Kemarin dapat kabar katanya kompor di rumah meledak dan mamiku tangannya kebakar. Kaget banget deh! Sampai lemes. Langsung aja aku telpon ke Indonesia dan nanya kronologis kejadiannya. Dirumah ada adikku yang cewek, sedangkan mamiku masih di UGD untuk penanganan luka bakar stadium 2. Wah rasanya mau nangis aja deh, rasanya mau pulang dan ada disana dalam keadaan seperti ini. Tapi bisa apa juga ya kalau kenyataannya hidup jauh dari keluarga. Paling bisa mau nangis juga harus ditahan-tahan biar mereka nggak kepikiran. Aku pun harus kasih semangat dan bukan malah buat semuanya sedih.
Jadi kronologis kejadiannya adalah, sore itu mamiku seperti biasa sendiri, karena kedua adikku kerja dan papiku yang baru selesai tugas dari Timika sedang dalam perjalanan pulang dari bandara ke rumah. Mamiku mau bikin babi panggang dan barusan saja menyalakan oven. Lagi nonton tv di kamar, mamiku dengar suara keras seperti pintu yang tertiup angin. Dia pikir memang pintu tapi setelah dicek kok tidak ada pintu yang terbuka. Saat kejadian itu hujan deras turun di Surabaya.
Dentuman yang ke dua mamiku keluar lagi dari kamar dan dia langsung kaget karena lihat dibagian bawah kompor sudah ada api besar. Dia mencoba untuk mengambil alat pemadam api tapi entah panik atau memang keras maka alat itu tidak bisa dikeluarkan dari kotaknya. Karena ingin segera melepaskan tutup selang gas di mulut tabung, maka tanpa pikir panjang dia langsung ambil 2 serbet di dapur dan mencoba untuk melepaskan karetnya. Tapi memang karena sudah sangat panas maka karet itu sudah leleh dan menempel di mulut tabung. Mamiku makin bingung dan takut kalau kalau tabung akan meledak. Jadi dengan sekuat tenaga dia angkat tabung dan dia keluarkan dari tempatnya di bawah kompor. Karena memang tabung itu baru jadi masih berat, akhirnya tabung itu terjatuh di lantai. Disini tangan mamiku yang bagian kanan sempat tersembur api.
Akhirnya dia berhasil juga membuka tutup selang gasnya dan seketika apipun mati. Dan mamiku pun baru sadar kalo telapak tangannya kiri dan kanan sudah hangus. Segera dia siram dengan air kran di dapur dan setelah itu dia kasih Bio Plasenton. Tapi lukanya itu makin lama makin panas katanya akhirnya karena nggak kuat dia tambahin odol. Hmmm ini yg seharusnya tidak boleh karena odol itu panas. Untungnya adik2ku nggak lama sudah pulang. Mereka kaget juga lihat mamiku tangannya sudah berwarna merah muda. Adikku saja sampai syok katanya. Tapi dasar mamiku dia malah ketakutan karena dia merasa kecelakaan itu terjadi gara-gara dia salah pasang penutup selangnya.
Setelah ditenangkan sama kedua adikku, langsung adikku yang cewek ambil inisiatif untuk telpon tetanggaku yang kebetulan dokter dan sama adikku tangan mamiku disiram lagi sama air dingin terus menerus. Nggak lama tetanggaku datang dan menurut dia mami ku harus dibawa ke UGD untuk mendapat perawatan lebih lanjut, karena takutnya infeksi.
Malamnya setelah mamiku di rumah sehabis pulang dari UGD aku telpon lagi ke rumah. Mendengar suaranya aku makin ingin pulang walaupun dia bilang kalau dia tidak apa-apa dengan suara khasnya yang cengengesan. Ngobrol ngalor ngidul, mamiku cerita tentang kecelakaan yang menimpa dia. Untung sih tidak terbakar sekujur tangan dan sepertinya memang tidak terlalu parah. Kata papiku sih diduga selang gasnya bocor karena itu keluar api.
Adikku pun langsung kirim foto mamiku lengkap dengan perban di tangannya. Kurang ajarnya dia namain foto itu robocop. Melihat foto itu hatiku miris karena kedua tangannya diperban berarti nanti mami bakal susah mau ngerjain apa2. Padahal dia di rumah sendiri dan kita memang nggak pake pembantu. Tapi melihat senyum centilnya di foto aku jadi ketawa sendiri. Dasar mamiku...sukanya begitu...centil...sama deh kayak anaknya. Kepikiran dia kesusahan mau pake baju, mau masak, mau beres2, karena dasar orangnya ngga bisa diam. Yang aku pasti kehilangan adalah celotehnya di YM karena sehari-hari ya aku biasa chatting sama mamiku ini. Tapi memang dasar orangnya juga keras kepala, pagi tadi waktu online eh mamiku juga online hehehe...nekat deh. Mau tangan dan jari kebakar dan diperban namanya online dan chatting jalan terus ya Mam.
Masukan untuk Ibu-Ibu atau teman-teman yang menggunakan kompor gas kalau kejadian seperti ini terjadi, api bisa dipadamkan dengan karung goni yang lembab. Tapi ingat api jangan disiram dengan air karena air malah akan membuat api semakin besar. Kalau memang di rumah ada alat pemadam api, sebaiknya setiap tahun dicek dan dibersihkan, juga tiap anggota keluarga atau bahkan pembantu dilatih bagaimana cara penggunaannya. Biar kalau panikpun setidaknya mereka sudah tahu caranya. Dan yang terpenting selalu siap sedia karung goni karena sangat berguna untuk memadamkan api terutama api di kompor gas.
Masukan lainnya adalah bila Ibu-Ibu atau teman-teman menderita luka bakar langsung siram dengan air kran terus menerus selama 15-30 menit, hal ini untuk menghentikan pembakaran hingga kedalam jaringan kulit. Kalau memang sangat parah harus segera dibawa ke UGD. Tapi ingat, jangan sekali-kali diberi odol karena itu adalah salah. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya ya.
3 comments:
Carol, kalo mau suru adikmu beliin produk HD (high desert)utk luka bakar, bentuknya salep, katanya bisa obati luka bakar sampe tuntas
Susan
wah, thanks buat tips luka bakarnya yah... selama ini taunya kalo kenyonyos selalu dikasi odol. ternyata salah yak? perlu dicatet ni...
duh cepet sembuh ya buat mami...emng gitu orang tua klo ada kesusahan suka ga mau kasi tau n bikin anak kepikiran...
wah karung goni susah nyarinya rol ... ada yang lain? :D
Post a Comment