Friday, 26 September 2008

Persamaan

Banyak orang berteman dikarenakan mereka punya persamaan. Betul kan? Akupun juga gampang sekali berteman sama orang yang punya persamaan, baik itu persamaan yang paling umum seperti umur, dll. sampai persamaan2 yang sangat khusus, misalnya suka jenis musik yang sama, film yang sama, hobinya sama, bahkan juga sampai statusnya yang sama, misalnya sama2 sdh menikah.

Selama aku menetap di Jerman ini terus terang susah2 gampang kalau mau mencari teman. Paling banyak aku dapet ya waktu aku masih kursus bhs Jerman di München. Sama-sama murid di kelas itu menjadikan kita dekat, apalagi kita tiap hari ketemuan. Saat itu umur sudah ngga menjadi penghalang. Walaupun kebanyakan dari mereka masih muda2 tapi nyambung juga kok kalo ngomong hehehehe, akupun jadinya selalu berjiwa muda.

Setelah ngga kursus lagi, aku rada kesulitan mencari teman. Walaupun sampai skrg kita tetap keep in touch tapi susah juga kalo mau ketemuan di München. Dapet teman2 banyak paling ketemunya dari dunia maya, seperti blogger. Banyaknya persamaan kita adalah sama2 org Indonesia yang menetap di LN, atau mereka yang menikah dengan pria asing. Asyik juga karena bisa saling bertukar pengalaman, belajar masak, dan pastinya jadi teman ngobrol bahasa Indonesia. Betul loh...ngobrol pake bhs Indonesia atau bahkan bhs Jawaan merupakan kenikmatan tersendiri. Kita bisa melepas kepenatan kita yang tiap harinya ngomong pake bhs alien hehehe.

Kalo teman di luar blogging paling juga kenalnya dari Steffen atau dari tempat kerja. Kalau waktu kuliah sih jangan tanya...temanku bisa dihitung dengan jari. Karena kebanyakan dari mereka sangat individualis jadi ya gitu deh. So, speaking about friends, ada 1 teman yang bisa aku bilang lumayan dekat. Dekatnya karena kita satu tempat kerja dan juga waktu itu trainingnya bareng. Persamaan kita adalah sama2 orang asing di Jerman, sama2 punya suami orang Jerman, dan kebetulan umur kita juga hampir sama (dia lebih muda sih). Dekat aku bilang itu bukannya trus aku bisa cerita semua sama dia...ngga. Well, teman terdekatku sebenarnya adalah mereka yang kutinggalkan di belahan bumi yang lain, dan itu tidak tergantikan. Tapi aku sama Sanna adalah dekatnya karena kita saling men-support satu sama lain.

Dia itu aslinya dari Finlandia dan dia berencana nantinya akan hidup di Finlandia bersama suami dan anak2nya dan membuka sekolah kursus bahasa Inggris. Karena itulah dia mengambil pekerjaan ini karena di tempat kita ini nantinya kita juga bisa ambil certificate untuk membuka sekolah atau sekedar membuat grup di rumah kita sendiri. Sanna ini suka sekali masakan Indonesia, jadinya dia kadang ke rumah hanya untuk sekedar makan dan ngobrol, baik itu tentang pekerjaan atau ttg hidupnya dia. Orangnya cantik dan matanya bagus. Perihal matanya, aku juga sudah bilang terus terang sama dia. Lihat aja kalo ngga percaya, dan untuk catatan, itu bulu matanya semua asli loh dan bukannya tempelan hehehehe.
Photobucket

Perkenalan awal sama dia aku pikir dia orangnya lemah lembut. Well, people say don't judge the book by its cover bener2 terbukti. Ternyata dia itu orangnya galak dan keras, hanya kadang dia ngga pede sama dirinya terutama sama bahasa Inggrisnya. Tapi semuanya itu bisa sangat dimaklumi. Dengan kesibukannya sebagai ibu dari 2 orang anak, dia agak2 susah mengatur jadwal untuk mengajar. Bahkan summer kemarin dia belum dapet kesempatan untuk benar2 meng-handle grup di Learning Center kita. Hal ini dikarenakan dia suka bolak balik ke rumah mertuanya di utara Jerman.

Anyway, aku selalu mendukung dia kalo dia lagi ngga pede. Contohnya kemarin ini dia ada kelas. Dan ini adalah pertama kalinya dia benar2 mengajar. Seperti umumnya guru2 yang lain, awal pelajaran kita diharuskan untuk mempresentasikan sistem dan metode pengajaran kita di depan orang tua. Jangan ditanya deh gimana nervousnya aku waktu itu bahkan yang kedua kalinya saja aku masih gemeteran hehehe. Sore sebelumnya aku sempat telpon dia, dan dia berencana untuk mundur tapi aku bilang kalo semuanya itu akan berlalu dengan cepat, dan yang penting percaya dengan diri sendiri. Hmmm sampai sekarang dia belum cerita lagi sih gimana jadinya kamarin. Mungkin nanti aku telpon dia.

Ini ada beberapa foto Sanna dan anak2nya, Senia dan Elias waktu maen ke rumah. Biasanya mereka anteng di sofaku dan nonton tayangan tv untuk anak2, sementara kita asyik ngobrol. Yah gini ini deh posenya si Elias kalo sudah seru.
Photobucket

Kalau kakaknya lain lagi. Dia sukanya art and craft. Apalagi kalo sudah liat persediaanku yang menumpuk di ruang tamu. Jadinya dia bakal sibuk deh minta sesuatu untuk art and craft. Ini juga waktu di rumah aku dia lagi minta diajarin bikin balon udara.
Photobucket

Monday, 22 September 2008

Going Back to Routines

Apa kabarnya teman-teman semua baik yang sudah meninggalkan jejak di SB maupun yang tidak. Maaf ya kalau sudah lama aku tidak berkoar-koar disini karena memang lagi ngga mood nulis dan juga persiapan pulang kampung kemaren.

