Maklum deh nanti bakalan ada unsur Literaturenya hehehe. Asyikkkkkkk sukaan aku tuh . Akhir kelas dosennya nyamperin aku, ternyata dia ngenalin maklum deh soalnya murid Master di jurusanku ya cuma aku sendirian dan semester lalu aku sudah pernah kirim email ke dia nanya apakah bisa kuliahnya pake Inggris aja biar gampang (hehehehehe kok uenak ya ngatur-ngatur emang sekolahnya Bapak Ibuku???). Dia tanya apa aku ada kesusahan trus aku bilang iya, abis Bapak ngomongnya cepet banget sampe migrain deh aku . Aku ada nanya ke dia kali-kali buku pegangannya ada yang bahasa Inggris aja jadi lebih gampang buat aku trus aku minta ijin nanti untuk ujian akhir aku njawabnya pake Inggris juga. Eh dia bilang kalau dia lebih menganjurkan aku baca bukunya dia (yang notabene bahasa Jerman) karena nanti ujian akhirnya harus pake bahasa Jerman juga. Jadi menerjemahkan teks Chaucer yang menggunakan bahasa Inggris kuno ke bahasa Jerman. Mampus deh .
Well, kata orang sini "muss man durch" yang artinya semua itu harus dijalanin karena tidak ada pilihan lain kan. Teman-teman doakan saja semoga saya bisa bertahan dan survive di kelas ini. Besok pagi aku dihajar 3 mata kuliah secara habis-habisan, karena 2 mata kuliah Seminar dan 1 presentasi dari Prof.ku yang kalau disini namanya "Vorlesung". Besok harus lebih pagi lagi ke kampus yang artinya lebih pagi lagi berangkat ke stasiun. Moga-moga besok nggak terlalu dingin jadi bisa ngengkol sepeda hehehe. Sekarang aku mau mandi dulu biar besok pagi-pagi nggak usah mandi lagi (hiiiii ketahuan ya joroknya ). Ya maklum de besok jam 6 pagi udah harus ada di stasiun nunggu kereta, lagian udah laku ini deh gapapa jorok dikit .
Oya, cerita kopdaran sama Melani di Hannover, Vivie di Dortmund dan Yola di Stuttgart menyusul ya. Lagian kameranya dibawa Steffen jadi belum bisa upload foto-foto. Ditunggu aja deh ya berikut cerita minggu lalu kita di Dresden untuk ngerayain ultahnya Thomas, temen deketnya Steffen, yang ke-30. Seru deh ceritanya beserta foto-fotonya. Sekarang aku mau mandi dulu ya .
Ternyata kelasnya banyak peminatnya. Dan walaupun otakku langsung keriting dengerin dosennya nyerocos pake bahasa Jerman tapi kayaknya sih seru. Maklum deh nanti bakalan ada unsur Literaturenya hehehe. Asyikkkkkkk sukaan aku tuh . Akhir kelas dosennya nyamperin aku, ternyata dia ngenalin maklum deh soalnya murid Master di jurusanku ya cuma aku sendirian dan semester lalu aku sudah pernah kirim email ke dia nanya apakah bisa kuliahnya pake Inggris aja biar gampang (hehehehehe kok uenak ya ngatur-ngatur emang sekolahnya Bapak Ibuku???). Dia tanya apa aku ada kesusahan trus aku bilang iya, abis Bapak ngomongnya cepet banget sampe migrain deh aku . Aku ada nanya ke dia kali-kali buku pegangannya ada yang bahasa Inggris aja jadi lebih gampang buat aku trus aku minta ijin nanti untuk ujian akhir aku njawabnya pake Inggris juga. Eh dia bilang kalau dia lebih menganjurkan aku baca bukunya dia (yang notabene bahasa Jerman) karena nanti ujian akhirnya harus pake bahasa Jerman juga. Jadi menerjemahkan teks Chaucer yang menggunakan bahasa Inggris kuno ke bahasa Jerman. Mampus deh .
