Friday 26 September 2008

Persamaan

Banyak orang berteman dikarenakan mereka punya persamaan. Betul kan? Akupun juga gampang sekali berteman sama orang yang punya persamaan, baik itu persamaan yang paling umum seperti umur, dll. sampai persamaan2 yang sangat khusus, misalnya suka jenis musik yang sama, film yang sama, hobinya sama, bahkan juga sampai statusnya yang sama, misalnya sama2 sdh menikah.

Selama aku menetap di Jerman ini terus terang susah2 gampang kalau mau mencari teman. Paling banyak aku dapet ya waktu aku masih kursus bhs Jerman di München. Sama-sama murid di kelas itu menjadikan kita dekat, apalagi kita tiap hari ketemuan. Saat itu umur sudah ngga menjadi penghalang. Walaupun kebanyakan dari mereka masih muda2 tapi nyambung juga kok kalo ngomong hehehehe, akupun jadinya selalu berjiwa muda.

Setelah ngga kursus lagi, aku rada kesulitan mencari teman. Walaupun sampai skrg kita tetap keep in touch tapi susah juga kalo mau ketemuan di München. Dapet teman2 banyak paling ketemunya dari dunia maya, seperti blogger. Banyaknya persamaan kita adalah sama2 org Indonesia yang menetap di LN, atau mereka yang menikah dengan pria asing. Asyik juga karena bisa saling bertukar pengalaman, belajar masak, dan pastinya jadi teman ngobrol bahasa Indonesia. Betul loh...ngobrol pake bhs Indonesia atau bahkan bhs Jawaan merupakan kenikmatan tersendiri. Kita bisa melepas kepenatan kita yang tiap harinya ngomong pake bhs alien hehehe.

Kalo teman di luar blogging paling juga kenalnya dari Steffen atau dari tempat kerja. Kalau waktu kuliah sih jangan tanya...temanku bisa dihitung dengan jari. Karena kebanyakan dari mereka sangat individualis jadi ya gitu deh. So, speaking about friends, ada 1 teman yang bisa aku bilang lumayan dekat. Dekatnya karena kita satu tempat kerja dan juga waktu itu trainingnya bareng. Persamaan kita adalah sama2 orang asing di Jerman, sama2 punya suami orang Jerman, dan kebetulan umur kita juga hampir sama (dia lebih muda sih). Dekat aku bilang itu bukannya trus aku bisa cerita semua sama dia...ngga. Well, teman terdekatku sebenarnya adalah mereka yang kutinggalkan di belahan bumi yang lain, dan itu tidak tergantikan. Tapi aku sama Sanna adalah dekatnya karena kita saling men-support satu sama lain.

Dia itu aslinya dari Finlandia dan dia berencana nantinya akan hidup di Finlandia bersama suami dan anak2nya dan membuka sekolah kursus bahasa Inggris. Karena itulah dia mengambil pekerjaan ini karena di tempat kita ini nantinya kita juga bisa ambil certificate untuk membuka sekolah atau sekedar membuat grup di rumah kita sendiri. Sanna ini suka sekali masakan Indonesia, jadinya dia kadang ke rumah hanya untuk sekedar makan dan ngobrol, baik itu tentang pekerjaan atau ttg hidupnya dia. Orangnya cantik dan matanya bagus. Perihal matanya, aku juga sudah bilang terus terang sama dia. Lihat aja kalo ngga percaya, dan untuk catatan, itu bulu matanya semua asli loh dan bukannya tempelan hehehehe.
Photobucket

Perkenalan awal sama dia aku pikir dia orangnya lemah lembut. Well, people say don't judge the book by its cover bener2 terbukti. Ternyata dia itu orangnya galak dan keras, hanya kadang dia ngga pede sama dirinya terutama sama bahasa Inggrisnya. Tapi semuanya itu bisa sangat dimaklumi. Dengan kesibukannya sebagai ibu dari 2 orang anak, dia agak2 susah mengatur jadwal untuk mengajar. Bahkan summer kemarin dia belum dapet kesempatan untuk benar2 meng-handle grup di Learning Center kita. Hal ini dikarenakan dia suka bolak balik ke rumah mertuanya di utara Jerman.