Tepatnya akhir Juli aku pulang kampung dan bisa spend more time sama keluarga tercinta di Surabaya selama kurleb 6 minggu. Kali ini aku terbang sendiri karena Steffen memang tidak bisa ambil cuti segitu lamanya, jadi dia baru nyusul akhir Agustus. Dia harus sudah cukup puas stay sekitar 2 minggu setengah. Memang ngga lama sih tapi kayaknya sih dia senang sekali secara liburannya full kita pake pelesir kemana2, dari ke Lombok sampai ke Medan. Cape juga sih tapi overall memang seru dan asyik.

10 September kemarin kita balik terbang ke Jerman dan sampenya Kamis tanggal 11 September. Karena dijemput sama mertua akhirnya kita tinggal semalam di rmh papa mamanya Steffen. Jumatnya kembali ke tempat sendiri dan rasanya lega, langsung kita belanja karena tidak ada persediaan konsumsi. Malamnya Steffen mulai berasa ngga enak badan disertai dengan panas. Aku sudah khawatir aja dia kena penyakit serius soalnya badannya panas 2 malam berturut-turut. Tapi Puji Tuhan hari Minggu itu dia sudah berangsur-angsur pulih.

Malamnya kita bikin acara masak2 pake hot stone aja, soalnya aku juga masih males masak yang macem2. Kalau hot stone gini memang praktis. Kita cuma tinggal potong2 daging dan bikin salad aja sebagai pelengkapnya. Mau BBQ kita juga ngga bisa dan udara di luar juga dingin jadi ya kita bikin hot stone aja. Sip deh =P~

Photobucket

Photobucket

So kita sudah balik lagi di Jerman yang hari ini memasuki musim gugurnya, yang mana weekend kemarin München sudah memulai tradisi Oktoberfest nya, dan yang pasti suhu udaranya bikin orang males keluar brrrrrrr....I want my sunshine back :((

Balik lagi deh di kehidupan sehari-hari tanpa leha2. Harus masak sendiri secara ngga ada tukang makanan lewat. Harus beres-beres sendiri dan juga harus balik kerja. Kita mau ngumpulin duit lagi secara sudah habis dipake liburan. Tapi ngga apa2 lah kalau duitnya abis di jalan2 kita berdua rela kok hehehehe. We love travelling :x

Monday, 7 July 2008

Jadi Tukang Sate Sehari

Weekend lalu kita diundang tetangga seberang apartemen (wohnung) untuk BBQ (bhs Jermannya = grillen). Kebetulan kalau di tempatnya mereka boleh tuh BBQ-an karena apartemen mereka di pojok, jadinya ngga ada bangunan lain. Mereka juga punya 2 balkon. Kalau di tempat kita tidak diijinkan dan kita juga cuma punya balkon 1.

Kehidupan bertetangga di Jerman beda jauh sama di Indonesia. Makanya sempet stress juga karena tidak mengenal tetangga satu sama lain, tapi lama-lama ya terbiasa juga. Kalau merekanya membuka diri otomatis kitanya pun terbuka. Iya kan? So, seperti tetangga seberang kita persis. Mereka asalnya dari Rep. Ceko dan sudah hampir setahun tinggal di Jerman. Namanya Petra dan Karel. Dari awal kita juga sudah akrab dan sering aja keluar bareng. Mungkin kita merasa cocok karena umur juga sepantaran.

Photobucket

Kembali ke masalah BBQ, kita siapkan sate beberapa tusuk dan kartoffelsalat (salat kentang). Sementara Petra dan Karel sudah menyiapkan daging dan salat ijo (sayuran). Akhirnya, aku jadi tukang sate dehari deh hehehe. Tapi seru juga karena mereka suka satenya. Dulu saya juga pernah coba buat soto ayam waktu kita makan malam bareng, dan mereka suka juga tuh...senang deh rasanya bisa mengenalkan makanan Indonesia ke mereka.

Photobucket

Saturday, 28 June 2008

The Prayer (quoted from Paulo Coelho's Like the Flowing River)

Lord, protect our doubts, because Doubt is a way of praying. It is Doubt that makes us grow because it forces us to look fearlessly at the many answers that exist to one question. And in order for this to be possible...
Lord, protect our decisions, because making Decisions is a way of praying. Give us the courage, after our doubts, to be able to choose between one road and another. May our YES always be a YES, and our NO always be a NO. Once we have chosen our road, may we never look back nor allow our soul to be eaten away by remorse. And in order for this to be possible...
Lord, protect our actions, because ACTION is a way of praying. May our daily bread be the result of the very best that we carry within us. May we, through work and ACTION, share a little of the love we receive. And in order for this to be possible...
Lord, protect our dreams, because to DREAM is a way of praying. Make sure that, regardless of our age or our circumstances, we are capable of keeping alight in our heart the sacred flame of hope and perseverance. And in order for this to be possible...
Lord, give us enthusiasm, because Enthusiasm is a way of praying. It is what binds us to the Heaven and to Earth, to grown-ups, and to children; it is what tells us that our desires are important and deserve our best efforts. It is Enthusiasm that reaffirms to us that everything is possible, as long as we are totally committed to what we are doing. And in order for this to be possible...
Lord, protect us, because Life is the only way we have of making manifest Your miracle. May the earth continue to transform seeds into wheat, may we continue to transmute wheat into bread. And this is only possible if we have Love; therefore, do not leave us in solitude. Always give us Your company, and the company of men and women who have doubts, who act and dream and feel enthusiasm, and who live each day as if it were totally dedicated to Your glory.
Amen.