Well, kata orang sini "muss man durch" yang artinya semua itu harus dijalanin karena tidak ada pilihan lain kan. Teman-teman doakan saja semoga saya bisa bertahan dan survive di kelas ini. Besok pagi aku dihajar 3 mata kuliah secara habis-habisan, karena 2 mata kuliah Seminar dan 1 presentasi dari Prof.ku yang kalau disini namanya "Vorlesung". Besok harus lebih pagi lagi ke kampus yang artinya lebih pagi lagi berangkat ke stasiun. Moga-moga besok nggak terlalu dingin jadi bisa ngengkol sepeda hehehe. Sekarang aku mau mandi dulu biar besok pagi-pagi nggak usah mandi lagi (hiiiii ketahuan ya joroknya ). Ya maklum de besok jam 6 pagi udah harus ada di stasiun nunggu kereta, lagian udah laku ini deh gapapa jorok dikit .
Oya, cerita kopdaran sama Melani di Hannover, Vivie di Dortmund dan Yola di Stuttgart menyusul ya. Lagian kameranya dibawa Steffen jadi belum bisa upload foto-foto. Ditunggu aja deh ya berikut cerita minggu lalu kita di Dresden untuk ngerayain ultahnya Thomas, temen deketnya Steffen, yang ke-30. Seru deh ceritanya beserta foto-fotonya. Sekarang aku mau mandi dulu ya .
Tuesday, 1 April 2008
Kabar dari rumah
Kemarin dapat kabar katanya kompor di rumah meledak dan mamiku tangannya kebakar. Kaget banget deh! Sampai lemes. Langsung aja aku telpon ke Indonesia dan nanya kronologis kejadiannya. Dirumah ada adikku yang cewek, sedangkan mamiku masih di UGD untuk penanganan luka bakar stadium 2. Wah rasanya mau nangis aja deh, rasanya mau pulang dan ada disana dalam keadaan seperti ini. Tapi bisa apa juga ya kalau kenyataannya hidup jauh dari keluarga. Paling bisa mau nangis juga harus ditahan-tahan biar mereka nggak kepikiran. Aku pun harus kasih semangat dan bukan malah buat semuanya sedih.
Jadi kronologis kejadiannya adalah, sore itu mamiku seperti biasa sendiri, karena kedua adikku kerja dan papiku yang baru selesai tugas dari Timika sedang dalam perjalanan pulang dari bandara ke rumah. Mamiku mau bikin babi panggang dan barusan saja menyalakan oven. Lagi nonton tv di kamar, mamiku dengar suara keras seperti pintu yang tertiup angin. Dia pikir memang pintu tapi setelah dicek kok tidak ada pintu yang terbuka. Saat kejadian itu hujan deras turun di Surabaya.
Dentuman yang ke dua mamiku keluar lagi dari kamar dan dia langsung kaget karena lihat dibagian bawah kompor sudah ada api besar. Dia mencoba untuk mengambil alat pemadam api tapi entah panik atau memang keras maka alat itu tidak bisa dikeluarkan dari kotaknya. Karena ingin segera melepaskan tutup selang gas di mulut tabung, maka tanpa pikir panjang dia langsung ambil 2 serbet di dapur dan mencoba untuk melepaskan karetnya. Tapi memang karena sudah sangat panas maka karet itu sudah leleh dan menempel di mulut tabung. Mamiku makin bingung dan takut kalau kalau tabung akan meledak. Jadi dengan sekuat tenaga dia angkat tabung dan dia keluarkan dari tempatnya di bawah kompor. Karena memang tabung itu baru jadi masih berat, akhirnya tabung itu terjatuh di lantai. Disini tangan mamiku yang bagian kanan sempat tersembur api.
Akhirnya dia berhasil juga membuka tutup selang gasnya dan seketika apipun mati. Dan mamiku pun baru sadar kalo telapak tangannya kiri dan kanan sudah hangus. Segera dia siram dengan air kran di dapur dan setelah itu dia kasih Bio Plasenton. Tapi lukanya itu makin lama makin panas katanya akhirnya karena nggak kuat dia tambahin odol. Hmmm ini yg seharusnya tidak boleh karena odol itu panas. Untungnya adik2ku nggak lama sudah pulang. Mereka kaget juga lihat mamiku tangannya sudah berwarna merah muda. Adikku saja sampai syok katanya. Tapi dasar mamiku dia malah ketakutan karena dia merasa kecelakaan itu terjadi gara-gara dia salah pasang penutup selangnya.
