Monday 2 April 2007

Nyasar!

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketPerasaan sudah lama juga aku gak posting padahal sih kadang blog-walking. So hari ini akhirnya aku memutuskan untuk menulis sesuatu hehehe. Ini mengenai pengalaman menarikku 2 minggu yang lalu. Kenapa menarik karena pengalaman pertama seumur-umur baru sekali ini aku nyasar. Mana pake nyasarnya di Jerman pula whoa seru deh. Ceritanya begini. Hari itu Jumat 2 minggu yang lalu aku janjian sama teman-teman kursus untuk makan siang bareng, sekalian ceritanya perpisahan sama Joanna (temen kursus dari Peru), karena dia mau berangkat untuk studi ke Madrid. Jadi begitu selesai kursus kita jalan bareng karena kebetulan lokasi restaurantnya gak jauh dari tempat kursus.

Seru juga, ketawa ketiwi, ngobrol ngalor ngidul, but mostly kita ngomongin rencana studi kita. Kebetulan ada juga Frau Maria Wolf, salah satu guru kita, jadi akhirnya kita curhat-curhat mengenai njelimetnya urusan studi di Jerman. The food was good and the owner is very cute hehehe. Memang agak lama nunggu makanannya, sampe aku sama Marcello (temenku dari Itali) bolak balik ngeliatin si koki yang dengan begitu sibuknya masak, bolak balik ke kiri ke kanan, pokoknya kelihatan heboh. Maklum aja kalau lama, la wong kokinya cuma sorangan wae trus yang pesan makanan ada kali 25 orang. Heboh kan? Oh iya pemilik restaurant ini orang Skotlandia asli. Dia hijrah ke Jerman karena memang mau buka usaha dan dia pun ketemu sama si Koki yang berasal dari Belanda, dan akkirnya mergerlah mereka untuk membuka restaurant dengan nama "Culture Essen" di München.

So after lunch aku sama Phuong (temanku dari Vitenam) memutuskan untuk pulang. Kita jalan bareng karena tujuan kita sama yaitu München Hauptbahnhof. Sampai Stasiun dan pisahan sama Phuong aku langusng menuju papan jadwal keberangkatan dan mencari kereta selanjutnya ke Ingolstadt-Nord. Jam menunjukkan pukul 15.45 dan aku menemukan kereta di lajur 24 yang dalam waktu 5 menit akan berangkat. Langsung saja aku lari secepat kilat, maklum kalau terlambat bisa-bisa aku harus nunggu lagi 1 jam. Aku lihat keretanya masih disana dan aku pikir tidak ada salahnya aku ngecek lagi di papan jadwal. Betul kok, di lajur 24 kereta menuju Nürnberg. Langsung aku masuk ke kereta yang hari itu sudah penuh, untung aja ada satu tempat kosong. Memang aku paling sebel kalau naik kereta pulang hari Jumat. Semuanya pada mau liburan, jadinya tuh kereta penuh sama orang plus barang mereka yang juga gila-gilaan.

So kereta pun jalan dan aku mulai mengeluarkan buku Coelho-ku. Sampai perhentian pertama aku mulai curiga, tapi aku masih yakin betul karena aku merasa sudah ngecek jadwalnya sampai 2 kali. Lanjut perhentian kedua, ketiga dan lama-lama aku semakin curiga. Untungnya Steffen telfon karena dia mau jemput aku di stasiun Ingolstadt-Nord. Langsung saja aku tanya dia dan hasilnya aku betul-betul nyasar. Jalur keretanya betul-betul melenceng jauh dari jalurku sehari-hari. Whoa untungnya aku gak langsung panik. Pikirku aku sekarang turun dan ngambil kereta lagi balik ke München. Untungnya perhentian selanjutnya adalah Landshut dan kata Steffen aku bisa turun disitu untuk kemudian nunggu dia jemput aku pake mobil. Dan tanpa pikir panjang aku langsung turun aja.

Hari itu lumayan dingin dan aku nunggu si Steffen jemput aku tanpa mengetahui kalau jemputanku itu bakal makan waktu kurang labih 1 jam. Whoa kedinginan!!! Walaupun kotanya sendiri gak jelek-jelek amat, malahan bagus kok, tapi rasanya badan ini capenya setengah mati dan pengennya langsung pulang dan mandi pakai air hangat. Sekitar 1 jam lebih 10 menit akhirnya datang juga pangeranku dengan kuda hijaunya (alias Steffen dengan VW Polo hijaunya). Coba telat dikit aku pasti sudah membeku hehehe, bisa jadi Snowman kali ya. But thank God he came right on time! Overall it was quite interesting. Sepanjang perjalanan si Steffen cuma senyum-senyum nakal. "So what have you learned?" tanyanya. "Remember that you also almost made the same mistake before?" lanjutnya lagi. Aku cuma menjawab ya ya sambil tersipu-sipu malu. Satu hal aku belajar dari pengalamanku ini: "Malu bertanya sesat dijalan"... Nie wieder! - Never again!

5 comments:

Theresia Maria said...

Untung dijemput yach, kalo endak entar ditempelin anak2 ama wortel dikira snowwoman hihihi.....

L. Pralangga said...

malu bertanya sesat di Jerman, gitu lho yang bener :)

Nunung said...

wah...beruntung Carol punya Steffen, kalo enggak....nggak tahu deh cerita selanjutnya.

Anonymous said...

oiya, kamu g punya Studentticket yah...kalo kita2 sih, bbrp kali nyasar (mostly sih krn Linie yg sama tp ada bbrp rute) ya ho-oh aja...wong ga bayar..

Anonymous said...

ealaha welkom backkk yah kemana ajah. ternyata udah nyasar di jerman hehehe. untung ada jemputan siyap sediah

-maknyak-
http://serambirumahkita.blogspot.com