Thursday, 29 May 2008

laporan dari kopdar yang tertunda

Sebelumnya maaf ya teman-teman kalo saya hampir sebulan menghilang dan jadinya blognya juga tebengkalai hehehe. Padahal hutang ceritanya masih ada ya... Ya kalau banyak yang nanyain apa aku sibuk memang sibuk tapi cape deh kalau diceritain satu-satu apa kesibukannya, intinya ya meskipun kemarin itu di Bavaria sini sempat libur 2 minggu tapi nyatanya aku ngga bener-bener liburan. Ya sibuk sama urusan kuliah dan kerjaan. Standard banget kan alasannya. So, aku bukan lagi sibuk belajar renang, Hot Mama (a.k.a Madam Voisin). Kalau aku mah sudah menyerah deh belajar renang abis ujung-ujungnya kelelep aja hehehehe...males deh.

So langsung cerita kopdarnya aja ya. Kalau mengutip katanya Jeng Melani, aku sama Steffen itu seperti "long march", karena memang kenyataannya itu kita menclak menclok dari satu kota ke kota lainnya. Sebenernya sih niatan mau kopdar sama Melani, Vivie, dan Yola sih sudah lama banget kepikiran cuma memang kita berdua ngga ada waktu yang cucok. Kok ya kebetulan minggu itu tanggal 7 April sampai 13 April kita berdua kebetulan free, dan HARUS mengemban tugas ke Berlin untuk menghantar hadiah ulangtahun untuk Omanya Steffen sekalian sowan (baca: silahturahmi) deh ceritanya. Langsung telp ke nyonya-nyonya rumah kok ya pas pada free semua...yowes...langsung kita tancep deh. Senin tgl 7 April (ceritanya ini sebenernya wes lawas alias kadaluarsa banget ya hehehehe)itu kita pagi-pagi langsung tembak ke Berlin. Saking buru-burunya sampai lupa bawa hadiah buat Oma. Oalah padahal itu tujuan utama "long march" kita. Piye to??!! Tetap semangat tembak ke Berlin dan sekitar jam setengah dua siang kita sampai disana disambut oleh makan siang.

Keesokan harinya kita cuma sempat sarapan trus jam 10an pagi kita langsung cabut menuju Hannover. Kita melalui jalan tol yang penuh dengan truk-truk besar dan padat pula. Yah seperti itu aku belum pernah lihat deh. Ya hampir sama seperti jalur ke arah Tanjung Perak kalo sore hari, padat sama truk besar dan container shipping. Sempat tersendat-sendat juga jadinya sampai rumahnya Melani rada telat. Disana kita dijamu sama bakso hmmm enak deh, tau aja kalau aku suka bakso. Trus kita sempat ngopi-ngopi dan lanjut jalan ke kota. Tujuan pertama adalah Schloss Bückenburg. Ini hasil narsis a la Bollywood bersama Melani.

Photobucket

Tujuan selanjutnya kita ke Altstadt di Minden dan akhirnya kita ke kota tempat suaminya Melani kerja. Seru juga sih puter-puter dan melihat hal-hal baru. Bahkan aku sempet bilang kalau mau pindah ke daerahnya Melani, dan kebetulan tetangga sebelah rumahnya ditawarkan untuk dijual, mana harganya murah lagi. Buntut-buntutnya aku sama Melani nggodain si Steffen terus. Kita bujuk dia untuk pindah ke daerahnya Melani dan dia bisa cari kerja sama si Manfred, suaminya Melani.

Besoknya kita menuju Dortmund dan siap memporak-porandakan rumahnya Vivie. Kita sampei Dortmund juga sudah agak siang. Disambut sama nyonya rumah dan si kecil Patrick. Si Patrick ini saking excitednya mau kedatengan kita sampai menahan laparnya karena katanya dia mau makan bareng kita. Waduh maaf ya Patrick, gara-gara ini 2 Tantenya telat dan Onkel Steffennya juga datengnya kesiangan jadi Patrick makannya juga telat. Begitu dateng kita langsung makan deh dan sekali lagi menunya bakso...yippie... Ini foto narsis kita di depan santapan siang kami.

Photobucket

Abis kenyang makan kita lanjut ke tengah kota Dortmund dan puter-puter. Besar sekali deh kotanya dan banyak orang. Sampai pusing deh hehehe. Kita juga ngga begitu lama disana dan memutuskan untuk pulang karena suaminya Vivie juga sudah menunggu di rumah. Sampai rumah sudah disiapin lagi makan malam. Wah pokoknya selama di tempatnya Vivie dan Melani aku sama Steffen sejahtera banget. Berlimpah makanan uenak-uenak...Wah itu deh kenikmatannya kopdar sama teman-teman, selain akhirnya bisa melihat sosoknya di depan mata live, kita juga bisa makan enak rame-rame jadinya seru banget. Saking serunya tuh pas di rumahnya Vivie abis makan malem kita ngobrol ngalor ngidul bertiga sampe tengah malem. Suami-suami juga ngobrol sendiri dan juga ga kalah seru deh. Lupa juga jam berapa akhirnya kita memutuskan untuk tidur yang aku inget Vivie sama Melani lanjut lagi ngobrolnya di kamar sampai jam 3 pagi.