Setelah ditenangkan sama kedua adikku, langsung adikku yang cewek ambil inisiatif untuk telpon tetanggaku yang kebetulan dokter dan sama adikku tangan mamiku disiram lagi sama air dingin terus menerus. Nggak lama tetanggaku datang dan menurut dia mami ku harus dibawa ke UGD untuk mendapat perawatan lebih lanjut, karena takutnya infeksi.
Malamnya setelah mamiku di rumah sehabis pulang dari UGD aku telpon lagi ke rumah. Mendengar suaranya aku makin ingin pulang walaupun dia bilang kalau dia tidak apa-apa dengan suara khasnya yang cengengesan. Ngobrol ngalor ngidul, mamiku cerita tentang kecelakaan yang menimpa dia. Untung sih tidak terbakar sekujur tangan dan sepertinya memang tidak terlalu parah. Kata papiku sih diduga selang gasnya bocor karena itu keluar api.
Adikku pun langsung kirim foto mamiku lengkap dengan perban di tangannya. Kurang ajarnya dia namain foto itu robocop. Melihat foto itu hatiku miris karena kedua tangannya diperban berarti nanti mami bakal susah mau ngerjain apa2. Padahal dia di rumah sendiri dan kita memang nggak pake pembantu. Tapi melihat senyum centilnya di foto aku jadi ketawa sendiri. Dasar mamiku...sukanya begitu...centil...sama deh kayak anaknya. Kepikiran dia kesusahan mau pake baju, mau masak, mau beres2, karena dasar orangnya ngga bisa diam. Yang aku pasti kehilangan adalah celotehnya di YM karena sehari-hari ya aku biasa chatting sama mamiku ini. Tapi memang dasar orangnya juga keras kepala, pagi tadi waktu online eh mamiku juga online hehehe...nekat deh. Mau tangan dan jari kebakar dan diperban namanya online dan chatting jalan terus ya Mam.
Masukan untuk Ibu-Ibu atau teman-teman yang menggunakan kompor gas kalau kejadian seperti ini terjadi, api bisa dipadamkan dengan karung goni yang lembab. Tapi ingat api jangan disiram dengan air karena air malah akan membuat api semakin besar. Kalau memang di rumah ada alat pemadam api, sebaiknya setiap tahun dicek dan dibersihkan, juga tiap anggota keluarga atau bahkan pembantu dilatih bagaimana cara penggunaannya. Biar kalau panikpun setidaknya mereka sudah tahu caranya. Dan yang terpenting selalu siap sedia karung goni karena sangat berguna untuk memadamkan api terutama api di kompor gas.
Masukan lainnya adalah bila Ibu-Ibu atau teman-teman menderita luka bakar langsung siram dengan air kran terus menerus selama 15-30 menit, hal ini untuk menghentikan pembakaran hingga kedalam jaringan kulit. Kalau memang sangat parah harus segera dibawa ke UGD. Tapi ingat, jangan sekali-kali diberi odol karena itu adalah salah. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya ya.
Jadi kronologis kejadiannya adalah, sore itu mamiku seperti biasa sendiri, karena kedua adikku kerja dan papiku yang baru selesai tugas dari Timika sedang dalam perjalanan pulang dari bandara ke rumah. Mamiku mau bikin babi panggang dan barusan saja menyalakan oven. Lagi nonton tv di kamar, mamiku dengar suara keras seperti pintu yang tertiup angin. Dia pikir memang pintu tapi setelah dicek kok tidak ada pintu yang terbuka. Saat kejadian itu hujan deras turun di Surabaya.
Dentuman yang ke dua mamiku keluar lagi dari kamar dan dia langsung kaget karena lihat dibagian bawah kompor sudah ada api besar. Dia mencoba untuk mengambil alat pemadam api tapi entah panik atau memang keras maka alat itu tidak bisa dikeluarkan dari kotaknya. Karena ingin segera melepaskan tutup selang gas di mulut tabung, maka tanpa pikir panjang dia langsung ambil 2 serbet di dapur dan mencoba untuk melepaskan karetnya. Tapi memang karena sudah sangat panas maka karet itu sudah leleh dan menempel di mulut tabung. Mamiku makin bingung dan takut kalau kalau tabung akan meledak. Jadi dengan sekuat tenaga dia angkat tabung dan dia keluarkan dari tempatnya di bawah kompor. Karena memang tabung itu baru jadi masih berat, akhirnya tabung itu terjatuh di lantai. Disini tangan mamiku yang bagian kanan sempat tersembur api.