Anyway, aku selalu mendukung dia kalo dia lagi ngga pede. Contohnya kemarin ini dia ada kelas. Dan ini adalah pertama kalinya dia benar2 mengajar. Seperti umumnya guru2 yang lain, awal pelajaran kita diharuskan untuk mempresentasikan sistem dan metode pengajaran kita di depan orang tua. Jangan ditanya deh gimana nervousnya aku waktu itu bahkan yang kedua kalinya saja aku masih gemeteran hehehe. Sore sebelumnya aku sempat telpon dia, dan dia berencana untuk mundur tapi aku bilang kalo semuanya itu akan berlalu dengan cepat, dan yang penting percaya dengan diri sendiri. Hmmm sampai sekarang dia belum cerita lagi sih gimana jadinya kamarin. Mungkin nanti aku telpon dia.

Ini ada beberapa foto Sanna dan anak2nya, Senia dan Elias waktu maen ke rumah. Biasanya mereka anteng di sofaku dan nonton tayangan tv untuk anak2, sementara kita asyik ngobrol. Yah gini ini deh posenya si Elias kalo sudah seru.
Photobucket

Kalau kakaknya lain lagi. Dia sukanya art and craft. Apalagi kalo sudah liat persediaanku yang menumpuk di ruang tamu. Jadinya dia bakal sibuk deh minta sesuatu untuk art and craft. Ini juga waktu di rumah aku dia lagi minta diajarin bikin balon udara.
Photobucket

Monday 22 September 2008

Going Back to Routines

Apa kabarnya teman-teman semua baik yang sudah meninggalkan jejak di SB maupun yang tidak. Maaf ya kalau sudah lama aku tidak berkoar-koar disini karena memang lagi ngga mood nulis dan juga persiapan pulang kampung kemaren.

Tepatnya akhir Juli aku pulang kampung dan bisa spend more time sama keluarga tercinta di Surabaya selama kurleb 6 minggu. Kali ini aku terbang sendiri karena Steffen memang tidak bisa ambil cuti segitu lamanya, jadi dia baru nyusul akhir Agustus. Dia harus sudah cukup puas stay sekitar 2 minggu setengah. Memang ngga lama sih tapi kayaknya sih dia senang sekali secara liburannya full kita pake pelesir kemana2, dari ke Lombok sampai ke Medan. Cape juga sih tapi overall memang seru dan asyik.

10 September kemarin kita balik terbang ke Jerman dan sampenya Kamis tanggal 11 September. Karena dijemput sama mertua akhirnya kita tinggal semalam di rmh papa mamanya Steffen. Jumatnya kembali ke tempat sendiri dan rasanya lega, langsung kita belanja karena tidak ada persediaan konsumsi. Malamnya Steffen mulai berasa ngga enak badan disertai dengan panas. Aku sudah khawatir aja dia kena penyakit serius soalnya badannya panas 2 malam berturut-turut. Tapi Puji Tuhan hari Minggu itu dia sudah berangsur-angsur pulih.

Malamnya kita bikin acara masak2 pake hot stone aja, soalnya aku juga masih males masak yang macem2. Kalau hot stone gini memang praktis. Kita cuma tinggal potong2 daging dan bikin salad aja sebagai pelengkapnya. Mau BBQ kita juga ngga bisa dan udara di luar juga dingin jadi ya kita bikin hot stone aja. Sip deh =P~

Photobucket

Photobucket

So kita sudah balik lagi di Jerman yang hari ini memasuki musim gugurnya, yang mana weekend kemarin München sudah memulai tradisi Oktoberfest nya, dan yang pasti suhu udaranya bikin orang males keluar brrrrrrr....I want my sunshine back :((

Balik lagi deh di kehidupan sehari-hari tanpa leha2. Harus masak sendiri secara ngga ada tukang makanan lewat. Harus beres-beres sendiri dan juga harus balik kerja. Kita mau ngumpulin duit lagi secara sudah habis dipake liburan. Tapi ngga apa2 lah kalau duitnya abis di jalan2 kita berdua rela kok hehehehe. We love travelling :x