Hari Kamisnya kita siap-siap untuk melanjutkan "long march" ke Stuttgart. Habis beres-beres dan mandi kita sempat sarapan dan akhirnya tiba saatnya untuk berpisah (kok kayak Teletubbies ya???). Berat juga ya soalnya sudah cocok sih lagian hidup juga jadi rame kalau ada mereka hehehe (dalam arti positif loh ya). Apalagi pisahan sama Patrick. Ya, walaupun singkat waktunya tapi kopdarnya sama Melani dan Vivie benar-benar berkesan deh. Nanti kalau ada waktu yang lebih panjang deh kita maen lagi kesana, moga-moga ngga kapok ya kedatengan kita walaupun kita makannya banyak hehehehe. Atau kalian dateng kesini...kapan saja pintu kami selalu terbuka. Nanti kita puter-puter Bavaria ya.

Cerita selanjutnya di Stuttgart. Disini ada Yola sama Martin. Mereke terhitung juga masih pengantin baru kok hehehe. Sayang waktu mereka nikah, kita ngga bisa dateng. But anyway akhirnya bisa ketemu lagi sama Yola dan kali ini di Jerman ya Nyol bukannya di kantin Petra lagi hehehe. Ya si Yola ini senior aku waktu kuliah dulu dan pernah kerja di satu study center yang sama jaman masih kuliah dulu. Dari Yola masih punya pacar sebelum Martin dan akhirnya dia kecantol sama si Martin ya aku sempat mengikuti juga ceritanya. Walaupun kita ngga begitu dekat tapi kadang kita janjian ketemu di kantin kampus untuk sekedar cerita. Bahkan Yola inlah yang banyak bantu aku kasih info ttg Jerman dan juga sewaktu aku ngurus Visa pertama kali. Bisa dikatakan secara tidak langsung dia ini konsultan pribadiku karena aku banyak share ke dia sebelum aku akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan sama Steffen yang aku kenal sudah cukup lama sebagai teman. Kayaknya Yola pun senang ketemu sama Steffen setelah dia banyak dengar dari cerita-cerita aku aja.

Oya, sampai Stuttgart kita disambut soto sebagai menu makan siang...yummy. Dilanjutkan dengan ngopi sebentar dan berangkatlah kita ber-4 ke tengah kota Stuttgart. Ini foto narsis kita. Walaupun sempat hujan tapi narsis jalan terus dong.

Photobucket

Sayang kita cuma stay semalam padahal masih banyak yang mau diceritain dan diobrolin ya Nyol... Next time deh. Kamu juga janji mau kesini kan??? Kita tunggu deh.

Ini foto-foto sebelum kita pamitan untuk pulang.
Photobucket

Photobucket

Hampir satu minggu deh "long march" nya. Jumat kita pulang ke rumah dan langsung tepar. Sabtunya kita ke Dresden karena diundang ulangtahunnya Thomas, temannya Steffen, yang ke-30. Cerita selanjutnya bersambung ya teman-teman. Sekian dulu postingannya, ini di depan mata sudah ada tumpukan baju yang menunggu untuk disetrika. Yippie.

Wednesday, 30 April 2008

Helen Doron TTC

Aku tahu kalau aku banyak utang postingan yang lalu-lalu, seperti cerita kopdaran sama Vivie, Melani dan juga teman aku di Stuttgart Yola. Oya, masih ada satu lagi cerita dari Dresden pas kita diundang ulangtahun temennya Steffen, Thomas. Tapi karena aku ada cerita yang lebih fresh makanya aku posting yang ini dulu yah...cerita kopdaran sama ultahnya Thomas pasti aku posting kok.

So 2 akhir pekan yang lalu aku sibuk wira wiri ke München untuk Training Teachernya Helen Doron. Ya TTC (Teacher Training Course) ini merupakan syarat sebelum aku kerja di Helen Doron sebagai guru bahasa Inggris. Helen Doron sendiri itu seperti kursus bahasa Inggris untuk bayi dari umur 3 bulan sampe anak-anak umur 14 tahun. Untuk lebih jelasnya bisa klik dan cari tahu sendiri ya daripada nanti aku dikirain promosi lagi hehehe.

Weekend yang pertama Training hari ke-1 aku bagai ditabrak sama bus dari kanan. Training hari ke-2, aku bagai ditabrak bus dari kiri. Impas deh. Hari ke-3, aku sudah tewas dengan suksesnya. Kesannya hiperbola banget ya??? hehehe. Ya coba aja deh bayangin. Trainingnya itu mulai dari jam 10 pagi sampe jam 5.30 sore (tapi kenyataannya selalu molor). Aku harus berangkat dari Ingolstadt jam 7.51 naik kereta ke München. Sampai di München suudah jam 9an dan kita harus cari kereta bawah tanah dan kemudian naik Trem menuju Learning Center yang di München. Sampai LC-nya sekitar jam 9.50an.

Acara Training-nya sendiri full. Tiap 1 jam kita dapet break selama 5 menit yang cuma cukup buat ke kamar mandi dan minum. Untuk break lunchnya sekitar 20 menit. Jadwal penuh mulai dari materi pedagogik, pengenalan franchise dan metode, sampai urusan praktek mengajarnya. Terakhir tak lupa kita semua dapet PR untuk besoknya. Kita harus mempersiapkan "demo lesson" kita untuk kelas anak umur 5-9thn. PR inilah yang menyita banyak waktu dan energi, secara kalau pulang sampai rumah sudah jam 1/2 9 malam, belum makan dan bersih-bersih trus lanjut nyiapin PR dan mengerjakannya. Tiap harinya aku tidur jam 2 dini hari belum lagi nggak bisa langsung lelap karena di otak mikir gimana nanti cara ngajarnya dan plus nervous juga. So tepat deh penggambaranku soal "ditabrak bus", karena di hari ke-3 aku bagai mayat hidup hehehe.