Akhirnya dia berhasil juga membuka tutup selang gasnya dan seketika apipun mati. Dan mamiku pun baru sadar kalo telapak tangannya kiri dan kanan sudah hangus. Segera dia siram dengan air kran di dapur dan setelah itu dia kasih Bio Plasenton. Tapi lukanya itu makin lama makin panas katanya akhirnya karena nggak kuat dia tambahin odol. Hmmm ini yg seharusnya tidak boleh karena odol itu panas. Untungnya adik2ku nggak lama sudah pulang. Mereka kaget juga lihat mamiku tangannya sudah berwarna merah muda. Adikku saja sampai syok katanya. Tapi dasar mamiku dia malah ketakutan karena dia merasa kecelakaan itu terjadi gara-gara dia salah pasang penutup selangnya.
Setelah ditenangkan sama kedua adikku, langsung adikku yang cewek ambil inisiatif untuk telpon tetanggaku yang kebetulan dokter dan sama adikku tangan mamiku disiram lagi sama air dingin terus menerus. Nggak lama tetanggaku datang dan menurut dia mami ku harus dibawa ke UGD untuk mendapat perawatan lebih lanjut, karena takutnya infeksi.
Malamnya setelah mamiku di rumah sehabis pulang dari UGD aku telpon lagi ke rumah. Mendengar suaranya aku makin ingin pulang walaupun dia bilang kalau dia tidak apa-apa dengan suara khasnya yang cengengesan. Ngobrol ngalor ngidul, mamiku cerita tentang kecelakaan yang menimpa dia. Untung sih tidak terbakar sekujur tangan dan sepertinya memang tidak terlalu parah. Kata papiku sih diduga selang gasnya bocor karena itu keluar api.
Adikku pun langsung kirim foto mamiku lengkap dengan perban di tangannya. Kurang ajarnya dia namain foto itu robocop. Melihat foto itu hatiku miris karena kedua tangannya diperban berarti nanti mami bakal susah mau ngerjain apa2. Padahal dia di rumah sendiri dan kita memang nggak pake pembantu. Tapi melihat senyum centilnya di foto aku jadi ketawa sendiri. Dasar mamiku...sukanya begitu...centil...sama deh kayak anaknya. Kepikiran dia kesusahan mau pake baju, mau masak, mau beres2, karena dasar orangnya ngga bisa diam. Yang aku pasti kehilangan adalah celotehnya di YM karena sehari-hari ya aku biasa chatting sama mamiku ini. Tapi memang dasar orangnya juga keras kepala, pagi tadi waktu online eh mamiku juga online hehehe...nekat deh. Mau tangan dan jari kebakar dan diperban namanya online dan chatting jalan terus ya Mam.
Masukan untuk Ibu-Ibu atau teman-teman yang menggunakan kompor gas kalau kejadian seperti ini terjadi, api bisa dipadamkan dengan karung goni yang lembab. Tapi ingat api jangan disiram dengan air karena air malah akan membuat api semakin besar. Kalau memang di rumah ada alat pemadam api, sebaiknya setiap tahun dicek dan dibersihkan, juga tiap anggota keluarga atau bahkan pembantu dilatih bagaimana cara penggunaannya. Biar kalau panikpun setidaknya mereka sudah tahu caranya. Dan yang terpenting selalu siap sedia karung goni karena sangat berguna untuk memadamkan api terutama api di kompor gas.
Masukan lainnya adalah bila Ibu-Ibu atau teman-teman menderita luka bakar langsung siram dengan air kran terus menerus selama 15-30 menit, hal ini untuk menghentikan pembakaran hingga kedalam jaringan kulit. Kalau memang sangat parah harus segera dibawa ke UGD. Tapi ingat, jangan sekali-kali diberi odol karena itu adalah salah. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya ya.
Subscribe to:
Posts (Atom)