Training weekend ke-2 sudah jauh lebih santai walaupun kita tetap ada PR sampai hari Sabtunya. Hari Minggu nya kita juga cuma setengah hari dan materinya cuma tentang Management, bagaimana kita mengatur urusan pajak dan asuransi setelah kita mempunyai penghasilan sendiri. Yang paling emosional adalah hari Jumat Weekend ke-2 dimana kita semua dinyatakan lulus dari Training. Dari 12 orang akhirnya hanya 7 yang bertahan, sisanya ada yang mengundurkan diri karena tidak kuat dan ada juga yang dinilai kurang "qualified" untuk menjadi gurunya Helen Doron. Dibawah ini aku kasih foto-foto jadi bisa lihat sendiri ya situasinya gimana. Pokoknya acara ditutup dengan banjir airmata karena kita semua terharu dan juga berat melepas Trainer kita, Rita Falter, yang sudah banyak sekali memberi pelajaran buat kita. We'll miss you Rita, for sure!

Di meja ini Rita (Trainer kita) sudah menyiapkan amplop dengan nama kita masing-masing dan didalam amplop itu ada 2 notes kecil yang ditulis oleh 2 teman kita (randomly) tentang impression mereka terhadap kita. Cuma boleh nulis yang baik-baik dan manis-manis.
Photobucket

Minuman kemenangan untuk semua yang sudah bertahan menghadapi terjangan bus dari kiri dan kanan...akhirnya lulus...Now I'm officially Helen Doron Teacher...yeah
Photobucket

Kenang-kenangan dari kita untuk Trainer kita, Rita. Boneka malaikat sebagai "guardian angel"
Photobucket

Rita dan malaikat pelindungnya dan kartu ucapan "farewell" dari kita semua
Photobucket

All member of TTC April 2008 in LC Munich (left to right: Rita, Claudia, Heidi, Carol, Christiane, Sanna, Ulrike, and the only guy there, Frans)
Photobucket

Monday, 14 April 2008

Back to school

Hari ini aku mulai lagi sama rutinitas ke kampus. Walah waktu kok cepet banget berlalu ya??? Padahal kan masih mau liburan nih:P:P... Yah apa daya deh kalau memang sudah begitu, mana ditinggal suami training di kota lain lagi selama seminggu. Jadinya sendirian deh:-S. So, tadi pagi setelah mengantar Steffen pergi aku pun langsung mandi dan siap-siap secara harus naik kereta jam 7.51 pagi. Kuliah jam 10 trus ada lagi jam 11 dan jam 12-14. Yang terakhir kuliahnya pake bahasa Jerman. Mana nyasar lagi cari-cari ruangan kelasnya. Akhirnya terlambat dan kedapetan duduk di lantai yang berkarpet coklat hehehe.

Ternyata kelasnya banyak peminatnya. Dan walaupun otakku langsung keriting dengerin dosennya nyerocos pake bahasa Jerman tapi kayaknya sih seru. Maklum deh nanti bakalan ada unsur Literaturenya hehehe. Asyikkkkkkk sukaan aku tuh :D/. Akhir kelas dosennya nyamperin aku, ternyata dia ngenalin maklum deh soalnya murid Master di jurusanku ya cuma aku sendirian dan semester lalu aku sudah pernah kirim email ke dia nanya apakah bisa kuliahnya pake Inggris aja biar gampang (hehehehehe kok uenak ya ngatur-ngatur emang sekolahnya Bapak Ibuku???B-)). Dia tanya apa aku ada kesusahan trus aku bilang iya, abis Bapak ngomongnya cepet banget sampe migrain deh aku @-). Aku ada nanya ke dia kali-kali buku pegangannya ada yang bahasa Inggris aja jadi lebih gampang buat aku trus aku minta ijin nanti untuk ujian akhir aku njawabnya pake Inggris juga. Eh dia bilang kalau dia lebih menganjurkan aku baca bukunya dia (yang notabene bahasa Jerman) karena nanti ujian akhirnya harus pake bahasa Jerman juga. Jadi menerjemahkan teks Chaucer yang menggunakan bahasa Inggris kuno ke bahasa Jerman. Mampus deh #-o.

Well, kata orang sini "muss man durch" yang artinya semua itu harus dijalanin karena tidak ada pilihan lain kan. Teman-teman doakan saja semoga saya bisa bertahan dan survive di kelas ini:-B. Besok pagi aku dihajar 3 mata kuliah secara habis-habisan, karena 2 mata kuliah Seminar dan 1 presentasi dari Prof.ku yang kalau disini namanya "Vorlesung". Besok harus lebih pagi lagi ke kampus yang artinya lebih pagi lagi berangkat ke stasiun. Moga-moga besok nggak terlalu dingin jadi bisa ngengkol sepeda hehehe. Sekarang aku mau mandi dulu biar besok pagi-pagi nggak usah mandi lagi (hiiiii ketahuan ya joroknya :))). Ya maklum de besok jam 6 pagi udah harus ada di stasiun nunggu kereta, lagian udah laku ini deh gapapa jorok dikit :P.

Oya, cerita kopdaran sama Melani di Hannover, Vivie di Dortmund dan Yola di Stuttgart menyusul ya. Lagian kameranya dibawa Steffen jadi belum bisa upload foto-foto. Ditunggu aja deh ya berikut cerita minggu lalu kita di Dresden untuk ngerayain ultahnya Thomas, temen deketnya Steffen, yang ke-30. Seru deh ceritanya beserta foto-fotonya. Sekarang aku mau mandi dulu ya :-*.

Tuesday, 1 April 2008

Kabar dari rumah

Kemarin dapat kabar katanya kompor di rumah meledak dan mamiku tangannya kebakar:-O. Kaget banget deh! Sampai lemes. Langsung aja aku telpon ke Indonesia dan nanya kronologis kejadiannya. Dirumah ada adikku yang cewek, sedangkan mamiku masih di UGD untuk penanganan luka bakar stadium 2. Wah rasanya mau nangis aja deh:(, rasanya mau pulang dan ada disana dalam keadaan seperti ini. Tapi bisa apa juga ya kalau kenyataannya hidup jauh dari keluarga. Paling bisa mau nangis juga harus ditahan-tahan biar mereka nggak kepikiran. Aku pun harus kasih semangat dan bukan malah buat semuanya sedih.

Jadi kronologis kejadiannya adalah, sore itu mamiku seperti biasa sendiri, karena kedua adikku kerja dan papiku yang baru selesai tugas dari Timika sedang dalam perjalanan pulang dari bandara ke rumah. Mamiku mau bikin babi panggang dan barusan saja menyalakan oven. Lagi nonton tv di kamar, mamiku dengar suara keras seperti pintu yang tertiup angin. Dia pikir memang pintu tapi setelah dicek kok tidak ada pintu yang terbuka. Saat kejadian itu hujan deras turun di Surabaya.

Dentuman yang ke dua mamiku keluar lagi dari kamar dan dia langsung kaget karena lihat dibagian bawah kompor sudah ada api besar. Dia mencoba untuk mengambil alat pemadam api tapi entah panik atau memang keras maka alat itu tidak bisa dikeluarkan dari kotaknya. Karena ingin segera melepaskan tutup selang gas di mulut tabung, maka tanpa pikir panjang dia langsung ambil 2 serbet di dapur dan mencoba untuk melepaskan karetnya. Tapi memang karena sudah sangat panas maka karet itu sudah leleh dan menempel di mulut tabung. Mamiku makin bingung dan takut kalau kalau tabung akan meledak. Jadi dengan sekuat tenaga dia angkat tabung dan dia keluarkan dari tempatnya di bawah kompor. Karena memang tabung itu baru jadi masih berat, akhirnya tabung itu terjatuh di lantai. Disini tangan mamiku yang bagian kanan sempat tersembur api.

Akhirnya dia berhasil juga membuka tutup selang gasnya dan seketika apipun mati. Dan mamiku pun baru sadar kalo telapak tangannya kiri dan kanan sudah hangus. Segera dia siram dengan air kran di dapur dan setelah itu dia kasih Bio Plasenton. Tapi lukanya itu makin lama makin panas katanya akhirnya karena nggak kuat dia tambahin odol. Hmmm ini yg seharusnya tidak boleh karena odol itu panas. Untungnya adik2ku nggak lama sudah pulang. Mereka kaget juga lihat mamiku tangannya sudah berwarna merah muda. Adikku saja sampai syok katanya. Tapi dasar mamiku dia malah ketakutan karena dia merasa kecelakaan itu terjadi gara-gara dia salah pasang penutup selangnya.

Setelah ditenangkan sama kedua adikku, langsung adikku yang cewek ambil inisiatif untuk telpon tetanggaku yang kebetulan dokter dan sama adikku tangan mamiku disiram lagi sama air dingin terus menerus. Nggak lama tetanggaku datang dan menurut dia mami ku harus dibawa ke UGD untuk mendapat perawatan lebih lanjut, karena takutnya infeksi.

Malamnya setelah mamiku di rumah sehabis pulang dari UGD aku telpon lagi ke rumah. Mendengar suaranya aku makin ingin pulang walaupun dia bilang kalau dia tidak apa-apa dengan suara khasnya yang cengengesan. Ngobrol ngalor ngidul, mamiku cerita tentang kecelakaan yang menimpa dia. Untung sih tidak terbakar sekujur tangan dan sepertinya memang tidak terlalu parah. Kata papiku sih diduga selang gasnya bocor karena itu keluar api.

PhotobucketAdikku pun langsung kirim foto mamiku lengkap dengan perban di tangannya. Kurang ajarnya dia namain foto itu robocop:P. Melihat foto itu hatiku miris karena kedua tangannya diperban berarti nanti mami bakal susah mau ngerjain apa2:(. Padahal dia di rumah sendiri dan kita memang nggak pake pembantu. Tapi melihat senyum centilnya di foto aku jadi ketawa sendiri. Dasar mamiku...sukanya begitu...centil...sama deh kayak anaknya. Kepikiran dia kesusahan mau pake baju, mau masak, mau beres2, karena dasar orangnya ngga bisa diam. Yang aku pasti kehilangan adalah celotehnya di YM karena sehari-hari ya aku biasa chatting sama mamiku ini. Tapi memang dasar orangnya juga keras kepala, pagi tadi waktu online eh mamiku juga online hehehe...nekat deh. Mau tangan dan jari kebakar dan diperban namanya online dan chatting jalan terus ya Mam.

Masukan untuk Ibu-Ibu atau teman-teman yang menggunakan kompor gas kalau kejadian seperti ini terjadi, api bisa dipadamkan dengan karung goni yang lembab. Tapi ingat api jangan disiram dengan air karena air malah akan membuat api semakin besar. Kalau memang di rumah ada alat pemadam api, sebaiknya setiap tahun dicek dan dibersihkan, juga tiap anggota keluarga atau bahkan pembantu dilatih bagaimana cara penggunaannya. Biar kalau panikpun setidaknya mereka sudah tahu caranya. Dan yang terpenting selalu siap sedia karung goni karena sangat berguna untuk memadamkan api terutama api di kompor gas.

Masukan lainnya adalah bila Ibu-Ibu atau teman-teman menderita luka bakar langsung siram dengan air kran terus menerus selama 15-30 menit, hal ini untuk menghentikan pembakaran hingga kedalam jaringan kulit. Kalau memang sangat parah harus segera dibawa ke UGD. Tapi ingat, jangan sekali-kali diberi odol karena itu adalah salah. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya ya.

Thursday, 27 March 2008

Libur Easter sekalian kopdar

Disini libur paskah lumayan panjang, mulai dari Jumat tgl 21 Maret sampai Senin tgl 24 Maret. Karena Steffen pas libur juga akhirnya kita merencanakan untuk pergi ke Wina, Austria, sekalian kopdar sama mamanya Florian dan Jessica. Jauh hari sebelumnya sudah ijin sama yang punya rumah kalau kita mau kesana dan numpang tidur hehehe. Walaupun pas kebetulan mama papanya Ninis dari Indonesia lagi disana tapi Ibu yang baik ini nggak keberatan loh kita kesana, dan kitapun juga tidak keberatan untuk tidur apa adanya. Ya kan Nis, kita nggak cerewet kan? Maklumlah pasangan preman:D/ hehehe mau tidur dimana aja jadi hehehe.

Photobucket

Photobucket

Jumat pagi-pagi kita rencana untuk jalan dari Jerman dengan perkiraan waktu sampai rumahnya Ninis sekitar jam 12 siang atau jam 1 siang. Hari itu kita disambut dengan salju yang turun dengan derasnya bahkan sepanjang perjalanan tuh salju dengan setia menemani hehehe. Untung banget kita berangkat pagi-pagi jadi kita nggak sempet kena macet karena ada beberapa kecelakaan yang terjadi di Autobahn (jalan tol). Tapi ya tetap saja mobil tidak bisa melaju dengan kencang karena jalan kan licin dan padat juga karena banyak yang mau liburan.

Akhirnya sampai juga di rumah mamanya Florian dan Jessica. Walaupun cape tapi seneng banget akhirnya bisa ketemu dan lihat mahluk imut bernama Ninis ini hehehe :-*. Akhirnya ya Nis, ketemu juga :x. Sudah lama sebenernya aku pengen ketemu sama Ninis ini, tapi ya baru kemarin itu terkabul. Seneng juga deh ketemu sama krucilsnya, Florian dan Jessica. Ya kalau sama Florian memang butuh waktu untuk akhirnya bisa ngobrol dan maen bareng. Maklum deh kalau anak pertama memang biasanya gitu kok, Nis. Kayak aku ini, suka malu-malu awalnya tapi kalau sudah kenal mah jangan tanya hehehe. Nah, kalau si Jessica ini kebalikan dari masnya. Langsung deket dan nemplok. Gampang banget deh ngajak maennya. Wah kalau anak kedua memang lebih preman ya Nis, sama kayak Ibunya hehehehe ;).

Photobucket

Wah selama di rumahnya Ninis aku selalu disuguhi masakan enak-enak khas Indonesia. Bagaikan menemukan harta karun deh hehehe. Apalagi kalau makan trus dibarengi nyambel dan makan rame-rame wah itu benar-benar berkesan loh Nis :D. Secara di sini aku kalau makan sendirian, kalau nyambel nggak ada temennya yang kepedesan berarti nggak seru dong. Terimakasih banget aku sudah disuguhi makanan jadinya bikin repot kamu dan Ibumu.


Hari Sabtunya kita jalan-jalan ke Wina. Walaupun kita sempat khawatir cuaca bakal jelek tapi ternyata lumayan lah. Tidak terlalu dingin dan yang penting tidak turun salju maupun hujan. Perhentian pertama kita diajak ke Dom nya yang besar itu trus menyusuri sepanjang jalan Wina. Banyak turis juga sih. Dari situ kita ke Stadtpark untuk foto-foto sama patungnya Johann Strauss yang terkenal itu. Sempat puter-puter taman sampai akhirnya kita memutuskan untuk segera menuju ke toko Asia tempat Ninis biasa belanja. Disana aku cuma mau beli krupuk Palembang tapi akhirnya jadi beli tepung kanji dan bumbu sate juga hehehe. Wah Nis, krupuknya sudah habis nih. Tidak bertahan lama ternyata hehehe. Uenak puol.

Photobucket

Dari toko asia kita ke Tichy, yang menurut Ninis es krim nya itu sangat terkenal. Dan memang enak loh. Kalau inget-inget jadi terbayang itu es lumer di mulut...maknyus gitu... Aku sendiri nyobain spesialität-nya Tichy, namanya sudah lupa hehehe. Pokoknya bentuknya bunder se bola tennis. Isinya es vanilla dilabur sama hasselnut diluarnya dan lapisan paling dalem ada buah aprikot nya...hmmmm lecker...=P~

Dari Tichy kita sempet menjelajah pasar sampai akhirnya Ninis memutuskan untuk pulang, soalnya memang hari sudah sore dan di rumah kan ada mama papanya Ninis dan anak2nya, kasihan juga kalau ditinggal. Sedangkan aku sama Steffen sudah beli konser nonton musik klasik jam 8 malamnya. Sebelum pisah sempat ditunjukin resto Asia favorit Ninis jadi dinnernya kita bisa kesana.

Photobucket

Jam setengah 8 malam kita sudah sampai di Beethovenplatz tempat konsernya berlangsung. Kita mau lihat Imperial Wien Orchestra yang malam itu akan membawakan komposisi Mozart dan Strauss. Mumpung kita di Wina yang disebut-sebut sebagai "the city of music", kapan lagi bisa lihat orkestra dari Wina hehehe. Mumpung kita dapet harga student untuk 2 orang kita cuma bayar 30€, padahal harga normalnya 39€ untuk satu orang. Hmmm lumayan banget kan. Durasi konser kurang lebih 2 jam dengan 15 menit istirahat di tengah-tengah. Interior ruang konsernya juga bagus dan total pertunjukan juga benar-benar memukau. Selain musik klasik kita juga disuguhi opera dan balet. Pokoknya nggak rugi deh.

Pulangnya kita ketinggalan kereta jam setengah sepuluh malam, alhasil kita harus nunggu 1 jam lagi untuk kereta terakhir menuju Fischamend. Untung deh masih ada kereta.

Photobucket

Hari kedua aku sama Steffen jalan sendiri ke Wina, secara kita juga sudah beli buku dan mulai tahu sama jalan-jalan dan kereta-keretanya. Lagian sungkan juga kalau kita ngajak-ngajak Ninis sedangkan papa mama dan anak-anaknya di rumah. Maybe next time ya Nis kita jalan bareng. Cuaca hari itu lebih jelek karena kita disambut hujan. Tapi dengan hujan itu suhu jadi agak hangat diluar. Tapi overall, cuacanya nggak buruk-buruk amat kok. Perhentian pertama kita adalah Hundertwasser-Krawina Haus. Bangunan rumah yang unik dan berwarna-warni dibangun oleh arsitek bernama Josef Krawina dan seniman yang bernama Friedensreich Hundertwasser. Bagi penggemar arsitek dan seni, tempat ini sangat kita rekomendasikan karena memang bagus. Diseberang bangunan ini ada kompleks pertokoan kecil dimana kita bisa beli souvenir dan hasil-hasil seni baik dari Hundertwasser maupun seniman lainnya. Didalamnya juga ada toilet unik yang berwarna-warni.

Photobucket

Photobucket

Dari sini kita menuju ke Prater. Prater ini ada sebuah public park atau amusement park yang sangat besar semacam Dufan begitu lah tapi kita tidak perlu membayar untuk tiket masuknya. Kalau kita mau main baru kita membayar per wahananya. Yang terkenal disini adalah Riesenrad atau ferry wheel yang sangat besar yang dibangun di tahun 1897 oleh Kaiser Franz Josefs I dengan maksud untuk memperingati 50 tahun tahtanya. Biaya naik Riesenrad ini untuk 1 orang dewasa seharga 8€. Cukup mahal ya, makanya aku dan Steffen mengurungkan niat untuk naik. Selain itu juga antriannya yang amat sangat panjang. Lain kali saja deh, nanti bareng sama kamu ya Nis hehehe :P.

Photobucket

Dari Prater kita menuju ke Staatsoper. Gedung Opera di Wina ini sangat terkenal di seluruh penjuru dunia. Yang membuatnya terkenal pertama adalah Vienna Philharmonic yang merupakan orkestra bergengsi yang hanya main di gedung ini. Yang kedua adalah acara tahunan Vienna Opera Ball yang selalu dihadiri oleh pejabat-pejabat, para bangsawan di seluruh dunia dan juga selebritis dunia. Kita berdua cuma sempat foto-foto dari seberang jalan dan mengintip saja, karena kebetulan hari itu gedungnya tetutup dan terkunci rapat. Lain kali deh sama Ninis lagi hehehe:).

Photobucket

Photobucket

Dari sini kita memutuskan untuk kembali ke Fischamend karena malamnya kita mau langsung balik ke Jerman. Dengan pertimbangan mungkin jalurnya kalau malam tidak akan sepadat keesokan harinya dimana semuanya pasti bakalan pulang balik, istilahnya menghindari arus mudik paskah hehehe. Menuju ke stasiun kereta kita sempat melewati toilet opera teater yang unik. Steffen sempat masuk dan foto-foto hehehe. Lucu juga deh. Dalam perjalanan menuju Fischamend kereta kita sempat mogok di airport, padahal udah tinggal 1 stasiun lagi loh dari Fischamend tapi untungnya kereta bisa jalan lagi. Kita sempet disuruh keluar dan menunggu sekitar 20 menit. Samapi di rumah Ninis kita langsung siap-siap untuk pulang sebelum sempat menyantap makan malam yang sudah disiapkan tuan rumah.

Kita berangkat dari Fischamend sekitar jam 8 malam dan sampai di rumah sekitar jam setengah 1 malam. Steffen kuat tuh nggak ngantuk sama sekali hehehe jadinya kita langsung tembak jos sampai Jerman. Awalnya aku juga masih semangat 45 tapi begitu sudah masuk perbatasan Jerman aku sudah mulai tepar hehehe, mulai deh jurus ngoroknya keluar heheheI-|. Sampai rumah malahan nggak bisa tidur. Beres-beres barang dan nonton sampe akhirnya jam 2 pagi baru tidur. Capek banget tapi senang pastinya.

Liburan kali ini berkesan sekali, karena akhirnya aku bisa ketemu Ninis. Jangan kapok ya Nis sama kita. Kalau ada salah kita dimaafin ya, ga maksud deh. Kalau kita bikin repot dan berantakin rumahmu hehehe mohon maaf juga^:)^. Oya, maaf juga sudah numpang tidur sampai-sampai suami kamu nggak leluasa untuk nonton Formula One pagi-pagi secara kita masih ngorok hehehe. Kalau aku sih sudah bangun tapi kalau Steffen sih mau badai kek gempa kek ngorok jalan terus hehehe emang dasar kebo hehehe. Semoga kita bisa ngebuktiin kalau orang Jerman sama orang Austria cocok juga kok meskipun suka salah ngerti (piye to? bahasa podo Jerman'ne hehehe). Selanjutnya kita berdua tunggu kunjungan balasan dari Fam. Posch. I miss you and your krucils already.